Sabtu, 21 Februari 2004 13:19:36 WIB
Kategori : Fiqih : Shalat
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : 'Jika shalat hendak didirikan, sedang makan malam sudah dihidangkan, maka mulailah dengan makan malam". Jika shalat hendak didirikan, sementara makanan dan minuman sudah dihidangkan, maka yang lebih dahulu dilakukan ialan makan dan minum, agar konsentrasi orang yang shalat tidak terpecah dan pikirannya tidak tertuju ke makanan dan minuman, agar hatinya teralihkan dari kekhusyu'an, yang menjadi inti shalat. Dengan catatan, jika waktunya tidak mepet dan sempit. Jika waktunya sempit, yang lebih didahulukan ialah shalat daripada mengerjakan yang lainnya, karena sesuatu yang disunatkan tidak dapat mengalahkan sesuatu yang wajib.
Sabtu, 21 Februari 2004 13:14:51 WIB
Kategori : Ahkam
Adapun dalil dari i’tibar (logika) yang benar, yang menunjukkan keharaman merokok adalah karena (dengan perbuatannya itu) si perokok mencampakkan dirinya sendiri ke dalam hal yang menimbulkan hal yang berbahaya, rasa cemas dan keletihan jiwa. Orang yang berakal tentunya tidak rela hal itu terjadi terhadap dirinya sendiri. Alangkah tragisnya kondisi dan demikian sesak dada si perokok, bila dirinya tidak menghisapnya. Alangkah berat dirinya berpuasa dan melakukan ibadah-ibadah lainnya karena hal itu meghalangi dirinya dari merokok. Bahkan, alangkah berat dirinya berinteraksi dengan orang-orang yang shalih karena tidak mungkin mereka membiarkan rokok mengepul di hadapan mereka. Karenanya, anda akan melihat dirinya demikian tidak karuan bila duduk-duduk bersama mereka dan berinteraksi dengan mereka.
Sabtu, 21 Februari 2004 13:00:38 WIB
Kategori : Kitab : Qadha & Qadar
Penanya seharusnya bertanya pada diri sendiri ; Apakah dia merasa dipaksa oleh seseorang untuk menanyakan pertanyaan ini, apakah dia memilih jenis mobil yang dia inginkan ? dan berbagai pertanyaan semisalnya. Maka akan tampak jelas baginya jawaban tentang apakah dia dijalankan atau dibebaskan memilih. Kemudian hendaknya dia bertanya kepada diri sendiri ; Apakah dia tertimpa musibah atas dasar pilihannya sendiri ? Apakah dia tertimpa penyakit atas dasar pilihannya ? Apakah dia mati atas dasar pilihannya sendiri ? dan berbagai pertanyaan semisalnya. Maka akan jelas baginya jawaban tentang apakah dia dijalankan atau dibebaskan memilih. Jawabnya : Sesungguhnya segala perbuatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki akal sehat jelas dia lakukan atas dasar pilihannya. Simaklah firman Allah. "Maka barangsiapa menghendaki, maka dia mengambil jalan menuju Rabb-Nya"
Sabtu, 21 Februari 2004 12:56:07 WIB
Kategori : Bahasan : Bid'ah
Bid'ah adalah sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. "Hendaklah kalian menjauhi perkara-perkara baru yang diada-adakan, karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid 'ah, setiap bid 'ah itu sesat, dan setiap yang sesat itu (tempatnya) di neraka". Dengan demikian, semua bid'ah, baik yang permulaan maupun yang berkesinambungan, pelakunya berdosa, karena sebagaimana dikatakan Rasulullah dalam hadits tadi, "(tempatnya) di neraka" Maksudnya, bahwa kesesatan itu menjadi penyebab untuk diadzab di dalam neraka. Karena Rasulullan telah memperingatkan umatnya terhadap bid'ah, maka dapat dipahami bahwa hal itu benar-benar perusak, karena Rasulullah menyebutnya secara global dan tidak menyebut secara khusus, sebagaimana dalam sabda beliau tadi, "Setiap bid'ah adalah sesat."
Sabtu, 21 Februari 2004 07:36:25 WIB
Kategori : Fiqih : Nasehat
Berikut ini adalah untaian nasehat yang ditujukan kepada generasi muda Ahlis Sunnah wal Jama'ah. Dan yang mendorong saya merangkaikan nasehat ini, adalah fenomena yang dialami oleh banyak pemuda salafiyyin, di berbagai negri islam, dan bahkan di negri-negri non islam, yang dihuni oleh minoritas islam, yaitu berupa perpecahan yang besar. Perpecahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat dalam beberapa masalah ilmiyyah, dan sikap-sikap kongkrit dalam menghadapi sebagian orang yang berseberangan (pendapat). Fenomena ini telah menghambat laju perjuangan dakwah menuju As Sunnah, dan bahkan menghalangi sebagian orang untuk mengikutinya. Padahal sebelumnya masyarakat umum diberbagai daerah dan negri , berbondong-bondong untuk mendalaminya.
Jumat, 20 Februari 2004 15:20:24 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Perkara lain yang juga harus kita perhatikan adalah, bahwa kita memiliki beberapa syabab, yaitu para pemuda yang tidak kita ragukan keikhlasan mereka, namun kita ragukan metodologi mereka, atau kita mempermasalahkan cara atau manhaj mereka. Ada dari orang-orang ini yang mengumpulkan (mencari-cari) kesalahan para penuntut ilmu atau da’i (penyeru) dakwah ini. Mereka himpun setiap kesalahan yang akan diperbuat oleh para da’i atau penuntut ilmu ini , kemudian mereka menelpon masyaikh dan menceritakan kesalahan-kesalahan ini. Ini adalah metode yang jelek, dan orang-orang tersebut, sekali lagi saya katakan, saya tidak ragu dengan keikhlasan mereka, namun cara yang mereka pergunakan ini adalah tidak benar dan cara ini dapat merusak persaudaraan dan menjadikan hati saling bermusuhan antara satu dengan lainnya.
First Prev 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 Next Last
