Senin, 16 April 2012 00:03:43 WIB
Kategori : Kitab : Hari Kiamat (2)
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, bahwasanya ‘Umar pergi bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga sekelompok Sahabat, sehingga mereka mendapati sedang bermain bersama anak-anak di sebuah bangunan tinggi seperti benteng Ibnu Maghalah. Ketika itu Ibnu Shayyad telah mendekati baligh, dia tidak merasakan sesuatu hingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menepuknya dengan tangan beliau, lalu berkata kepada Ibnu Shayyad, “Apakah engkau bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Allah?” Kemudian Ibnu Shayyad menatapnya, lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusannya orang-orang yang ummi (buta huruf),” selanjutnya Ibnu Shayyad berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah engkau bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Allah?” Beliau menolaknya dan berkata, “Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya.” “Apa yang engkau lihat?” Lanjut Nabi. Ibnu Shayyad berkata, “Datang kepadaku seorang yang jujur dan seorang pendusta.” Kemudian Nabi berkata, “Pikiranmu kacau balau, apakah aku menyembunyikan sesuatu darimu?” Kemudian Ibnu Shayyad menjawab, “Ad-Dukh.” “Duduklah, sesungguhnya engkau tidak akan pernah melampaui kedudukanmu,” kata Nabi. Lalu ‘Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Biarkanlah aku memenggal lehernya!”
Minggu, 15 April 2012 23:12:09 WIB
Kategori : Kitab : Hari Kiamat (2)
Dan pada satu riwayat dari Nafi, dia berkata, Ibnu ‘Umar berkata, “Aku telah menemuinya sebanyak dua kali (pada pertemuan pertama) aku menemuinya, lalu aku berkata kepada sebagian mereka (sahabat Ibnu Shayyad), “Apakah kalian mengatakan bahwa dia Dajjal?” Mereka menjawab, “Tidak, demi Allah.” Nafi berkata, Ibnu Umar mengatakan, “Engkau telah berbohong padaku, demi Allah sebagian dari kalian telah mengabarkan kepadaku sesungguhnya dia tidak akan mati hingga dia menjadi orang yang paling banyak harta dan anaknya di antara kalian, demikianlah anggapan tentangnya sampai hari ini.” Dia berkata, “Lalu kami pun berbincang-bincang, kemudian meninggalkannya.” Dia berkata, “Aku berjumpa dengannya pada kesempatan yang lain sementara matanya telah membengkak.” Aku bertanya, “Sejak kapan matamu seperti yang aku lihat sekarang ini?” Dia menjawab, “Tidak tahu.” Aku menyanggah, “Engkau tidak tahu sementara ia berada di kepalamu sendiri?” Dia berkata, “Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan hal ini pada tongkatmu ini.” Beliau berkata, “Lalu dia mendengus seperti dengusan keledai yang paling keras yang pernah aku dengar.” Beliau berkata, “Lalu sebagian sahabatnya mengira bahwa aku telah memukulnya dengan tongkatku hingga matanya cidera, demi Allah, padahal aku sama sekali tidak merasakan (berbuat seperti itu).” Dia (Nafi) berkata, “Dan dia datang kepada Ummul Mukminin (Hafshah), lalu menceritakannya, beliau bertanya, ‘Apa yang engkau inginkan darinya?!
Sabtu, 14 April 2012 22:32:13 WIB
Kategori : Kitab : Hari Kiamat (2)
Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Pendapat yang benar bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, berdasarkan dalil-dalil yang telah lalu, dan tidak mustahil bahwa dia telah ada sebelumnya di pulau tersebut, dan ada di depan para Sahabat di waktu yang lain.” . Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama telah berkata, ‘Kisahnya itu musykil (sulit difahami), dan perkaranya samar-samar, apakah dia itu Masihud Dajjal yang terkenal atau yang lainnya? Akan tetapi tidak diragukan bahwa dia termasuk Dajjal di antara para Dajjal. Para ulama berkata, ‘Nampak di dalam hadits-hadits tersebut bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak diberikan wahyu apakah dia itu Dajjal atau yang lainnya. Beliau hanya diwahyukan tentang sifat-sifat Dajjal, sementara Ibnu Shayyad memiliki ciri-ciri yang memungkinkan. Karena itulah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyatakan secara pasti bahwa dia adalah Dajjal atau yang lainnya, dan karena itu pula beliau berkata kepada ‘Umar, ‘Jika dia memang Dajjal, maka engkau tidak akan pernah bisa membunuhnya. Adapun alasan yang dikemukakan Ibnu Shayyad bahwa dia adalah seorang muslim sementara Dajjal adalah seorang kafir, Dajjal tidak memiliki keturunan sementara dia (Ibnu Shayyad) memiliki keturunan, dan Dajjal tidak akan bisa memasuki Makkah dan Madinah padahal dia bisa memasuki Madinah dan pergi menuju Makkah, semua ini bukan merupakan dalil karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam hanya memberikan sifat-sifatnya ketika fitnahnya muncul dan ketika dia keluar mengelilingi bumi.
Jumat, 13 April 2012 23:25:06 WIB
Kategori : Kitab : Hari Kiamat (2)
Diharamkan kepada Dajjal untuk memasuki Makkah dan Madinah ketika dia keluar di akhir zaman berdasarkan hadits-hadits shahih yang menjelaskan hal itu. Adapun negeri-negeri lainnya, maka sesungguhnya Dajjal akan memasukinya satu persatu. Dijelaskan dalam hadits Fathimah binti Qais Radhiyallahu anhuma, bahwa Dajjal mengatakan, “Lalu aku bisa keluar. Aku akan berjalan di muka bumi, maka tidak akan aku tinggalkan satu kampung pun kecuali aku singgah kepadanya dalam waktu empat puluh malam, selain Makkah dan Thaibah (Madinah al-Munawarah), keduanya diharamkan untukku, setiap kali aku hendak masuk ke salah satu darinya, maka Malaikat akan menghadangku dengan pedang yang terhunus yang menghalangiku untuk memasukinya, dan di setiap lorong darinya ada Malaikat yang menjaganya.” Dan telah tetap (pada sebuah riwayat) bahwasanya Dajjal tidak akan memasuki empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjidil Aqsha. Imam Ahmad meriwayatkan dari Junadah bin Abi Umayyah al-Azdi, dia berkata, “Aku dan seseorang dari kalangan Anshar pergi menemui seseorang dari kalangan Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kami berkata, “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang engkau dengarkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bercerita tentang Dajjal… (lalu dia menuturkan hadits, dan berkata), “Sesungguhnya dia akan berdiam di muka bumi selama empat puluh hari dalam waktu tersebut dia akan mencapai setiap sumber air dan tidak akan mencapai empat masjid: Masjidil Haraam, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjid al-Aqsha.”
Jumat, 13 April 2012 14:59:49 WIB
Kategori : Kitab : Hari Kiamat (2)
Syaikh Rasyid Ridha, beliau mengingkari bahwa Dajjal memiliki keluarbiasaan. Beliau mengatakan bahwa hal ini bertentangan dengan Sunnatullah pada makhluk-Nya. Beliau berkata ketika mengomentari berbagai hadits tentang Dajjal, “Sesuatu yang diungkapkan di dalamnya menandingi mukjizat paling besar yang Allah berikan kepada Ulul ‘Azmi dari para Rasul, atau bahkan melebihinya dan dianggap sebagai sebuah kerancuan karenanya, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama kalam. Sementara sebagian ulama hadits menganggap bahwa hal itu termasuk hal bid’ah dari kalangan mereka (ahlul kalam), maklum adanya bahwa Allah tidak memberikan mukjizat tersebut kecuali agar bisa dijadikan petunjuk bagi makhluk-Nya yang sesuai dengan ketetapan-Nya bahwa kasih sayang-Nya mendahului kemarahan-Nya. Maka bagaimana mungkin Allah memberikan keluarbiasaan yang paling besar untuk memberikan fitnah bagi kelompok paling besar (umat Islam) dari kalangan hamba-Nya?! Karena dari riwayat-riwayat tersebut dijelaskan bahwa dia mengelilingi bumi hanya dalam waktu empat puluh hari kecuali Makkah dan Madinah....” Sampai pada ungkapannya, “Sesungguhnya semua keluarbiasaan yang dinisbatkan kepadanya adalah sesuatu yang bertentangan dengan Sunnatullah pada makhluk-Nya, dan telah tetap dalam nash-nash al-Qur-an bahwa Sunnatullah tidak akan dapat dirubah juga diganti, sementara riwayat-riwayat ini mudhtharib (goncang) lagi saling bertabrakan, sehingga tidak layak untuk dijadikan pengkhusus atas nash-nash qath’i apalagi menjadikannya sebagai penentang.”
Kamis, 12 April 2012 23:16:59 WIB
Kategori : Kitab : Hari Kiamat (2)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan bimbingan kepada umatnya dengan sesuatu yang dapat bisa menjaga mereka dari segala fitnah Dajjal, beliau telah meninggalkan umatnya dengan jalan hidup yang sangat jelas, malamnya bagaikan siang, tidak akan ada orang yang menyimpang darinya kecuali dia akan celaka. Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak meninggalkan kebaikan kecuali menunjuki umat kepadanya, demikian pula tidak pernah meninggalkan kejelekan kecuali memberikan peringatan kepadanya umat agar meninggalkannya, dan di antara hal yang beliau peringatkan adalah fitnahnya karena ia adalah sebesar-besarnya fitnah yang dihadapi oleh umat ini sampai tegaknya Kiamat. Sebelumnya setiap Nabi telah memberikan peringatan kepada umatnya akan adanya Dajjal yang buta matanya, adapun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam secara khusus diperintahkan untuk memberikan peringatan yang lebih, dan Allah Ta’ala telah banyak menjelaskan mengenai sifat-sifat Dajjal kepadanya agar umatnya selalu hati-hati. Sesung-guhnya dia akan keluar kepada umat ini, karena ia adalah umat yang terakhir dan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi.
First Prev 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Next Last