Kategori Dakwah : Syubhat

Was-Was Setan Dalam Jiwa Manusia Tentang Dzat Allah

Minggu, 2 Maret 2008 13:16:11 WIB

Jika terlintas kepadamu suatu was-was tentang Dzat Allah, tentang kekelan alam, tentang kekelannya, tentang perkara-perkara kebangkitan dan kemustahilan hal itu, tentang penjelasan pahala dan siksa, serta sejenisnya, maka kamu harus beriman dengan keimanan secara global. Lalu kata-kata yang kamu ucapkan ialah, “Aku beriman kepada Allah dan kepada segala yang datang dari Allah, serta menurut kehendak Allah….. Aku beriman kepada Rasulullah dan segala yang berasal dari Rasulullah, serta menurut kehendak Rasulullah. Apa yang aku ketahui akan aku ucapkan, dan apa yang tidak aku ketahui aku diamkan serta aku serahkan ilmunya kepada Allah. Tidak diragukan lagi, was-was ini tetap menyertai hamba, maka menyebabkan kebimbangan, kemudian pada akhirnya ia kosong dari perkara-perkara ibadah. Adapun jika ia memangkasnya sejak kali pertama, maka akan terputus, insya Allah, disertai dengan banyak beriti’adzah (meminta perlindungan kepada Allah) dari setan dan banyak mengusir setan.

Ada Sebuah Selogan Yang Diserukan : Kita, Satu Dengan Yang Lainnya Adalah Saling Melengkapi !

Rabu, 6 Februari 2008 10:54:37 WIB

Sekarang, siapakah yang menjadikan negara-negara Islam dikuasai ? Siapakah yang meruntuhkan singgasana-singgasana? Siapakah yang mengguncang ketenangan negara-negara Islam? Mayoritas pelakunya adalah mereka yang menyangka sedang berusaha mendirikan Daulah Islamiyyah. Sekarang ini, semua negara sibuk memadamkan api fitnah yang ditimbulkan oleh mereka, berupa peledakan dan pembunuhan. Merekalah pelakunya. Oleh sebab itu, mereka berubah menjadi alat-alat Yahudi dan Nashrani, berubah menjadi organisasi-organisasi rahasia. Maksudnya : sebagian pemuda yang lalai dan belum genap akalnya tersebut dikomando. Demi Allah, para pemuda tersebut tidak mengetahui siapakah yang mengomando mereka. Pengomando memerintahkan : Pergilah, bejihadlah, bunuhlah dan lakukanlah ini. Pemuda tersebut hanya mengetahui penanggung jawab ke satu dan ke dua, akan tetapi dia tidak mengetahui siapakah lelaki yang mengomando mereka ? Seorang Yahudi atau Nashrani.

Mendiskreditkan Buta Huruf (Ummii)

Kamis, 31 Januari 2008 02:24:31 WIB

Umat Nabi Muhammad dahulu, dari kalangan masyarakat Arab maupun non Arab adalah masyarakat yang tidak mengenal baca tulis, oleh sebab itu mereka diberi gelar ummii, masyarakat buta huruf. Yang bisa melakukan baca tulis diantara mereka sedikit sekali dibandingkan dengan yang tidak mampu. Nabi kita sendiri, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak bisa baca tulis, sebagaimana difirmankan oleh Allah. “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu ; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)” . Justru keberadaan beliau sebagai orang yang buta huruf itu menunjukkan kebenaran risalah dan kenabian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau membawa sebuah kitab agung kepada umat manusia, kitab yang tidak bisa ditiru oleh masyarakat Arab maupun non Arab

Pembelahan Dada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

Rabu, 28 Nopember 2007 02:07:21 WIB

Meskipun hadits-hadits yang memerinci peristiwa ini shahih, namun ternyata ada sebagian orang yang menolak kebenaran berita ini. Berbagai alasan dilontarkan untuk menolak kebenaran kejadian ini. Atau minimal membuat kaum muslimin menjadi bimbang dan ragu. Bahkan ada di antara orientalis yang menyuarakan dengan lantang, bahwa peristiwa itu hanya dongeng belaka. Syubhat yang dilontarkan para orientalis, mereka menganggap peristiwa itu hanyalah pengalaman ruhani, bukan sebuah fakta dalam dunia nyata. Pandangan provokatif dari para orientalis ini, ternyata membuahkan hasil. Beberapa orang muslim yang menulis sirah termakan isu ini. Di antaranya ialah Dr. Muhammad Husein Haikal. Dia mengatakan, kaum orientalis tidak tenang, begitu (melihat) sejumlah umat Islam tidak lapang dada dengan kisah dua malaikat ini (yang melakukan pembedahan dada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam). Mereka (kaum orientalis, Red) berpendapat, hadits ini sanadnya lemah. Ada juga yang mengatakan, bahwa hadits ini mursal. Kisah ini diceritakan oleh anak kecil usia dua tahun, belum memasuki masa tamyiz (belum bisa membedakan antara yang baik dan buruk), dan Nabi juga baru berusia sekitar itu. Bagaimana sebenarnya permasalahan ini? Berikut kami coba mengungkap syubhat-syubhat yang dilemparkan ke tengah-tengah kaum muslimin, beserta bantahan untuk mengikis pemikiran yang kurang proporsional.

Hukum Menghancurkan Buku-Buku Ahli Bid'ah Dan Sesat

Rabu, 6 September 2006 15:25:49 WIB

Mungkin teori modern terhadap kebebasan berfikir yang ada di zaman ini menganggap sikap seperti ini adalah ta'ashub (ekstrim), akan tetapi itulah sikap yang benar dengan memandang kemaslahatan umat Islam karena umat Islam adalah sebuah jama'ah yang satu fikrahnya. Dan kewajibannya yang dibebankan Islam ke punggung umatnya tidak mungkin dilaksanakan tanpa kesatuan ini. Maka Islam tidak rela musnahnya kesatuan fikrah ini untuk membawa umat kepada pemurtadan pemikiran dan kekacauan pemikiran. Karena umat tidak akan mampu melawan kekuatan penentangan didalam bidang ilmu dan teknologi selama keimanan mereka terhadap falsafah hidupnya masih lemah dan asas (landasan) berfikirnya belum kokoh. Sejarah menyaksikan bahwa setiap dasar (asas) berfikir umat roboh, menyebabkan filsafat asing (kafir) melelehkan umat dari dalam.

Menyikapi Buku-Buku Menyesatkan

Selasa, 5 September 2006 12:14:31 WIB

Ibnul Qayyim berkata ketika membahas jual beli yang terlarang : "Dan seperti itu (haram menjual) buku yang berisi syirik dan ibadah kepada selain Allah. Ini semua wajib disingkirkan dan dihilangkan karena menjualnya adalah jalan untuk memiliki dan mengoleksi kitab-kitab tersebut. "Menjual kitab-kitab ini tentu lebih diharamkan daripada menjual barang-barang yang lain karena bahaya menjualnya adalah sebanding dengan bahaya yang dikandung oleh buku itu sendiri." Ibnu Rusyd rahimahullahu ditanya tentang orang yang membeli mushaf al-Qur'an atau buku yang banyak kesalahan dari segi percetakan, lalu ia ingin menjualnya, apakah ia wajib menjelaskannya? Dan jika ia menjelaskannya tentu tidak ada yang mau membelinya. Maka beliau menjawab:"Tidak boleh ia menjual sehingga dijelaskan, wabillahi taufiq.

First  Prev  1  2  3  4  5  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin