Jumat, 30 Juni 2006 15:45:44 WIB
Kategori : Fiqih : Jenazah & Maut
Saya seorang laki-laki tanpa sebelah kaki. Ketika isteri saya sakit, saya berusaha membawanya ke salah satu rumah sakit di Saudi. Saya selalu menemaninya hingga ia meninggal. Setelah meninggal saya membawanya ke pekuburan dengan menggunakan mobil ambulan yang disertai oleh beberapa karyawan rumah sakit. Hanya saya bersama mereka saat itu, ketika menurunkan jasadnya ke dalam kuburan, mereka yang bukan mahramnya itulah yang melakukannya, adapun saya, karena kondisi kaki saya maka tidak ikut menurunkan. Saya bingung dalam hal ini, apakah saya berdosa karena hal ini, dan apakah ada sesuatu bila jasad mayat wanita diturunkan oleh laki-laki yang bukan mahramnya
Kamis, 29 Juni 2006 11:32:33 WIB
Kategori : Dakwah : Hizbiyyah
Ungkapan "Kebenaran yang tidak teroganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir rapi", ini tidak benar dari Ali, sebab dasarnya ini merupakan ungkapan yang dibuat oleh orang-orang haraki yang masih baru. Agama kita telah tersusun apik tanpa harus ditambah dengan membuat tanzim-tanzim, agama kita telah baku dalam bingkainya tampa harus membuat bingkai baru, agama kita berdiri tegak di atas tanzim. Jika Islam kita terapkan dengan benar sebagaimana yang terjadi pada zaman Rasul, maka secara otomatis kita akan terorganisir rapi. Jika kita masih menyibukkan diri dengan membuat bingkai-bingkai dan tanzim-tanzim baru ; berwala dan bara di atas dasar ini, dan dengan membuat baiat-baiat bid'ah, hal-hal ini seluruhnya pada dasarnya bukanlah dari agama Allah sedikitpun.
Rabu, 28 Juni 2006 13:31:32 WIB
Kategori : Dakwah : Perpecahan !
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Umat Yahudi telah berpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, umat Nashara telah berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Kami bertanya, ‘Siapakah dia wahai Rasulullah ? ‘Beliau menjawab, “Yang aku dan sahabatku ada padanya …” Jadi jalan yang jelas…., jama’ah yang memiliki tanda-tanda ini, kami bersamanya, yaitu, “Yang mengikuti sunnahku dan sunnah sahabatku”. Maka itu jama’ah Islam yang sebenarnya. Adapun yang menyelisihi manhaj ini dan berjalan di atas manhaj yang lain bukanlah bagian dari kami dan kami berlepas diri dari mereka. Demikian juga kami tidak menisbatkan kepada mereka, dan mereka tidaklah behubungan dengan kami.
Selasa, 27 Juni 2006 00:58:43 WIB
Kategori : Al-Ilmu
Bahwa ilmu itu mendahului ahli ilmu dan mengangkat martabat para ahlinya disetiap masyarakat. Jika ia pergi ke Amerika, atau Inggris atau Perancis atau negara mana saja, maka ilmunya akan mengangkat martabatnya diantara minoritas kaum muslimin dan orang-orang yang diserunya berdasarkan ilmu dari kalangan kaum musyrikin, karena mereka akan tertarik kepada kebenaran jika mereka mengetahuinya dan dalil-dalilnya yang nyata dan akhlak para pemeluknya yang mulia, karena Islam adalah agama fithrah (sesuai naluri), agama keseimbangan dan akhlak, agama kekuatan, kesemangatan, persamaan dan semua kebaikan. Maka seorang penuntut ilmu yang berjalan di atas hujjah, ia mengetahui dalil-dalil syar'iyah, mengetahui hukum-hukum Islam dan mengamalkannya, tetap tegak kepalanya di mana saja dan tetap terhormat di mana saja, lebih-lebih di tengah-tengah jama'ahnya dan penduduk negerinya bila mereka mengetahui keilmuan dan wejangannya serta kejujuran dan kehati-hatiannya.
Senin, 26 Juni 2006 01:19:04 WIB
Kategori : Al-Ilmu
Yang ingin aku ingatkan dalam rangka saling menasehati dan saling berwasiat, untuk menetapi kebenaran dan kesabaran adalah masalah ikhlas. Ikhlas merupakan rahasia (diterimanya) ibadah. Kita sering melihat amalan seseorang yang begitu tekun, begitu bersungguh–sungguh, baik dalam mengeluarkan shadaqah atau pun infak akan tetapi itu semua jadi bumerang baginya (tidak mendapatkan pahala). Alloh Jalla Jalaluhu berfirman : “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan". Setiap amalan yang tidak ikhlas, bukan saja amalan tersebut tidak bermanfaat bagi pelakunya tetapi juga menjadi bencana dan bahaya yang akan menimpa pelakunya. Alloh Ta’a la berfirman : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepadaNya (dalam menjalankan agamaNya dengan lurus)"
Minggu, 25 Juni 2006 10:39:09 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj
Orang-orang yang beriman : Yaitu orang-orang yang benar dalam keimanan mereka, bukan orang yang plin-plan. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam mensifati orang-orang munafik. “Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir) ; tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya”. Orang yang plin-plan itu wajah dan keadaan mereka tidak diketahui, seperti seekor kambing yang kebingungan ; terkadang berjalan ke arah sini dan terkadang pergi dari sini. Maka seorang mu’min yang benar, tidak mengenal sikap plin-plan dan tidak merubah sikapnya hanya karena dunia telah berubah.
First Prev 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 Next Last
