Jumat, 16 Oktober 2009 15:53:25 WIB
Kategori : Risalah : Sihir, Dukun
Hipnotis merupakan salah satu jenis sihir (perdukunan) yang mempergunakan jin sehingga si pelaku dapat menguasai diri korban, lalu berbicaralah dia melalui ucapannya dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan sebagian pekerjaan setelah dikuasainya dirinya tersebut. Hal ini bisa terkadi, jika si korban benar-benar serius bersamanya dan patuh. Sebaliknya, ini dilakukan si pelaku karena adanya imbalan darinya terhadap hal yang dijadikannya taqarrub tersebut. Jin tersebut membuat si korban berada di bawah kendali si pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita yang dimintanya. Bantuan tersebut diberikan oleh jin bila ia memang serius melakukannya bersama si pelaku. Atas dasar ini, menggunakan hipnotis dan menjadikannya sebagai cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, benda yang hilang, mengobati pasien atau melakukan pekerjaan lain melalui si pelaku ini tidak boleh hukumnya. Bahkan, ini termasuk syirik karena alasan di atas dan karena hal itu termasuk berlindung kepada selain Allah terhadap hal yang merupakan sebab-sebab biasa dimana Allah Ta'ala menjadikannya dapat dilakukan oleh para makhluk dan membolehkannya bagi mereka.
Kamis, 15 Oktober 2009 22:35:01 WIB
Kategori : Al-Masaa'il : Politik
Menurut para fuqaha kaum Muslimin, al hakim (penguasa) adalah, orang yang (dengannya terjaga) stabilitas sosial di suatu negeri, baik ia mencapai kekuasaan dengan cara yang disyariatkan atau tidak, baik kekuasaan hukumnya menyeluruh semua negara kaum Muslimin, atau terbatas pada satu negeri saja. Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,"Para fuqaha bersepakat atas wajibnya taat kepada imam yang mutaghallib (berkuasa melalui peperangan, kudeta atau cara represif lainnya, Pent.)”. Artinya, para fuqaha telah bersepakat, bila seorang imam berhasil mencapai puncak kekuasaan dengan saif (kekerasan) dan mampu mengendalikan negara dengan kekuatannya, lantas kondisi masyarakat menjadi stabil, maka ia wajib ditaati, karena ia adalah imam dan penguasa bagi kaum Muslimin. Dan sudah diketahui, bahwa para ulama telah bersepakat wajibnya taat kepada penguasa yang ada, baik jumlah imam satu (yang menguasai seluruh negeri kaum Muslimin atau banyak (yang menguasai negeri-negeri tertentu). Sesungguhnya kaum Muslimin tidak bersatu di bawah satu pimpinan sejak masa Imam Ahmad sampai sekarang. Dan kita mengetahui, para imam dan ulama Islam telah menetapkan pada kitab-kitab mereka kewajiban untuk taat kepada penguasa, padahal mereka mengetahui kondisi riil yang ada, karena penguasa telah banyak.
Rabu, 14 Oktober 2009 16:16:11 WIB
Kategori : Aktual
Ya, mendengar dan taat kepada para imam (pemimpin negara) dan Amirul Mukminin, yang baik maupun yang jahat. Ini adalah satu di antara prinsip-prinsip Ahlu Sunnah. Prinsip ini telah dinyatakan secara tertulis oleh para imam (baca: para ulama) dalam kitab-kitab aqidah. Mereka memperingatkan (ummat) untuk tidak melakukan pembangkangan terhadap para pemimpin negara; sebab para ulama tersebut telah memahami dari Sunnah tentang celaan terhadap Khawarij dan tentang fitnah Khawarij yang dialami oleh umat. Karena itulah mereka menyatakan keharusan untuk mendengar dan taat kepada pemimpin dan imam negara, yang baik maupun yang jahat. Ini merupakan prinsip Ahlu Sunnah hingga hari ini. Dengan prinsip inilah Ahlu Sunnah terbedakan dengan kelompok lain, yaitu golongan ahli bid'ah; karena ahli-ahli bid'ah atau sebagian ahli bid'ah berpandangan tidak bolehnya mendengar dan taat kepada para pemimpin negara (yang menurut mereka jahat, Pent). Bahkan sebagian ulama mengatakan, bahwa melakukan pembangkangan terhadap para imam negara merupakan konsekuensi pasti dari bid'ah; ; karena ahli-ahli bid'ah atau sebagian ahli bid'ah berpandangan tidak bolehnya mendengar dan taat kepada para pemimpin negara (yang menurut mereka jahat, Pent).
Selasa, 13 Oktober 2009 02:00:14 WIB
Kategori : Aktual
Dan kami berwasiat kepada saudara-saudara kami kaum Muslimin di Palestina agar tetap bertaqwa kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami juga mewasiatkan kepada mereka agar bersatu dalam kebenaran, tidak berpecah belah dan tidak bertikai serta tidak memberikan kesempatan kepada musuh untuk menghina dan berbuat lebih zhalim lagi. Kami menganjurkan kepada saudara-saudara kami untuk melakukan tindakan-tindakan dalam rangka menghilangkan kezhaliman di daerah mereka sambil terus beramal dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengharapkan ridha-Nya dan isti’anah (memohon bantuan) kepada Allah melalui kesabaran dan shalat serta tetap bermusyawarah dengan para ulama dalam segala urusan mereka. Karena itu adalah tanda mendapatkan hidayah dari Allah. Sebagaimana juga kami mengajak para cendikiawan dunia dan masyarakat internasiobnal secara umum agar melihat musibah ini dengan baik dan adil untuk memberikan masyarakat Palestina apa yang menjadi hak-hak mereka dan menghilangkan kezhaliman. Sehingga mereka bisa hidup mulia. Dan pada kesempatan ini juga, kami berterima kasih kepada semua negara dan individu yang telah berperan dalam membela dan membantu kaum Muslimin Palestina.
Senin, 12 Oktober 2009 22:23:31 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj
Ad-da'wah as-Salafiyah adalah dakwah Islam. Dakwah ini murni, tanpa tambahan-tambahan, hiasan-hiasan, atau dekorasi-dekorasi. Ad-da'wah as-Salafiyah adalah dakwah menuju al Qur`an dan as-Sunnah dengan pemahaman salaful-ummah (generasi terdahulu yang shalih). Jika hanya satu sifat ini saja yang disampaikan kepada setiap orang yang berakal dan berpikir, pastilah sudah cukup, tanpa perlu penjelasan lebih lanjut yang berkepanjangan. Akan tetapi, kita hidup pada zaman yang sulit, penuh kerusakan dan fitnah. Kita hidup pada zaman yang orang-orangnya hidup dengan penuh kontradiksi, kecuali insan-insan yang Allah berikan rahmat-Nya kepadanya (yang akan terlindung dari fitnah ini). Kontradiksi, yang kini sebagian orang dari umat ini sudah terbiasa bergaul dan hidup dengannya, telah menjerumuskan mereka ke dalam ketidakpahaman. Bahkan menjerumuskan ke dalam pemahaman yang keliru dan terbalik. Karena, apabila ketidakpahaman sebagai suatu kesalahan yang ringan, maka pemahaman yang keliru dan terbalik adalah kesalahan yang berlipat ganda dan fatal. Akhirnya, jatuhlah manusia ke dalam kejahilan (kebodohan), yang pada hakikatnya berasal dari diri mereka sendiri. Namun, kemudian mereka putar-balikkan, mereka tuduhkan dan mereka lontarkan kepada orang lain.
Minggu, 11 Oktober 2009 22:14:35 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj
Kelompok-kelompok pergerakan pada zaman sekarang ini; akan kita jumpai sebagian pendiri dan tokoh-tokohnya menjatuhkan kehormatan sebagian sahabat. Ada yang menyatakannya dengan sindiran. Contoh-contohnya sangat banyak. Coba lihat, penulis kitab adh-Dhilal (Dhilalul-Qur`an). Penulis kitab itu (telah) menghina sahabat 'Amr bin al 'Ash dan Mu'awiyyah. Bahkan menganggap kekhilafahan (kekuasaan) Khalifah 'Utsman sebagai pengisi kekosongan belaka antara 'Umar dan 'Ali. Artinya, orang ini mengesampingkan kekhilafahan 'Utsman. Sebagian lagi melontarkan celaan kepada sahabat Mu'awiyyah. Sejumlah orang begitu meremehkan masalah penghinaan yang dialamatkan kepada beliau. Sebagian ulama Salaf berkata: "Mu'awiyyah adalah sitr (kain pelindung) para sahabat. Bila penutup ini sudah tersibak, maka pintu itu akan termasuki". Maksudnya, bila orang sudah berani mencaci-maki Mu'awiyyah, maka pada gilirannya, ia akan terjerumus dalam cacian yang dilontarkan kepada Abu Musa al Asy'ari, 'Utsman, 'Ali dan sahabat lainnya.
First Prev 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 Next Last
