Kategori Kitab : Qadha & Qadar

Tingkatan-Tingkatan Qadar : Al-Masyii-ah, Al-Khalq

Selasa, 4 Agustus 2009 02:01:24 WIB

Al-Masyii-ah (Kehendak). Tingkatan ini mengharuskan keimanan kepada masyii-ah Allah yang terlaksana dan kekuasaan-Nya yang sempurna. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi, dan bahwa tidak ada gerak dan diam, hidayah dan kesesatan, melainkan dengan masyii-ah-Nya. “Tingkatan ini ditunjukkan oleh Ijma’ (kesepakatan) para Rasul, sejak Rasul pertama hingga terakhir, semua kitab yang diturunkan dari sisi-Nya, fitrah yang padanya Allah menciptakan makhluk-Nya, serta dalil-dalil akal dan logika.” Nash-nash yang menunjukkan dasar ini sangat banyak sekali dari al-Qur-an dan as-Sunnah, di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. "Dan Rabb-mu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya… ." Firman Allah yang lain: "Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam."

Tingkatan-Tingkatan Qadar : Al-Ilmu, Al-Kitaabah

Senin, 3 Agustus 2009 15:53:00 WIB

Al-Ilmu, yaitu, beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, baik secara global maupun terperinci, azali (sejak dahulu) dan abadi, baik hal itu berkaitan dengan perbuatan-perbuatan-Nya maupun perbuatan-perbuatan para hamba-Nya, sebab ilmu-Nya meliputi apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi, dan apa yang tidak terjadi yang seandainya terjadi, bagaimana terjadinya. Dia mengetahui yang ada, yang tidak ada, yang mungkin, serta yang mustahil, dan tidak luput dari ilmu-Nya seberat dzarrah pun di langit dan di bumi. Dia mengetahui semua ciptaan-Nya sebelum Dia menciptakan mereka. Dia mengetahui rizki, ajal, ucapan, perbuatan, maupun semua gerak dan diam mereka, juga siapakah ahli Surga ataupun ahli Neraka. Tingkatan ini -yaitu ilmu yang terdahulu- disepakati oleh para Rasul, sejak Rasul yang pertama hingga yang terakhir.

Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah Secara Umum Tentang Qadar

Minggu, 2 Agustus 2009 15:43:05 WIB

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah ditanya tentang qadar, maka beliau menjawab dengan jawaban panjang lebar, yang berisi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah secara umum mengenai masalah ini. Di antara pernyataannya: “Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai masalah ini dan yang lainnya ialah (sesuai dengan) apa yang ditunjukkan oleh al-Qur-an dan as-Sunnah serta apa yang diikuti para as-Sabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Yaitu, bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Rabb, dan Yang menguasainya. Termasuk juga di dalamnya semua benda yang berdiri sendiri dan sifat-sifatnya yang menyatu dengannya, berupa perbuatan-perbuatan hamba dan selain perbuatan-perbuatan hamba. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi.

Dalil-Dalil Iman Kepada Qadha Dan Qadar

Sabtu, 1 Agustus 2009 22:56:58 WIB

Adapun berdasarkan fitrah, bahwa iman kepada qadar adalah sesuatu yang telah dimaklumi secara fitrah, baik dahulu maupun sekarang, dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali sejumlah kaum musyrikin. Kesalahannya tidak terletak dalam menafikan dan mengingkari qadar, tetapi terletak dalam memahaminya menurut cara yang benar. Karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman tentang kaum musyrikin: "Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan, ‘Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya... .’". Mereka menetapkan kehendak (masyii-ah) bagi Allah, tetapi mereka berargumen dengannya atas perbuatan syirik. Kemudian Dia menjelaskan bahwa ini merupakan keadaan umat sebelum mereka, dengan firman-Nya: "… Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para Rasul)… ."

Buah Keimanan Kepada Qadha' Dan Qadar : Mengetahui Hikmah Allah, Ketenangan Hati Ketentraman Jiwa

Senin, 27 Agustus 2007 08:00:15 WIB

Tidak ada yang mengetahui perkara-perkara ini, tidak ada yang merasakan manisnya, dan tidak ada yang mengetahui hasil-hasilnya, kecuali orang yang beriman kepada Allah beserta qadha' dan qadar-Nya. Orang yang beriman kepada qadar hatinya tenang, jiwanya tentram, keadaannya tenang, dan tidak banyak berpikir mengenai keburukan yang bakal datang. Kemudian, jika keburukan tersebut datang, hatinya tidak terbang tercerai-berai, tetapi dia tabah terhadap hal itu dengan mantap dan sabar. Jika sakit, sakitnya tidak menambah keraguannya. Jika sesuatu yang tidak disukai datang kepadanya, dia menghadapinya dengan ketabahan, sehingga dapat meringan-kannya. Di antara hikmahnya ialah agar manusia tidak menghimpun pada dirinya antara kepedihan karena khawatir terhadap datangnya keburukan dengan kepedihan karena mendapatkan keburukan. Tetapi dia berbahagia, selagi sebab-sebab kesedihan itu jauh darinya. Jika hal itu terjadi, maka dia menghadapinya dengan keberanian dan keseimbangan jiwa.

Buah Keimanan Kepada Qadha' Dan Qadar : Qana'ah Dan Kemuliaan Diri, Bertekad Dan Bersungguh-Sungguh

Minggu, 26 Agustus 2007 15:00:52 WIB

Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari mengorbankan rasa malunya.

First  Prev  1  2  3  4  5  6  7  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin