Kategori Risalah : Do'a & Taubat

Tabarruk Dengan Meminum Air Zamzam

Kamis, 9 Agustus 2012 10:47:14 WIB

Zamzam adalah sumur yang diberkahi lagi terkenal berada di dalam Masjidil Haram di sebelah timur Ka’bah. Adapun asal-usul sumur ini adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma -dari hadits yang panjang- bahwa Ibunya Isma’il ketika merasakan dahaga, ia dan anaknya -Isma’il- mencari air. Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata: “Maka ketika berada di Marwah, ia mendengar suara yang berkata: ‘Diamlah.” (sumber suara tersebut) menginginkan dirinya (Hajar) kemudian ia ingin mendengar dengan seksama lalu ia mendengar suara itu, maka ia berkata: ‘Sesungguhnya engkau telah memperdengarkan kepadaku, adakah bantuan darimu.’ Ternyata ia adalah Malaikat yang berada di tempat zamzam, maka Jibril mencari sumber air dengan tumitnya lalu dengan sayapnya hingga keluarlah air, lalu Ibu Isma’il membuat kolam, ia berkata dengan tangannya begini, lalu ia mulai menggayung air untuk meminumnya, hal tersebut dilakukan dengan cepat setelah menggayung.” Ibnu ‘Abbas berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Allah telah merahmati Ibu Isma’il, seandainya ia membiarkan zamzam, atau seandainya ia tidak menggayung, maka air zam-zam akan mengalir terus.” Nabi bersabda: “Maka ia meminumnya lalu menyusukan bayinya.” Air zamzam masih terus keluar dan dimanfaatkan oleh penduduk Makkah hingga kabilah Jurhum meremehkan kehormatan Ka’bah dan negeri Haram, lalu tempat keluarnya air zamzam tersebut menghilang.

Sifat Tabarruk Dengan Meminum Air Zam-Zam

Kamis, 9 Agustus 2012 10:28:12 WIB

Dan di antara Sunnahnya juga adalah berdo’a pada saat meminum air zamzam dengan apa yang ia inginkan dari do’a-do’a yang disyari’atkan dan ia berniat sesuka hatinya dari kebaikan dunia dan akhirat seperti berobat atau mengambil manfaat dan semacamnya, atas dasar hadits: “Zamzam itu menurut apa yang diniatkan peminumnya,” sebagaimana penjelasan yang telah lalu. Diriwayatkan bahwa Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma ketika minum air zamzam ia berkata: “Ya Allah, aku memohon padamu ilmu yang bermanfaat, rizki yang banyak dan kesembuhan dari seluruh penyakit.” Dan di antara adab ketika minum air zamzam adalah apa yang diriwayatkan di dalam Sunan Ibni Majah dan selainnya bahwasanya seseorang datang kepada Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu, maka ia (Ibnu ‘Abbas) berkata, “Darimana engkau datang?” Ia menjawab: “Dari sumur zamzam.” Ibnu ‘Abbas berkata, “Apa engkau minum darinya sesuai dengan apa yang seharusnya?” Ia menjawab, “Bagaimana itu?” Ibnu ‘Abbas berkata, “Jika engkau minum zamzam, maka menghadaplah ke Kiblat dan sebutlah Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala, bernafaslah tiga kali dan perbanyaklah meminumnya, lalu apabila engkau sudah selesai, maka pujilah Allah Subhanahu wa Ta’ala karena sungguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhya tanda di antara kita...

Hukum Wudhu’, Mandi Junub, Istinja’ (Cebok) Dengan Air Zamzam. Memindahkan Air Zamzam Keluar Negeri

Rabu, 8 Agustus 2012 23:35:26 WIB

Madzhab (pendapat) dari kebanyakan ulama menyebutkan bahwasanya tidak dimakruhkan berwudhu’ dan mandi dengan air zamzam. Dalam suatu riwayat dari Imam Ahmad bahwasanya ia memakruhkannya oleh karena telah ada kabar dari al-‘Abbas Radhiyallahu anhu bahwa ia berkata tentang air zamzam, “Aku tidak menghalalkannya bagi siapa yang mandi, ia hanya halal dan boleh untuk orang yang meminumnya.” Dan karena ia menghilangkan apa yang menghalangi (seseorang) dari shalat, ia seperti menghilangkan najis dengannya. Dan di antara dalil-dalil jumhur seperti apa yang telah disebutkan oleh an-Nawawi: “Nash-nash yang benar, jelas dan mutlak dalam segala air tanpa ada perbedaan, bahwasanya kaum Muslimin berwudhu’ darinya dengan tanpa diingkari.” Lalu ia berkata: “Tidaklah benar apa yang mereka sebutkan tentang al-‘Abbas Radhiyallahu anhu, namun hal itu hanya yang diriwayatkan dari ‘Abdul Muththalib.” Kalau pun hal itu benar dari al-‘Abbas, tidak boleh meninggalkan nash-nash yang ada karenanya. Maka, para sahabat kami menjawab -orang-orang bermazhab Syafi’i- bahwa hal itu mungkin saja dilakukannya pada waktu kesulitan air oleh sebab banyaknya orang yang minum.” Ibnu Qudamah menguatkan ketidakmakruhannya"

Mengharap Berkah Melalui Dzikir Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Jumat, 3 Agustus 2012 06:18:49 WIB

Hakikat dari keberkahan adalah kebaikan yang senantiasa ada, kontinu, melimpah dan semakin bertambah. Dan semua kebaikan baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala -sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada bahasan pendahuluan-. Karena itu, keberkahan tidak boleh diharapkan dan diminta kecuali hanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, atau boleh juga melalui segala sesuatu yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala titipkan suatu keberkahan kepadanya, yang tentunya dengan cara yang sesuai dengan syariat (masyruu’). Dan dzikrullaah (dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) merupakan salah satu sarana dalam mencari keberkah-an dari-Nya. Dzikir (mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala) dapat dilakukan dengan hati (bil qalbi), dan dapat pula dengan lisan (bil lisaan). Namun yang terbaik (al-afdhal) adalah dengan hati dan lisan sekaligus, tetapi jika dibatasi pilihannya hanya pada salah satu dari keduanya, maka dengan hatilah yang lebih utama (afdhal), karena dzikir hati (dzikrul Qalbi) akan membuahkan pengetahuan (ma’rifah) dan membang-kitkan rasa cinta (al-mahabbah) dan rasa malu (al-hayaa’), melahir-kan rasa takut (makaafah) serta menghadirkan rasa pengawasan (muraaqabah) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala

Hubungan Antara Do'a Dan Dzikir

Kamis, 2 Agustus 2012 06:45:46 WIB

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Yang disunnahkan (mustahab) dalam berdo’a adalah seorang yang berdo’a memulai do’anya dengan pujian-pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antara permohonan yang akan disampaikannya, kemudian baru mengungkapkan keinginan-keinginannya, selanjutnya beliau menyebutkan beberapa dalilnya yang menjelaskan hal ini. Karena itu at-tawassul (memilih salah satu bentuk ibadah dalam rangka mendekatkan diri-pent.) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menggunakan salah satu nama dari Nama-Nama Allah yang baik (al-Asmaa-ul Husnaa) atau dengan salah satu sifat dari Sifat-Sifat-Nya yang tinggi (ash-Shifaatul ‘Ulyaa) di dalam berdo’a merupakan salah satu bentuk tawassul yang dibolehkan oleh syariat (at-tawas-sul al-masyruu’). Contohnya, seorang Muslim berucap dalam do’a-nya, “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, Engkau Mahapengasih lagi Mahapenyayang, Mahalembut lagi Mahamengetahui, berikanlah kesehatan kepadaku.” Atau ia berkata, “Aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, rahmati dan ampunilah dosaku.”

Keberkahan Dzikir Dan Keutamaan-Keutamaannya

Rabu, 1 Agustus 2012 23:46:46 WIB

Dzikir menguatkan ingatan, sehingga ia mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu ia lakukan tanpa dengan berdzikir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajari anaknya Fathimah Radhiyallahu anhuma dan (menantunya) ‘Ali Radhiyallahu anhu agar bertasbih setiap malam ketika akan tidur sebanyak 33 kali, dan bertahmid sebanyak 33 kali dan bertakbir sebanyak 34 kali. Ketika ia (Fathimah Radhiyallahu anhuma) meminta pembantu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengadu kepadanya tentang apa yang ia hadapi dalam berumah tangga, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari hal tersebut di atas, kemudian bersabda:“Itu lebih baik dari kalian berdua dari seorang pembantu.” Dikatakan bahwa, “Barangsiapa yang terus menerus secara kontinu melakukan hal tersebut, maka akan mendapatkan kekuatan pada raganya sehingga ia tidak lagi memerlukan pembantu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwasanya kalimat “لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ”, memiliki pengaruh yang luar biasa dalam membantu kegiatan-kegiatan yang sulit dan meringankan kususahan dan kesulitan

First  Prev  1  2  3  4  5  6  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin