Kategori Al-Masaa'il

Riwayat-Riwayat Yang Menceritakan Kejelekan Sahabat

Jumat, 8 Juli 2011 23:34:16 WIB

Adanya riwayat-riwayat serta atsar-atsar yang menceritakan kejelekan para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, merupakan peluang besar bagi musuh-musuh Islam, baik dari dalam maupun dari luar, untuk berebut menghancurkan pilar-pilar Islam. Para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum adalah sanad pertama bagi sampainya Islam kepada seluruh kaum Muslimin di dunia. Jika sanad ini runtuh, maka runtuhlah kepastian kebenaran Islam. Pada gilirannya, kaum Muslimin pun tidak akan memiliki persepsi yang satu tentang Islam. Mereka akan berselisih pemahaman, dan akhirnya akan terpecah belah. Maka terpuruklah mereka. “Perbedaan persepsi, perselisihan paham dan perbedaan madzhab akan mengakibatkan perpecahan fisik”. Apalagi jika masalahnya menyangkut masalah prinsip ajaran Islam. Sebelum menjawab secara garis besar tentang riwayat-riwayat ini, perlu diingatkan kembali, bahwa kewajiban setiap orang beriman ialah memuji, mendoakan, memohonkan ampun, menyanjung, serta tidak mencela sahabat Radhiyallahu ‘anhum. Itulah sikap Ahlu Sunnah wal-Jama’ah terhadap para sahabat Radhiyallahu ‘anhum. Dalil-dalil tentang itu sangat banyak dan sudah banyak ditulis.

Penghuni Shuffah

Jumat, 1 Juli 2011 23:29:34 WIB

Persaudaraan (almuâkhâh) yang dijalin oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam antara kaum Muhâjirîn dan Anshar sudah merupakan salah satu solusi untuk meminimalisir problematika di atas. Kaum Anshar sudah mencurahkan segala kemampuan dalam rangka membantu kaum Muhâjirîn. Namun sebagian kaum Muhâjirîn ini masih membutuhkan tempat tinggal. Ditambah lagi, intensitas gelombang hijrah yang tak kunjung berhenti, terutama sampai menjelang perang Khandaq. Tak diragukan, bila kondisi ini mendorong Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mulai memikirkan tempat berteduh bagi orang-orang fakir yang sudah menetap di Madinah. Momen yang tepat pun datang. Manakala perintah pengalihan arah kiblat datang dari arah Masjidil Aqsha ke arah Ka’bah, akibatnya tembok yang sebelumnya berada di depan, kini menjadi di belakang masjid. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar tempat itu diberi atap. Akan tetapi, bagian sisi-sisi pinggirnya masih dibiarkan terbuka tanpa tembok penutup. Itulah tempat yang kemudian dikenal dengan shuffah yang akan menjadi tempat tinggal bagi kaum Muhâjirîn yang papa. Secara pasti, tidak diketahui berapa luas shuffah. Tapi yang jelas, tempat itu bisa menampung banyak orang. Sampai-sampai Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjadikan tempat itu sebagai tempat walîmah (acara makan makan) yang dihadiri oleh 300 orang.

Kemulian Lain Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu

Jumat, 17 Juni 2011 23:26:32 WIB

Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang mengarahkan pembicaraannya langsung kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu sebagai seorang murabbi (pendidik), pembimbing (mursyid) sekaligus sebagai guru. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ”Wahai, Abu Hurairah. Jadilah engkau sebagai seorang yang wara, niscaya engkau menjadi orang yang paling mengabdi kepada Allah. Jadilah engkau seorang yang qana’ah (merasa cukup dengan yang dimiliki), niscaya engkau menjadi orang yang paling bersyukur. Cintailah untuk manusia apa yang engkau sukai untuk dirimu, niscaya engkau menjadi mukmin. Berbuat baiklah kepada tetangga yang bersebelahan denganmu,niscaya engkau menjadi seorang muslim; dan sedikitlah tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati.” Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu memahami wasiat ini dan semangat melaksanakannya. Sehingga kita mengenalnya sebagai orang yang wara, jauh dari gemerlap kehidupan dunia, harta dan hidup sederhana. Dia sangat jauh dari ambisi jabatan kepemimpinan dan fitnah. Kita akan mengetahui, (bahwa) ia sebagai seorang yang mencintai manusia dengan mengajarkan ilmu kepada mereka. Dia seorang yang memiliki semangat tinggi memahamkan hadits, serta seorang yang selalu berbuat baik kepada tetangganya. Ammar binYasir mengakui keutamaannya ini.

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Pribadi Yang Mengagumkan

Selasa, 14 Juni 2011 23:23:39 WIB

Namanya pada masa jahiliyah -menurut pendapat yang rajih- adalah Abdu Syams, sebagaimana ditetapkan Imam Bukhari, AtTirmidzi dan Al Hakim. Adapun setelah masuk Islam, namanya telah dirubah oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini, dikarenakan tidak boleh memberi nama seseorang dengan nama “hamba fulan” (Abdul Fulan) atau hamba sesuatu. Yang boleh, hanya hamba Allah (Abdullah) semata, sehingga beliau diberi nama Abdullah atau Abdurrahman, namun Abdurrahman-lah yang lebih rajih. Nama tersebut merupakan salah satu nama dari sekian nama-nama yang dimiliki Abu Hurairah. Menurut Al Hakim, nama itulah yang paling shah. Akan tetapi, Abu Ubaid berkata, bahwa nama beliau adalah Abdullah; dan Ibnu Khuzaimah terbiasa menggunakan nama tersebut. Imam Bukhari dalam kitab Al Adab Al Mufrad mengutip dari Musa bin Ya’qub Al Juma’i yang telah bertemu dengan sahabat-sahabat setia Abu Hurairah. Bahwa sebelumnya, Abu Hurairah bernama Abdullah. Hal ini membuat Ibnu Hajar mengakui adanya kemungkinan benarnya dua nama tersebut. Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu adalah orang Dausi –dengan difathahkan huruf “dal” dan disukunkan huruf “waw”- berasal dari Bani Daus bin ‘Adtsan.

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Teraniaya (2)

Senin, 13 Juni 2011 23:05:05 WIB

Mereka menyatakan: “Karena seringnya ia meriwayatkan hadits, Ummul Mukminin ‘A’isyah dan para sahabat yang utama menuduhnya sebagai berbicara tak keruan (mazzah), berbohong (kadzdzab) dan lain-lain. Umar mengancam akan memukul dan mengasingkannya apabila ia meriwayatkan hadits. Ia sendiri mengaku tidak berani mengucapkan sebuah hadits dizaman Umar. Ummul Mukminin ‘A’isyah mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengar Rasul bercerita seperti yang disampaikan Abu Hurairah. ‘Ali menamakannya pembohong umat. Demikian juga tokoh-tokoh yang terdahulu. Juga menyatakan: “Hadits-hadits yang disampaikan Abu Hurairah, menurut Abu Muhammad bin Hazm berjumlah 5374 buah. Bila dibandingkan dengan seluruh hadits yang disampaikan oleh keempat Khulafa’ur-Rasyidin, jumlah ini sangat banyak. Abu Bakar, misalnya, menyampaikan 142 hadits (yang dimasukkan dalam Bukhari, 22), ‘Umar 537 hadits (yang dianggap shahih, 50), ‘Utsman 146 (Bukhari memasukkan 9 hadits, muslim 5), dan ‘Ali 586 hadits (yang diangap shahih 50); semuanya hanya 1411 hadits dan itu berarti cuma 21 % dari jumlah hadits yang disampaikan Abu Hurairoh seorang diri. Dan jumlah ini hampir sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur’an.

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Teraniaya (1)

Kamis, 9 Juni 2011 11:45:20 WIB

Mencela dan melecehkan para sahabat dengan penghinaan dan tuduhan ngawur merupakan cara-cara pengikut iblis dan musuh-musuh Islam. Tujuan mereka sebenarnya hanyalah berusaha mencela dan merendahkan para saksi kebenaran islam dan hendak mencela Rasululloh dengan menyatakan beliau memiliki sahabat-sahabat yang jelek dan tidak memilih sahabat yang baik saja. Akhirnya dengan cara ini mereka ingin menghancurkan agama islam dan memadamkan cahayanya. Namun Allah tidak ingin cahaya agamaNya padam, bahkan Allah menyempurnakan cahaya agamaNya walaupun kaum kafir pengikut iblis tidak suka dan marah. Biarlah mereka mampus dengan kemarahan dan kedengkiannya. Mereka hendak memadamkan sunnah Rasulullah dengan slogan yang tanpak luarnya rahmat dan ilmiyah namun menyimpan dendam kusumat dan penipuan besar serta kepandiran. Slogan studi kritis hadits, studi ilmiyah dan kebebasan berpendapat, ini semua hanyalah semu dan fata morgana, tujuannya hanya satu menghancurkan islam dengan segala cara. Oleh sebab itu berhati-hatilah wahai kaum muslimin dari racun yang mereka tebarkan dimana-mana untuk merusak aqidah dan syariat kita. Diantara para sahabat yang mereka serang adalah perawi hadits Nabi terbanyak Abu Hurairah dengan melemparkan tuduhan ngawur dan kritikan tanpa dasar, namun dibungkus dengan kata-kata indah dan ilmiyah sehingga banyak menipu kaum muslimin yang belum mengenal aqidah dan syariat islam.

First  Prev  1  2  3  4  5  6  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin