Kategori Dakwah : Syubhat
Sabtu, 29 Juli 2006 11:39:26 WIB
Semua rizki berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bisa saja tindakannya meninggalkan maksiat menjadi penyebab datangnya rizki, karena firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. “ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” . Rizki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan bisa didapatkan karena kemaksiatan kecuali atas dasar istidraj (memperdaya/memberikan tempo). Apabila anda melihat seseorang yang diberikan Allah rizki yang melimpah kepadanya, sedangkan dia tetap melakukan maksiat, maka ini adalah istidraj dari Allah kepadanya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam KitabNya. “Dan begitulah adzab Rabbmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzabNya itu adalah sangat pedih lagi keras”
Minggu, 21 Mei 2006 12:56:59 WIB
Sungguh Allah dan RasulNya telah memberi kabar tentang akan munculnya firqah-firqah (golongan-golongan) yang menyelisihi jamaah ahlus sunnah, dan menjelaskan tentang bagaimana kita bermuamalah (bersikap) dengan firqah-firqah ini. Allah Ta'ala telah berfirman. "Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." Nabi shalallahu 'alaihi wasallam juga telah menjelaskan hal tersebut dengan penjelasan yang gambalang, di mana beliau pernah menggaris satu garis lurus, lalu membuat garis-garis bengkok dari sebelah kanan dan kirinya, kemudian beliau bersabda mengenai garis yang lurus tersebut, "Ini adalah jalan Allah".
Rabu, 5 April 2006 11:24:05 WIB
Kami melihat bahwa pendapatnya itu adalah sebuah kesalahan besar ; karena hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala saja yang meluaskan dan menyempitkan rizki bagi orang yang tidak dikehendakiNya, bukan disebabkan banyaknya penduduk ; karena tidak ada binatang melata di muka bumi ini melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatur rizkinya. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rizki karena suatu hikmah dan mencegah rizki juga karena suatu hikmah. Nasehat saya kepada orang yang meyakini hal ini adalah bawha hendaklah ia bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan keyakinan yang batil ini, hendaklahn ia mengetahui bahwa alam semesta, seberapapun banyaknya, jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki niscaya Dia meluaskan rizki mereka.
Sabtu, 19 Nopember 2005 22:04:22 WIB
Saya tegaskan terhadap orang yang mengatakan memotong tangan pencuri dan menjadikan nilai persaksian kaum wanita separuh dari persaksian kaum lelaki sebagai sesuatu yang keras dan melanggar hak asasi kaum wanita, bahwa dengan perkataan ini dia telah keluar (murtad) dari Islam dan kafir terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka, wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah dari hal itu. Bila dia tidak mau, maka dia mati dalam kondisi kafir, sebab hal inilah hukum Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?". Allah juga telah menjelaskan hikmah di balik adanya hukum potong tangan terhadap pencuri, sebagaimana firmanNya. "(Sebagai) pembalasan dari apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Rabu, 20 April 2005 15:18:37 WIB
Sesungguhnya untuk keluarnya dunia Islam dari sistem ini yang di dalamnya terkandung berbagai sekte dan aliran kepercayaan, politik, sosial dan ekonomi, adalah dengan menjalankan Islam dan memberlakukan syari'at Allah di segala segi. Dengan begitu akan bersatulah barisan dan hati kaum muslimin. Itulah terapi bagi dunia Islam, bahkan seluruh dunia, yang kesemuanya telah dilanda kekacauan, perselisihan, kegetiran, kerusakan dan kebinasaan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan."
Senin, 4 April 2005 15:01:39 WIB
Orang yang berhukum kepada selain apa yang diturunkan Allah karena dorongan hawa nafsu atau keuntungan sesaat sementara dia mengetahui bahwa dengan perbuatan itu telah berbuat maksiat kepada Allah dan RasulNya, bahwa dia telah melakukan kemungkaran yang besar dan yang wajib atasnya adalah berhukum kepada syari'at Allah; maka dia tidak berbuat kekufuran yang besar tersebut akan tetapi dia telah melakukan suatu kemungkaran dan maksiat yang besar serta kekufuran kecil sebagaimana pendapat Ibn Abbas, Mujahid dan ulama selain keduanya. Dia telah melakukan kekufuran di bawah kekufuran (Kufr duna Kufr) dan kezhaliman di bawah kezhaliman dan kefasikan di bawah kefasikan, bukan kekufuran akbar. Inilah pendapat Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
First Prev 1 2 3 4 5 Next Last