Jumat, 17 Juni 2011 23:26:32 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang mengarahkan pembicaraannya langsung kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu sebagai seorang murabbi (pendidik), pembimbing (mursyid) sekaligus sebagai guru. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ”Wahai, Abu Hurairah. Jadilah engkau sebagai seorang yang wara, niscaya engkau menjadi orang yang paling mengabdi kepada Allah. Jadilah engkau seorang yang qana’ah (merasa cukup dengan yang dimiliki), niscaya engkau menjadi orang yang paling bersyukur. Cintailah untuk manusia apa yang engkau sukai untuk dirimu, niscaya engkau menjadi mukmin. Berbuat baiklah kepada tetangga yang bersebelahan denganmu,niscaya engkau menjadi seorang muslim; dan sedikitlah tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati.” Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu memahami wasiat ini dan semangat melaksanakannya. Sehingga kita mengenalnya sebagai orang yang wara, jauh dari gemerlap kehidupan dunia, harta dan hidup sederhana. Dia sangat jauh dari ambisi jabatan kepemimpinan dan fitnah. Kita akan mengetahui, (bahwa) ia sebagai seorang yang mencintai manusia dengan mengajarkan ilmu kepada mereka. Dia seorang yang memiliki semangat tinggi memahamkan hadits, serta seorang yang selalu berbuat baik kepada tetangganya. Ammar binYasir mengakui keutamaannya ini.
Selasa, 14 Juni 2011 23:23:39 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Namanya pada masa jahiliyah -menurut pendapat yang rajih- adalah Abdu Syams, sebagaimana ditetapkan Imam Bukhari, AtTirmidzi dan Al Hakim. Adapun setelah masuk Islam, namanya telah dirubah oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini, dikarenakan tidak boleh memberi nama seseorang dengan nama “hamba fulan” (Abdul Fulan) atau hamba sesuatu. Yang boleh, hanya hamba Allah (Abdullah) semata, sehingga beliau diberi nama Abdullah atau Abdurrahman, namun Abdurrahman-lah yang lebih rajih. Nama tersebut merupakan salah satu nama dari sekian nama-nama yang dimiliki Abu Hurairah. Menurut Al Hakim, nama itulah yang paling shah. Akan tetapi, Abu Ubaid berkata, bahwa nama beliau adalah Abdullah; dan Ibnu Khuzaimah terbiasa menggunakan nama tersebut. Imam Bukhari dalam kitab Al Adab Al Mufrad mengutip dari Musa bin Ya’qub Al Juma’i yang telah bertemu dengan sahabat-sahabat setia Abu Hurairah. Bahwa sebelumnya, Abu Hurairah bernama Abdullah. Hal ini membuat Ibnu Hajar mengakui adanya kemungkinan benarnya dua nama tersebut. Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu adalah orang Dausi –dengan difathahkan huruf “dal” dan disukunkan huruf “waw”- berasal dari Bani Daus bin ‘Adtsan.
Senin, 13 Juni 2011 23:05:05 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Mereka menyatakan: “Karena seringnya ia meriwayatkan hadits, Ummul Mukminin ‘A’isyah dan para sahabat yang utama menuduhnya sebagai berbicara tak keruan (mazzah), berbohong (kadzdzab) dan lain-lain. Umar mengancam akan memukul dan mengasingkannya apabila ia meriwayatkan hadits. Ia sendiri mengaku tidak berani mengucapkan sebuah hadits dizaman Umar. Ummul Mukminin ‘A’isyah mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengar Rasul bercerita seperti yang disampaikan Abu Hurairah. ‘Ali menamakannya pembohong umat. Demikian juga tokoh-tokoh yang terdahulu. Juga menyatakan: “Hadits-hadits yang disampaikan Abu Hurairah, menurut Abu Muhammad bin Hazm berjumlah 5374 buah. Bila dibandingkan dengan seluruh hadits yang disampaikan oleh keempat Khulafa’ur-Rasyidin, jumlah ini sangat banyak. Abu Bakar, misalnya, menyampaikan 142 hadits (yang dimasukkan dalam Bukhari, 22), ‘Umar 537 hadits (yang dianggap shahih, 50), ‘Utsman 146 (Bukhari memasukkan 9 hadits, muslim 5), dan ‘Ali 586 hadits (yang diangap shahih 50); semuanya hanya 1411 hadits dan itu berarti cuma 21 % dari jumlah hadits yang disampaikan Abu Hurairoh seorang diri. Dan jumlah ini hampir sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur’an.
Kamis, 9 Juni 2011 11:45:20 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Mencela dan melecehkan para sahabat dengan penghinaan dan tuduhan ngawur merupakan cara-cara pengikut iblis dan musuh-musuh Islam. Tujuan mereka sebenarnya hanyalah berusaha mencela dan merendahkan para saksi kebenaran islam dan hendak mencela Rasululloh dengan menyatakan beliau memiliki sahabat-sahabat yang jelek dan tidak memilih sahabat yang baik saja. Akhirnya dengan cara ini mereka ingin menghancurkan agama islam dan memadamkan cahayanya. Namun Allah tidak ingin cahaya agamaNya padam, bahkan Allah menyempurnakan cahaya agamaNya walaupun kaum kafir pengikut iblis tidak suka dan marah. Biarlah mereka mampus dengan kemarahan dan kedengkiannya. Mereka hendak memadamkan sunnah Rasulullah dengan slogan yang tanpak luarnya rahmat dan ilmiyah namun menyimpan dendam kusumat dan penipuan besar serta kepandiran. Slogan studi kritis hadits, studi ilmiyah dan kebebasan berpendapat, ini semua hanyalah semu dan fata morgana, tujuannya hanya satu menghancurkan islam dengan segala cara. Oleh sebab itu berhati-hatilah wahai kaum muslimin dari racun yang mereka tebarkan dimana-mana untuk merusak aqidah dan syariat kita. Diantara para sahabat yang mereka serang adalah perawi hadits Nabi terbanyak Abu Hurairah dengan melemparkan tuduhan ngawur dan kritikan tanpa dasar, namun dibungkus dengan kata-kata indah dan ilmiyah sehingga banyak menipu kaum muslimin yang belum mengenal aqidah dan syariat islam.
Rabu, 8 Juni 2011 22:27:06 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Tak pelak, Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu merupakan tokoh masyhur dalam masalah periwayatan hadits. Dia hidup bergaul dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam pergaulannya ini, dia memanfaatkan secara penuh untuk menggali dan merekam persoalan-persoalan agama yang disampaikan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia ikut menghadiri majelis) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, makan dan minum bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga ikut berperang bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sehingga Rasulullah pun pernah memberikan kepercayaan kepada Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu untuk menyampaikan perintah Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud rahimahullah dengan sanad yang shahih. Abu Hurairah berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kapadaku ,”Keluarlah! Sampaikan kepada orang-orang di Madinah, bahwasanya tidak shahih shalat, kecuali dengan membaca Al Qur’an, sekalipun hanya membaca Al Fatihah dan beberapa ayat tambahan.” Rekomendasi dari Nabi Shallallahu 'alaihi w sallam ini merupakan tautsiq yang sangat berharga, dan kisah-kisahnya banyak tersebar di berbagai kitab. Akan tetapi, para penggugat hadits-hadits Abu Hurairah berpendapat, semuanya berasal dari riwayatnya belaka. Hal ini dijadikan sebagai landasan (untuk menuduh), bahwa hal itu hanya dibuat-buat untuk kepentingan (Abu Hurairah) sendiri dan sanjungan kepadanya. Padahal, tidaklah demikian adanya.
Selasa, 7 Juni 2011 22:52:19 WIB
Kategori : Risalah : Sakit, Obat
Syaithan merupakan musuh nyata manusia. Dia selalu berusaha menjerumuskan manusia kedalam jurang kekafiran, kesesatan dan kemaksiatan. Di dalam menjalankan aksinya itu syaithan memiliki dua senjata ampuh yang telah banyak makan korban. Dua senjata itu adalah syubhat dan syahwat. Dua penyakit yang menyerang hati manusia dan merusakkan perilakunya. Syubhat artinya samar, kabur, atau tidak jelas. Penyakit syubhat yang menimpa hati seseorang akan merusakkan ilmu dan keyakinannya. Sehingga jadilah “perkara ma’ruf menjadi samar dengan kemungkaran, maka orang tersebut tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran. Bahkan kemungkinan penyakit ini menguasainya sampai dia menyakini yang ma’ruf sebagai kemungkaran, yang mungkar sebagai yang ma’ruf, yang sunnah sebagai bid’ah, yang bid’ah sebagai sunnah, al-haq sebagai kebatilan, dan yang batil sebagai al-haq”. Penyakit syubhat ini misalnya: keraguan, kemunafikan, bid’ah, kekafiran, dan kesesatan lainnya. Syahwat artinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan. Sedangkan fitnah syahwat (penyakit mengikuti syahwat) adalah mengikuti apa-apa yang disenangi oleh hati/nafsu yang keluar dari batasan syari’at. Fitnah syahwat ini akan menyebabkan kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang tertimpa penyakit ini. Penyakit syahwat ini misalnya: rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin populer, mencari pujian, suka perkara-perkara keji, zina, dan berbagai kemaksiatan lainnya.
First Prev 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Next Last
