Imam Ja'far Ash-Shadiq Rahimahullah, Imam Ahli Sunnah, Bukan Milik Syi'ah

Senin, 28 Desember 2009 16:11:50 WIB
Kategori : Al-Masaa'il

Ia adalah Ja'far bin Muhammad bin 'Ali Zainal 'Abidin bin al Husain bin 'Ali bin Abi Thalib, keponakan Rasulullah dan istri putri beliau Fathimah Radhiyallahu 'anha. Terlahir di kota Madinah pada tahun 80 H dan wafat di kota yang sama pada tahun 148 H dalam usia 68 tahun. Ash Shadiq merupakan gelar yang selalu menetap tersemat padanya. Kata ash Shadiq itu, tidaklah disebutkan, kecuali mengarah kepadanya. Karena ia terkenal dengan kejujuran dalam hadits, ucapan-ucapan dan tindakan-tindakannya. Kedustaan tidak dikenal padanya. Gelar ini pun masyhur di kalangan kaum Muslimin. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah acapkali menyematkan gelar ini padanya. Laqab lainnya, ia mendapat gelar al Imam dan al Faqih. Gelar ini pun pantas ia sandang. Meski demikian, ia bukan manusia yang ma'shum seperti yang diyakini sebagian ahli bid'ah. Ini dibuktikan, ia sendiri telah menepisnya, bahwa al 'Ishmah (ma'shum) hanyalah milik Nabi. Imam Ja'far ash Shadiq dikarunia beberapa anak. Mereka adalah: Isma'il (putra tertua, meninggal pada tahun 138 H, saat ayahnya masih hidup), 'Abdullah (dengan namanya, kun-yah ayahnya dikenal), Musa yang bergelar al Kazhim, Ishaq, Muhammad, 'Ali dan Fathimah.

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Mu'awiyah Dan Pertikaiannya Dengan Ali

Minggu, 27 Desember 2009 07:33:37 WIB
Kategori : Fokus : Waqiuna

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kelak akan muncul satu kelompok yang menyempal ketika terjadi pertikaian di antara kaum Muslimin. Kelompok itu akan diperangi oleh kelompok yang lebih mendekati kebenaran dari dua kelompok (yang bertikai itu)" Abu Zakaria an Nawawi berkata di dalam Syarah Shahih Muslim (VII/168): "Riwayat-riwayat ini secara tegas menjelaskan, bahwa Ali Radhiyallahu 'anhu berada di pihak yang benar. Sementara kelompok lain, para pengikut Mu'awiyah Radhiyallahu 'anhu tergolong kelompok yang menyempal, karena takwil keliru. Hadits itu juga menjelaskan, kedua kelompok tersebut tergolong mukmin, tidak keluar dari lingkaran keimanan karena perang tersebut, dan tidak pula disebut fasik. Itulah pendapat kami." Abul Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata di dalam Majmu' Fatawa (IV/467): "Hadits ini, secara tegas menunjukkan bahwa kedua kelompok yang berperang itu, yakni kelompok Ali dan orang-orang yang menyertainya, serta Mu'awiyah dan orang-orang yang menyertainya, berada di atas kebenaran. Dan sesungguhnya, Ali dan sahabat-sahabatnya lebih mendekati kebenaran daripada Mu'awiyah dan sahabat-sahabatnya". Ibnul Arabi juga mengeluarkan pernyataan senada dalam kitab al Awashim halaman 307.

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Mu'awiyah

Sabtu, 26 Desember 2009 03:53:25 WIB
Kategori : Fokus : Waqiuna

Di antara keutamaan Mu'awiyah, yaitu kedudukan beliau sebagai khalul (paman) kaum Mukmimin, sebab saudara perempuannya, Ummu Habibah Radhiyallahu 'anhuma, adalah isteri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Keutamaan beliau lainnya, adalah kedudukan beliau sebagai penulis wahyu Rasul Rabbil 'Alamin. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, yakni ketika Abu Sufyan Radhiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah: "Mu'awiyah aku angkat sebagai penulismu," Rasulullah menjawab,"Ya!". Beliau termasuk orang yang pintar dari kalangan umat ini. Ibnu Sa'ad meriwayatkan dalam ath Thabawat : "Affan bin Muslim meriwayatkan dari Wuhaib dari Daud dari Amir, ia berkata,'Hakim umat ini ada empat, (yaitu) Umar, Ali, Zaid dan Abu Musa Radhiyallahu 'anhum. Orang yang pintar (dari) umat ini ada empat, (yaitu) Amru bin al Ash, Mu'awiyah bin Abi Sufyan, al Mughirah bin Syu'bah dan Ziyad Radhiyallahu 'anhum". Khalifah Umar mengangkatnya sebagai Gubernur Syam, dan terus memegang jabatan itu pada masa kekhalifahan Utsman Radhiyallahu 'anhu. Beliau sangat pandai dalam mengendalikan pemerintahan, dan ahli dalam mengatur negara. Imam al Bukhari meriwayatkan dalam Tarikh-nya, dari Ibrahim bin Musa dan Hisyam bin Yusuf dari Ma'mar, ia berkata: "Saya mendengar Hammam bin Munabbih meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Belum pernah saya menemukan orang yang paling ahli dalam mengatur pemerintahan selain Mu'awiyah Radhiyallahu 'anhu"

Husain Bin Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhuma

Jumat, 25 Desember 2009 07:51:06 WIB
Kategori : Al-Masaa'il

Beliau adalah seorang Imam di antara imam-imam Ahlu Sunnah, memiliki kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan sangat dicintainya. Dari Ibnu Abi Nu’mi, ia berkata: "Aku mendengar 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhuma ketika ditanya oleh seseorang (yang datang dari Irak) tentang hukum orang yang berihram- (kata Syu’bah: saya menduga ia bertanya tentang hukum) membunuh lalat-. Maka 'Abdullah bin 'Umar berkata: "(Lihatlah) orang-orang Irak bertanya tentang hukum membunuh seekor lalat, padahal mereka telah membunuh putra dari putri Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Keduanya (Hasan dan Husain) adalah dua buah tangkai bungaku di dunia". Adz-Dzahabi rahimahullah dalam Siyar A’lâm Nubalâ’ membawakan riwayat dari Jâbir Radhiyallahu 'anhu yang ketika melihat Husain bin ‘Ali masuk ke dalam Masjid mengatakan: “Barangsaiapa yang ingin melihat seorang sayyid (pemuka) dari para pemuda ahli sorga maka lihatlah Husain Radhiyallahu 'anhu ini”. Saya mendengar hal itu dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam". Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Husain termasuk bagian dariku dan aku termasuk bagian darinya, Allah akan mencintai siapa saja yang mencintai Husain. Dan Husain adalah satu umat di antara umat-umat yang lain dalam kebaikannya"

Pesta Duka Di Hari 'Asyura

Kamis, 24 Desember 2009 08:02:09 WIB
Kategori : Fokus : Waqiuna

Ibnu Katsîr rahimahullah berkata: "Setiap muslim akan merasa sedih atas terbunuhnya Husain Radhiyallahu 'anhuma. Sesungguhnya dia adalah salah seorang dari generasi terkemuka kaum muslimin, juga salah seorang ulama di kalangan para Sahabat, dan anak dari putri kesayangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia adalah seorang ahli ibadah, seorang pemberani dan pemurah. Tentang apa yang dilakukan Syiah (di hari 'Asyura) seperti bersedih-sedih dan berkeluh-kesah merupakan tindakan tidak pantas. Boleh jadi, itu mereka lakukan adalah karena pura-pura dan riya. Sesungguhnya ayah Husain ('Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu 'anhuma) jauh lebih afdhal (utama) darinya. Beliau juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Akan tetapi, mereka tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari berkabung layaknya hari kematian Husain Radhiyallahu 'anhuma (yang diperingati). 'Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu 'anhu terbunuh pada hari Jum'at saat keluar rumah mau melaksanakan shalat Subuh, pada tanggal tujuh belas Ramadhan, tahun 40 H. Demikian juga 'Utsmân Radhiyallahu 'anhu, beliau lebih mulia dari 'Ali Radhiyallahu 'anhu dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama'ah. Beliau dibunuh saat terjadi pengepungan terhadap rumahnya, pada hari tasyriîq di bulan Dzulhijjah, tahun 36 H. Beliau disembelih dari urat nadi ke urat nadi. Tidak pernah ada orang berduka di hari kematiannya.

Peristiwa Karbala Dalam Pandangan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Rabu, 23 Desember 2009 15:50:57 WIB
Kategori : Fokus : Waqiuna

Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan dalam kitab Aqidah al-Wasithiyyah : "Ahlussunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat Radhiyallahu 'anhum. Dan mereka juga mengatakan: “Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat Radhiyallahu 'anhum (pertikaian atau peperangan) ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya (serta ada pula yang shahih-pen). Riwayat yang shahih. menyatakan, bahwa para Sahabat Radhiyallahu 'anhum ini ma'dzûrûn (orang-orang yang diberi udzur). Baik dikatakan karena mereka itu para mujtahid yang melakukan ijtihad dengan benar ataupun juga para mujtahid yang ijtihadnya keliru.” Ahlussunah wal Jama'ah memposisikan riwayat-riwayat ini. Ketiga riwayat ini bertebaran dalam kitab-kitab tarikh (sejarah). Dan ini mencakup semua kejadian dalam sejarah Islam, termasuk kisah pembunuhan Husain bin Ali Radhiyallahu 'anhuma di Karbala. Sebagian besar riwayat tentang peristiwa menyedihkan ini adalah kebohongan belaka. Sebagian lagi dhaif dan ada juga yang shahih. Riwayat yang dinyatakan shahih oleh para ulama ahli hadits yang bersesuaian dengan kaidah ilmiah dalam ilmu hadits, inilah yang wajib dijadikan pedoman dalam mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

First  Prev  113  114  115  116  117  118  119  120  121  122  123  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin