Selasa, 6 April 2004 09:29:40 WIB
Kategori : Al-Masaa'il : Pemikiran
Kelompok yang berbilang-bilang jumlahnya dan saling bercerai-berai seperti yang dapat disaksikan pada hari ini sama sekali tidak direstui Dienul Islam, bahkan Islam sangat melarang hal itu. Dienul Islam memerintahkan supaya bersatu di atas aqidah tauhid dan pedoman Islam dalam satu jama'ah. Sebagaimana hal itu telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berbilang-bilang jama'ah merupakan tipu daya setan dari jenis manusia dan jin terhadap umat ini. Orang-orang kafir dan munafik dari dahulu senantiasa menebar jaring-jaring makar dan tipu muslihat untuk memecah belah persatuan umat.
Selasa, 6 April 2004 08:59:37 WIB
Kategori : Al-Masaa'il : Pemikiran
Jika seorang muslim memiliki aqidah yang benar maka amal ibadahnya-pun menjadi benar. Sebab aqidah yang benar akan mendorongnya melakukan amal shalih dan mengarahkannya kepada nilai-nilai kebaikan dan perbuatan terpuji. Apabila seseorang telah berikrar tiada Illah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah didasari ilmu dan keyakinan serta ma'rifah, maka akan mendorongnya melakukan amal shalih. Sebab syahadat Laa Ilaaha Illallah bukanlah sekedar kata-kata yang diucapkan lisan begitu saja. Ia merupakan ikrar bagi i'tiqad dan amalan. Ikrar dan syahadat tersebut tidak akan lurus dan berguna kecuali dengan melaksanakan segala konsekwensinya berupa amal shalih.
Selasa, 6 April 2004 08:19:21 WIB
Kategori : Fiqih : Jenazah & Maut
Yang saya ketahui dari syari'at, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat wanita yang meratapi kematian, yaitu wanita yang menangisi mayat dengan suara yang mirip suara burung perkutut. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknatnya karena ratapan itu mengandung perasaan sangat terpukul karena musibah dan sangat menyesal, dan setan meniupkan rasa marah terhadap takdir Allah ke dalam hati wanita. Perkumpulan-perkumpulan yang diselenggarakan setelah meninggalnya si mayat yang mengandung jeritan dan ratapan, semuanya haram dan berdosa besar. Seharusnya kaum muslimin rela dengan qadha' dan qadar Allah. Dan jika seseorang tertimpa musibah, hendaklah mengucapkan. "Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepadaNya kami kembali. Ya Allah berilah aku balasan pahala dalam musibahku ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah ini"
Selasa, 6 April 2004 08:13:23 WIB
Kategori : Bahasan : Tauhid
Makna penghambaan atau perbudakan dalam Islam ialah tunduk dan merendahkan diri serta patuh kepada Allah, dengan mentaati perintah-perintahNya, meninggalkan larangan-laranganNya, selalu berada pada jalanNya dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya sekaligus mengharap pahala dan berhati-hati dari kemarahan serta hukumanNya. Perbudakan dan penghambaan yang sesungguhnya tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada Allah semata. Adapun perbudakan sebagaimana yang kita kenal adalah perbudakan yang muncul karena sebab tertawannya orang-orang kafir oleh kaum muslimin ketika terjadi perang yang memang disyari'atkan, (yang ini tidak termasuk perbudakan sesungguhnya).
Senin, 5 April 2004 11:59:10 WIB
Kategori : Alwajiz : Shalat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang sadl dan menutup mulut ketika shalat." Syamsul Haq berkata dalam 'Aunul Ma'buud (II/347): Al-Khaththabi berkata: As-sadl adalah menjulurkan pakaian hingga menyentuh tanah. Dia juga berkata dalam an-Nailul Authaar: Abu 'Ubaidah berkata tentang makna as-sadl adalah menjulurkan pakaian tanpa melipat kedua sisinya ke depan. Jika dilipat ke depan, maka tidak dinamakan as-sadl. Pengarang kitab an-Nihaayah berkata: Makna-nya adalah berkemul dengan pakaiannya dan memasukkan kedua tangan dari dalam lalu ruku' dan sujud dalam keadaan seperti itu. Ini berlaku pada gamis dan jenis pakaian yang lain. Ada pula yang mengatakan: meletakkan bagian tengah sarung di atas kepala dan menjulurkan kedua tepiannya ke kanan dan ke kiri tanpa meletak-kannya di atas kedua bahu. Al-Jauhari berkata: sadala tsaubahu yasduluhu sadlan, dengan dhammah artinya arkhahu (menjulurkan-nya). Tidak masalah mengartikan hadits pada semua arti ini, karena sadl mengandung banyak arti. Membawa kalimat yang mengandung banyak arti pada semua maknanya adalah madzhab yang kuat.
Senin, 5 April 2004 11:39:08 WIB
Kategori : Risalah : Pakaian, Hiasan
Imam Ahmad meriwatkan dalam musnadnya, beliau berkata : Abu Umamah pernah memakai pakaian baru, ketika pakaian itu lusuh ia berkata : "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku guna menutupi auratku dan memperindah diriku dalam kehidupanku". Kemudian ia berkata : Aku mendengar Umar Ibn Khattab berkata : Rasulullah bersabda : "Siapa yang mendapatkan pakaian baru kemudian memakainya. Dan ketika telah lusuh dia berkata : Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku guna menutupi auratku dan memperindah diriku dalam kehidupanku dan mengambil pakaian yang lusuh dan menyedekahkannya, dia berada dalam pengawasan dan lindungan Allah dan hijab Allah, hidup dan matinya".
First Prev 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 Next Last
