Hikmah Ittiba Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam

Kamis, 27 Januari 2011 22:37:34 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj

Ketaatan kepada Allah dan RasulNya akan menjadikan hati kita hidup. Dan sebaliknya, jika tidak taat, maka hati kita akan mati. Oleh karena itu, hidup matinya hati kita adalah dengan taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita bisa bandingkan orang yang ittiba’ dan orang yang berbuat bid’ah. Orang yang berbuat bid’ah, hati mereka sakit, mati, gelap. Perkataan, wajah dan muka mereka dalam keadaan gelap. Mereka akan masuk ke dalam kubur dalam keadaan gelap. Mereka akan meniti shirat dalam kegelapan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Qayyim, “orang yang berbuat bid’ah, terus berada dalam kegelapan dan kegelapan”. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dijuluki sebagai cahaya, lampu penerang, yang menerangi, yang menunjuki kita dari kegelapan menuju cahaya. Muka memiliki pengaruh, dari perbuatan dosa dan maksiat. Dan kemaksiatan yang terbesar adalah berupa kesyirikan, kemudian perbuatan bid’ah dan kemungkaran. Dengan sebab perbuatan tersebut, maka Allah menjadikan wajah dan muka dia gelap. Demikian juga nantinya pada Hari Kiamat, sebagaimana disebutkan dalam al Qur`an : Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya, (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?Karena itu, rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”.

Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Sebagai Perwujudan Konsekwensi Syahadatain

Rabu, 26 Januari 2011 14:12:41 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah(wafat th. 728 H) berkata, ”Kebahagiaan itu disebabkan karena mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Sedangkan kesesatan dan celaka disebabkan karena menyalahi petunjuk beliau. Sesungguhnya, setiap kebaikan di alam semesta ini, baik yang sifatnya umum atau khusus, sumbernya dari diutusnya Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam . Begitu juga semua kejelekan di alam semesta yang menimpa manusia, disebabkan penyimpangannya terhadap petunjuk Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak mengetahui apa yang dibawa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahwasanya kebahagiaan manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat disebabkan ittiba’ (mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam). Risalah kenabian dibutuhkan oleh seluruh makhluk. Kebutuhan mereka kepada diutusnya Rasulullah di atas seluruh kebutuhan. Diutusnya Nabi Muhammad merupakan ruh bagi alam semesta, cahaya dan kehidupan.” Beliau juga berkata,”Ar Risalah (diutusnya Rasulullah) merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk memperbaiki kehidupan seorang hamba dalam hidupnya ini di dunia dan juga kelak di akhirat. Sebagaimana seorang hamba, dia tidak akan baik untuk kehidupan akhiratnya melainkan dengan mengikuti risalah, yaitu risalah Nabi Muhammad.

Kewajiban Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam (2)

Selasa, 25 Januari 2011 22:58:12 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj

Imam Abu Abdillah bin Ubaidillah bin Muhammad bin Baththah yang wafat pada tahun 387H dalam kitabnya al Ibanah pada juz pertama, berkata: “Wahai saudara-saudaraku, Abu Bakar ash Shiddiq, ash shiddiqul akbar, beliau takut apabila kesesatan menimpa dirinya. Kalau dia menyalahi sesuatu dari salah satu saja dari perintah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, bagaimana nanti akan ada satu zaman, yang orang yang ada di zaman tersebut, mereka memperolok-olok Nabi mereka, mereka memperolok-olok perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mereka berbangga menyalahi Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kita mohon kepada Allah dari ketergelinciran, dan kita mohon keselamatan dari amal yang jelek”. Kita sekarang berada pada abad ke-15 Hijriah. Ibnu Baththah yang hidup pada abad ke-4 Hijriah telah mengingatkan, bahwa nanti akan ada di tengah ummat Islam yang mencela Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan hal ini telah terbukti pada zaman sekarang ini. Dan yang membenci serta mencela Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan saja dari golongan orang-orang yang awam, tetapi juga para ustadz, da’i dan kyai. Jika mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, maka mereka wajib memenuhi konsekuensi dari kalimat tersebut, yaitu mereka wajib ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kewajiban Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam (1)

Senin, 24 Januari 2011 23:16:27 WIB
Kategori : Bahasan : Manhaj

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah menjelaskan tentang orang-orang yang membenci dan tidak mau mengikuti Sunnah, tidak menyampaikan sabda-sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; di antara mereka ada yang sebelumnya telah hafal al Qur`an kemudian lupa, karena yang disampaikan bukan perkataan Allah dan perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi menurut pendapat fulan, sibuk dengan pendapat fulan. Kata Syaikhul Islam,”Wahai saudaraku, berhati-hatilah jika engkau membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau engkau menolak Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam karena mengikuti hawa nafsumu, atau membela madzhabmu, atau membela syaikhmu, membela gurumu, atau kalian menolak Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam karena engkau sibuk dengan dunia, mementingkan dunia, mengikuti syahwat. Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan ketaatan kepada seorang pun, melainkan taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kita wajib berpegang dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kalau seandainya seorang hamba menyalahi seluruh makhluk dan mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah tidak akan bertanya kenapa engkau menyalahi seluruh makhluk. Justru yang akan ditanya, kenapa seseorang tidak mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, tapi malah mengikuti madzhab, syaikh, guru (kyai). Jika ia mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, justru ini yang akan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat.

Haruskah Memberi Sanjungan Kepada Orang Kafir?

Minggu, 23 Januari 2011 23:31:02 WIB
Kategori : Al-Qur'an : Tafsir

Akhir-akhir ini nampak fenomena, adanya sebagian kaum Muslimin yang silau dengan tatanan kehidupan orang kafir yang begitu apik. Ketakjuban sebagian kaum Muslimin, lantaran orang-orang kafir sangat menjaga kedisiplinan, kerapihan, kebersihan, juga kesehatan. Juga karena kemajuan teknologi informasi, komunikasi ataupun peradaban dunia yang telah mereka capai. Padahal itu hanyalah gambaran secara parsial semata. Di balik itu semua, perangai mereka bagaikan serigala yang sangat lapar, memendam dendam kepada kaum Muslimin. Mereka menunggu waktu yang tepat untuk menancapkan kaki-kaki demi menguasai umat Muhammad Shalalllahu 'alaihi wa sallam. Belum lagi dengan kekufuran yang menancap dalam hati, maka dengan tipu muslihatnya, mereka berusaha menyembunyikan tipu dayanya kepada kaum Muslimin. Sehingga sangat aneh, apabila ada seorang muslim yang terpana dan terpesona, dan akhirnya menyanjung orang-orang kafir. Masih membekas di ingatan, kebengisan mereka, kaum imperialis kolonialis (Barat), ketika menjajah tanah kaum Muslimin. Mereka merampak hak dan kehormatan kaum Muslimin. Berbagai jenis siksaan, pembunuhan, pengusiran, hinaan dan perampasan serta tindakan aniaya lainnya, mereka lakukan tanpa peri kemanusian. Adapun pada masa sekarang, dengan semangat kapitalis, mereka pun tetap menjajah negeri-negeri kaum Muslimin. Apakah pantas mereka dipuja?

Bangunan Islam (Syarah Rukun Islam) (2)

Sabtu, 22 Januari 2011 09:41:08 WIB
Kategori : Bahasan : Hadits (1)

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al Hafizh Ibnu Katsir, ketika menjelaskan ayat ini, beliau membawakan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa diberi harta oleh Allah, tetapi dia tidak menunaikan zakatnya, maka pada hari Kiamat, harta itu akan berwujud seekor ular jantan bertanduk lagi memiliki dua taring, yang akan melilitnya. Kemudian ular itu memakannya dengan kedua mulutnya, seraya berkata,'Aku adalah hartamu. Aku adalah harta simpananmu,' kemudian beliau membaca,'Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka'." Meninggalkan zakat temasuk yang menjadi penyebab terhalangnya hujan dari langit. Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi bersabda: “…Mereka tidak mengeluarkan zakat dari harta mereka, sehingga akan tertahan hujan dari langit. Dan kalau saja bukan karena binatang ternak, niscaya mereka tidak akan diberi hujan.

First  Prev  59  60  61  62  63  64  65  66  67  68  69  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin