Kategori Fokus : Mabhats

Indahnya Islam

Jumat, 3 Februari 2006 15:16:39 WIB

Islam adalah agama (yang sesuai dengan) fitrah. Kalau anda ditanya, bagaimana engkau mengetahui Rabb-mu. Jangan engkau jawab “Dengan akalku”, tapi jawablah dengan fitrahku”. Oleh karena itu, ketika ada seorang atheis yang mendatangi Abu Hanifah dan meminta dalil bahwa Allah adalah Haq (benar), maka beliau menjawab dengan dalil fitrah. “Apakah engkau pernah naik kapal dan ombak mempermainkan kapalmu?” Ia menjawab : “Pernah”. (Abu Hanifah bertanya lagi) : “Apakah engkau merasa akan tenggelam ?” Jawabnya : “Ya”. “Apakah engkau meyakini ada kekuatan yang akan menyelamatkanmu?” “Ya”, jawabnya. "Itulah fitrah yang telah diciptakan dalam dirimu. Kekuatan ada dalam dirimu itulah kekuatan fitrah Allah.

Dengan Apakah Hujjah Itu Dapat Ditegakkan ?

Kamis, 8 September 2005 12:32:00 WIB

Hujjah itu tegak apabila seorang yang bersalah mengetahui kesalahan dalam suatu masalah dan tahu sebesar apa kesalahannya. Artinya dia tahu bahwa dia salah dan tahu sebesar apa kesalahan itu dengan dalil-dalilnya. Jika orang tersebut mengetahui kesalahannya maka telah tegak pada dia hujjah, contohnya adalah orang yang meninggalkan shalat, jika orang yang meninggalkan shalat ini belum tahu hukumnya, maka belum tegak hujjah itu pada dia. Lantas jika kita terangkan pada dia dalil-dalil dan hukumnya, maka hujjah telah tegak pada dia. Tapi terkadang orang tersebut hanya memahami sebagian hujjah, seperti dia tahu bahwa meninggalkan shalat itu haram hukumnya dan tahu bahwa itu maksiat, tapi dia tidak tahu kadar maksiat itu sehingga tidak mengira bahwa meninggalkan shalat karena meremehkan itu menjadikan pelakunya kafir -misalnya-.

Asas Kebangkitan Dunia Islam

Jumat, 19 Agustus 2005 06:41:27 WIB

Untuk dapat mengembalikan 'izzah (kehormatan), kejayaan dan hukum bagi Islam, maka usaha yang harus dilakukan ialah ; Anda harus bisa merealisasikan dan harus mengembalikan syari'at Islam ke dalam benak-benak kaum muslimin dalam keadaan bersih dari segenap unsur yang menyusup ke dalammnya, apa yang sebenarnya bukan berasal daripadanya, ketika Allah Tabaraka wa Ta'ala menurunkan firmannya, "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu" Mengembalikan persoalan hari ini menjadi seperti persoalan zaman pertama dahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin di pelbagai penjuru dunia.

Definisi Ibadah Yang Benar

Minggu, 6 Februari 2005 22:23:46 WIB

Ibadah itu harus ikhlas , yaitu bersih dari noda-noda syirik, sebagaimana firman-Nya. "Maka barangsiapa yang mengharapkan untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan (melakukan syirik) dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya” Bila ibadah telah dimasuki oleh syirik walaupun sedikit saja, maka ia (syirik) akan menggugurkan (membatalkan) amalan itu sebagaimana firman-Nya. "Dan janganlah mereka menyekutukan Allah , sungguh akan hapuslah dari mereka apa yang mereka amalkan". "Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan juga kepada orang-orang sebelum kalian;" Jika engkau menyekutukan Allah (berbuat syirik) pasti hilanglah (hapuslah) amalanmu dan engkau menjadi orang-orang yang merugi." Karena itu maka hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaknya engkau termasuk orang-orang yang bersyukur"

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sosok Penegak Panji-Panji Tauhid

Selasa, 11 Januari 2005 21:55:30 WIB

Ibnu Ghannam berkata : "Muhammad bin Abdul Wahhab telah menampakkan semangat thalabul-ilmi nya sejak usia belia. Beliau memiliki kebiasaan yang sangat berbeda dengan anak-anak sebayanya. Beliau tidak suka dengan main-main dan perbuatan yang sia-sia. Beliau mulai thalabul-ilmi dengan mendalami al-Qur'anul Karim, sehingga tidak aneh kalau beliau sudah hafal ketika umur 10 tahun. Yang demikian itu terjadi pada diri beliau dikarenakan banyak faktor yang mendukungnya. Diantaranya adalah semangat beliau yang sangat menggebu-gebu dalam menuntut ilmu, juga keadaan lingkungan keluarga yang benar-benar mendorong dan memicu beliau untuk terus menerus menuntut ilmuDan Syaikh Abdul Wahhab-lah guru dan sekaligus orang tua beliau yang pertama-tama mencetak kepribadian beliau.

Hukum Mengolok-Olok Agama Untuk Membuat Orang Lain Tertawa

Rabu, 22 Desember 2004 07:08:28 WIB

Firman Allah : "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok ?. Tidak usah kami minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman. Jadi, segi Rububiyah, kerasulan, wahyu dan agama adalah segi yang terhormat, tidak boleh seorangpun bermain-main dengan itu, tidak untuk olok-olok, membuat orang lain tertawa ataupun menghina. Barangsiapa yang melakukannya berarti ia telah kafir, karena perbuatannya itu menunjukkan penghinaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala, para rasulNya, kitab-kitabNya dan syariat-syariatNya. Dari itu, barangsiapa melakukan perbuatan tersebut, hendaknya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas apa yang telah diperbuatnya, karena perbuatan ini termasuk kemunafikan, dari itu hendaknya ia bertaubat kepada Allah.

First  Prev  4  5  6  7  8  9  10  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin