Senin, 24 Maret 2008 13:53:00 WIB
Kategori : Fokus : Mabhats
Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullahu mengatakan,”Permasalahan ini –maksudnya permasalahan Islam, iman, kekufuran, dan kemunafikan- adalah permasalahan yang besar. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengkaitkan namanama ini (Islam, iman, dan sebagainya) dengan kebahagiaan dan kesengsaraan, serta dengan permasalahan masuk surga dan neraka. Dan ikhtilaf (perbedaan pendapat) tentang musamma (penamaan) dari nama-nama itu (yang berhak mendapat namanama tersebut), merupakan ikhtilaf yang pertama kali muncul dalam ummat ini. Yaitu penyelisihan Khawarij terhadap para sahabat. Mereka (Khawarij) mengeluarkan para pelaku maksiat (dari kalangan kaum Muslimin) dari Islam secara keseluruhan, dan memasukkan mereka dalam lingkup kekufuran, serta memperlakukan mereka layaknya orang kafir. Lalu dengan hal itu, mereka menghalalkan darah kaum Muslimin. Setelah ini, muncullah penyelisihan kaum Mu’tazilah
Minggu, 23 Maret 2008 14:56:35 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Padahal tidak ada yang lebih membanggakan seorang muslim dari menisbahkan diri kepada salaf, lafadz salafiyyah atau salafi tidaklah digunakan oleh para ulama Ahli Sunnah kecuali dalam kebaikan, lihatlah dalam kitab-kitab para ulama terutama dalam kitab-kitab biografi mereka tidaklah menyebut salaf atau salafi melainkan sebagai pujian, begitu sering para ulama menyebutkan biografi seseorang dan menyebutkan di antara manaqibnya adalah karena dia berjalan diatas manhaj salafi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : “Tidak ada cela bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, menisbahkan diri kepadanya, dan membanggakannya, bahkan wajib diterima semua itu darinya dengan kesepakatan ulama. Karena sesungguhnya madzhab salaf adalah haq, jika dia sesuai dengan salaf secara lahir dan batin, maka dia seperti seorang mukmin yang di atas kebenaran secara lahir dan batin” . Al-Hafidz Adz-Dzahabi rahimahullah sering menyebutkan nisbah kepada salaf (as-salafi) ketika menyebutkan biografi para ulama.
Sabtu, 22 Maret 2008 07:51:15 WIB
Kategori : Al-Masaa'il : Propaganda
Setiap muslim tidak dibenarkan menyambut ajakan membangun masjid, gereja dan ma’bad (tempat peribadatan Yahudi) dalam satu komplek. Karena hal itu berarti pengakuan bagi agama selain Islam, menghambat tegaknya Dinul Islam atas agama-agama lainnya, dan secara tidak langsung merupakan statement, bahwa agama yang sah itu ada tiga dan (merupakan) pernyataan bahwa penduduk bumi ini boleh memilih salah satu di antaranya, bahwa ketiga agama itu sama dan Islam tidak menghapus agama-agama sebelumnya. Tentu saja, pengakuan, keyakinan dan kerelaan kepada hal semacam itu termasuk kekufuran dan kesesatan, serta sangat bertentangan dengan nash-nash Al Qur`an yang sangat jelas, As Sunnah yang shahih dan Ijma’ kaum muslimin. Secara tidak langsung, hal itu juga merupakan pengakuan, bahwa penyelewengan yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu berasal dari Allah. Maha Tinggi Allah dari hal itu. Sebagaimana juga tidak dibenarkan menyebut gereja sebagai rumah Allah, atau mengatakan bahwa ibadah kaum Nasrani kepada Allah di gereja-gereja tersebut diterima di sisi Allah; sebab ibadah mereka itu tidak berdasarkan ajaran Islam.
Jumat, 21 Maret 2008 15:40:31 WIB
Kategori : Fokus : Waqiuna
Sesudah ini –semoga Allah menjaga kalian semuanya- aku merasa kagum tatkala aku dipindahkan ke Makkah. Ketika aku di Yaman ada empat penjaga di pintu, dalam keadaan seperti ini kami tidak merasa aman di rumah kami siang dan malam. Dan aku berada di hotel Darul Azhar di Makkah dalam waktu beberapa malam aku tidak bisa tidur, maka aku keluar ke Masjidil Haram di tengah malam seorang diri, aku merasakan kenikmatan, kelapangan, dan kelezatan yang tidak ada bandingnya, aku keluar sendirian walhamdulillah, aku berjalan, thowaf, shalat, dan tinggal selama aku mampu, kemudian aku pulang ke hotel. Inilah keamanan yang tidak pernah aku saksikan di negeri manapun sesungguhnya sebabnya adalah istiqomah di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari pemerintah dan mayoritas penduduk negeri ini. Maka keamanan adalah nikmat yang agung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebabnya adalah istiqomah di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka perkaranya bahwa istiqomah
Kamis, 20 Maret 2008 06:38:19 WIB
Kategori : Al-Masaa'il
Daulah Su’udiyyah atau negeri Saudi Arabia adalah salah satu daulah di jazirah Arabiyyah yang dikenal sebagai pembela dakwah Salafiyyah yang gigih sejak berdirinya hingga saat ini. Usaha yang agung dari dauluah Su’udiyyah di dalam mendakwahkan Islam yang haq menyejukkan mata dan membesarkan hati setiap muslim yang cinta kepada Islam yang haq, tetapi sebaliknya membuat geram dan panas orang-orang yang hatinya diselubungi oleh kebatilan dan kebid’ahan! Di antara orang-orang yang sangat dengki kepada perjuangan daulah Su’udiyyah adalah seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad Al-Maqdisi di dalam bukunya yang berjudul Kawasyif Jaliyyah fi Kufri Daulah Su’udiyyah – Edisi Indonesia : Saudi di Mata Seorang Al-Qaidah. Dengan izin Allah telah sampai kepada kami kitab bantahan terhadap kitab Kawasyif di atas yang berjudul Tabdid Kawasyifil Anid fi Takfirihi Lidaulati Tauhid oleh Syaikh Abdul Aziz Ar-Ris dengan kata pengantar Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Abdul Muhsin Al-Ubaikan dan Syaikh Abdullah Al-Ubailan.
Rabu, 19 Maret 2008 03:18:47 WIB
Kategori : Fokus : Mabhats
Kerancuan dalam memahami makna khilafah telah menghinggapi kaum muslimin di zaman ini. Mereka membatasi makna khilafah pada kekuasaan yang mencukup seluruh negeri-negeri kaum muslimin. Mereka menyangka, menurut syari’at hanya khilafah sebagai bentuk pemurnian dalam masalah kekuasaan. Sehingga menyebabkan sebagian para pemuda dari umat ini yang telah Allah berikan semangat, tetapi mereka tidak dianugerahi ilmu dan keteguhan -menolak bentuk-bentuk sistem kekuasaan selain khilafah. Di tengah pengamatan dan ketegersaaan mereka terhadap model pemerintahan teladan tersebut, mereka menggugurkan syarat rusyd (kelurusan) dan hidayah (petunjuk). Sehingga mereka memasukkan pemerintah Utmaniyah (di Turki, pent) –padahal pemerintahan itu tidak lurus dan tidak mendapatkan petunjuk- sebagai khilafah syar’iyah (yang sesuai dengan syari’at).
First Prev 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 Next Last
