Kategori Risalah : Keluarga
Minggu, 6 Maret 2005 18:07:45 WIB
Seorang da'i ke jalan Allah hendaknya tidak berkeinginan selain memperbaiki saudara-saudaranya serta menunjukkan mereka pada kebenaran. Namun bersama ini saya juga mengatakan kepada sang penanya : 'Bersabarlah dan berihtisablah, dan ketahuilah bahwa setiap gangguan yang menimpamu dalam berdakwah ke jalan Allah maka anda akan diberi pahala. Dan seorang da'i ke jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala jika dakwahnya diterima ia telah melaksanakan kewajibannya dan meraih ganjaran akibat hidayah yang diperoleh oleh orang lain sebagaimana Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada Ali bin Abi Thalib. "Majulah dengan tenang, maka demi Allah ! Sungguh jika Allah memberikan hidayah seseorang melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu daripada seekor unta merah"
Rabu, 16 Februari 2005 11:48:13 WIB
Anda wajib untuk tidak berputus asa akan keshalihannya atau kebaikannya (kelak). Karena sesungguhnya banyak manusia yang dahulunya tidak benar amalan-amalannya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan hidayah kepada mereka. Maka perbanyaklah memberikan nasehat kepadanya, hadiahkanlah beberapa kaset dan buku-buku kecil yang menandung nasehat, mudah-mudahan Allah memberinya hidayah lewat tangan anda. Telah tsabit dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib. "Sungguh jika Allah memberi hidayah denganmu seorang, maka itu lebih baik bagimu daripada seekor unta merah". Maka ulang-ulangilah menasehatinya dan bersabarlah atas gangguan yang menimpa anda, sebagaimana yang dikatakan Luqman kepada putranya.
Sabtu, 5 Februari 2005 21:11:48 WIB
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “… Dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka … .” Jika tidak melaksanakan perintahnya setelah menasihatinya dan mengingatkannya kepada apa yang Allah wajibkan atasnya supaya mempergauli suaminya dengan baik dan mengatakan kepadanya dengan lemah lembut: “Jadilah engkau wanita yang shalih, yang taat, yang memelihara kehormatan ketika suami tidak ada di rumah, dan janganlah engkau termasuk wanita demikian dan demikian,” ia mengingatkan kepadanya tentang kematian, kubur dan negeri akhirat. Jika nasihat dan peringatan dengan lemah lembut ini tidak membawa hasil, maka kucilkanlah. Ibnu Katsir berkata tentang tafsir ayat ini: “Ali bin Abi Thalhah menuturkan dari Ibnu ‘Abbas: ‘Pengucilan ialah suami tidak mencampuri isterinya dan tidak menidurinya di atas ranjangnya serta membelakangi punggungnya.” Yang lain menambahkan: “Bersamaan dengan itu, ia tidak berbicara dan tidak bercakap-cakap dengannya.’”
Kamis, 6 Januari 2005 10:59:36 WIB
Ini termasuk pergaulan yang buruk, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya” . Maka seorang isteri tidak boleh menuntut sesuatu melebihi kemampuan suami dalam memberi nafkah dan tidak boleh pula menuntut sesuatu melebihi tradisi yang berlaku, walaupun suaminya mampu memenuhi, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. "Dan bergaullah dengan mereka secara patut”
Rabu, 5 Januari 2005 06:52:49 WIB
Hendaknya anda bersabar dan menasehatinya dengan cara yang lebih baik serta mengingatkannya kepada Allah dan hari kemudian. Mudah-mudahan ia mau menerima dan kembali kepada kebenaran serta meninggalkan akhlak buruknya. Jika ia tidak menerima, maka ia berdosa, sementara anda mendapat pahala yang besar karena kesabaran dan ketabahan anda terhadap sikap aniayanya. Selain itu, disyari’atkan kepada anda untuk berdo’a dalam shalat dan lainnya, memohon kepada Allah agar menunjukkannya kepada kebenaran dan menganugerahinya akhlak yang baik serta melindungi anda dari keburukannya dan keburukan lainnya. Disamping itu, anda pun perlu intropeksi diri dan besikap istiqomah (lurus) dalam menjalankan agama serta bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari semua keburukan dan kesalahan yang pernah anda lakukan terhadap hak Allah atau hak suami anda ataupun hak lainnya.
Sabtu, 13 Maret 2004 06:16:55 WIB
Suami yang memukul isterinya, mengambil hartanya dengan paksa dan memperlakukannya dengan perlakuan yang buruk adalah orang yang berdosa dan maksiat terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, berdasarkan firman-Nya. “Dan bergaullah dengan mereka secara patut” . Dan firman-Nya. “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf” Seorang laki-laki tidak boleh memperlakukan isterinya dengan perilaku buruk seperti itu, sementara disisi lain ia menuntutnya untuk memperlakukan dirinya dengan baik. Sikap ini termasuk perbuatan zhalim yang tercakup dalam firman Allah Ta’ala. “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka mengurangi”
First Prev 1 2 3 4 5 6 Next Last
