Kategori Fokus : Mabhats

Benarkah Salafiyah Adalah Fase Waktu ?

Senin, 28 Agustus 2006 06:52:43 WIB

Interpretasi penulis, bahwasanya Salafiyah adalah bagian dari fase tertentu dan juga bukan kelompok penafsir adalah termasuk penafsiran yang janggal dan bathi. Terlebih lagi, apakah setiap fase waktu tertentu selalu dikatakan sebagai Salafiyah? Tentunya, tidak seorang pun mengatakan demikian, karena tidak lain Salafiyah itu digunakan sebagai istilah bagi kelompok yang beriman, hidup pada masa periode awal dari periode-periode Islam, komitmen dengan Kitabullah dan Sunnah RasulNya, dari kelompok Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang setia mengikuti mereka dengan baik, sebagaimana disifati (dijelaskan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perkataannya. “Sebaik-baiknya zaman bagi kalian adalah zaman ku ini, kemudian selanjutnya zaman yang mengikuti mereka, kemudian selanjutnya lagi zaman yang mengikuti mereka….”

Fitnah Syubhat Dan Sebab-Sebabnya

Sabtu, 22 Juli 2006 07:26:15 WIB

Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu ketika memberi nasehat kepada Kumail bin Ziyad dengan nasehat yang panjang, di awalnya mengenai macam-macam manusia yang terbagi menjadi tiga kelompok: Ulama rabbani, penuntut ilmu yang menuju jalan keselamatan, dan orang yang hina dan rendah, mereka tidak belajar, lalai terhadap diri mereka sendiri. Kemudian setelah itu beliau menjelaskan tentang keutamaan ilmu dibandingkan harta, lalu menjelaskan macam-macam orang yang memiliki ilmu, tetapi mereka itu orang-orang yang tercela, di antaranya adalah orang-orang yang tunduk kepada ahli kebenaran tetapi ia tidak memiliki bashirah, sedikit saja syubhat datang kepada dia langsung membekas di hatinya, tidak memiliki filter untuk menyaring kebenaran, ia merupakan fitnah bagi orang yang terfitnah disebabkan dia.

Antara Banyak Dan Sedikit

Jumat, 5 Mei 2006 10:39:07 WIB

Di antara kaidah yang diterapkan ulama adalah, bahwa "merebaknya suatu perbuatan tidak menunjukkan atas kebolehannya, sebagaimana tersembunyinya suatu perbuatan tidak menunjukkan atas dilarangnya." Ibnu Muflih dalam Al-Adab Asy-Syar'iyyah berkata, "Seyogyanya diketahui bahwa hal yang dilakukan banyak manusia adalah bertentangan dengan ketentuan syar'i dan hal tersebut masyhur di antara mereka dan banyak manusia yang melakukannya. Yang wajib bagi orang yang arif adalah tidak mengikuti mereka, baik dalam ucapan maupun perbuatan, dan janganlah dia terpengaruh oleh hal tersebut setelah tersebar jika dalam kesendirian dan sedikitnya kawan". Janganlah manusia terpedaya oleh banyaknya orang yang melakukan sesuatu yang dilarang melakukannya.

Prinsip-Prinsip Dasar Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Dalam Masalah Khilafiyah

Selasa, 18 April 2006 15:19:22 WIB

Prinsip dasar Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam masalah khilafiyah (adalah) bahwa perbedaan pendapat yang bersumber dari ijtihad dan (masalah itu) termasuk masalah yang dibolehkan ijtihad di dalamnya, maka (hendaknya) satu dengan yang lain saling memaafkan dengan perbedaan tersebut. Hendaknya mereka tidak menjadikan perbedaan perbedaan ini termasuk dalam perbedaan yang mengakibatkan perpecahan dan permusuhan. Dan siapa yang menyelisihi saya sesuai dengan konsekwensi dalil maka pada hakikatnya dia tidaklah menyelisihi saya, karena manhaj tetap satu, baik saya yang menyelisihinya sesuai dengan konsekwensi dalil atau dia yang menyelisihi saya sesuai dengan konsekwensi dalil. Kalau begitu, maka kita sama. Dan perbedaan pendapat tetap ada dalam umat (ini) sejak masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari ini.

Ketimpangan Manhaj Muwazanah, Syubhat Manhaj Muwazanah Dan Bantahannya

Minggu, 12 Maret 2006 06:50:09 WIB

Ada seorang yang bertanya : “Ada orang-orang yang mewajibkan muwazanah ; yaitu jika engkau mengkritik seorang ahli bid’ah maka wajib atasmu untuk menyebutkan kebaikannya agar engkau tidak mendholiminya?”. Maka jawabannya : “Tidak, hal ini tidak harus, hal ini tidak harus, karena inilah jika engkau melihat kitab-kitab Ahli Sunnah, maka engkau akan mendapati apa yang dimaksud yaitu tahdzir, bacalah dalam kitab Bukhari Kholqu Af’alil Ibad dan Kitabul Adab dari Shahihnya, kitab As-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, kitab Tauhid oleh Ibnu Khuzaimah, Bantahan Utsman bin Said Ad-Darimi kepada Ahli Bida’… dan yang lainnya. Mereka tulis kitab-kitab ini sebagai peringatan kepada setiap muslim dari kebatilan ahli bid’ah, dan bukan bertujuan memaparkan kebaikan-kebaikan mereka.

Ketimpangan Manhaj Muwazanah, Manhaj Islam Dan Para Imam Dalam Mengkritik Perkataan Dan Person

Sabtu, 11 Maret 2006 15:16:58 WIB

Para imam banyak memberikan kritikan terhadap ahli bid’ah dan para perawi, dan mereka tidak pernah mengisyaratkan sama sekali wajibnya memakai manhaj muwazanah. Mereka menulis kitab-kitab tentang Jarh wat Ta’dil, kitab-kitab tentang pembelaan kepada sunnah dan bantahan kepada hali bid’ah dan celaan kepada mereka, kitab-kitab tentang ‘ilal, kitab-kitab tentang hadits-hadits yang maudhu (palsu), dalam keadaan sama sekali tidak mereka wajibkan manhaj muwajanah di dalam kitab-kitab yang mereka tulis, bahkan mereka menulis kitab-kitab yang khusus dalam Jarh (celaan) pada perawi, tanpa mensyaratkan sama sekali manhaj muwazanah ini !

First  Prev  3  4  5  6  7  8  9  10  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin