Kamis, 19 Januari 2012 05:54:13 WIB
Kategori : Kitab : Dasar Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian: Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam : “(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” Allah Azza wa Jalla juga berfirman: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahulllah, definisi Islam adalah:“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya.”
Rabu, 18 Januari 2012 05:54:39 WIB
Kategori : Kitab : Dasar Islam
Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat. Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antaramu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tidak terbatas. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
Minggu, 15 Januari 2012 14:37:22 WIB
Kategori : Kitab : Dasar Islam
Tauhid Uluhiyyah artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’aanah (minta pertolongan), istighatsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya. Dan ibadah tersebut tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah. Sungguh Allah tidak akan ridha bila dipersekutukan dengan sesuatu apa pun. Bila ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang besar) dan tidak diampuni dosanya (apabila dia mati dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah atas perbuatan syiriknya). Al-ilaah artinya al-ma’-luuh, yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan. Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan Rabb-mu adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Minggu, 15 Januari 2012 06:33:08 WIB
Kategori : Kitab : Dasar Islam
Jika bentuk-bentuk ibadah yang Allah syari’atkan di-palingkan dari Allah Azza wa Jalla atau secara bersamaan ditujukan kepada Allah Azza wa Jalla dan juga kepada selain-Nya, maka inilah yang disebut dengan kesyirikan. Di antara bentuk-bentuk kesyirikan yang masih diyakini oleh sebagian kaum Muslimin antara lain: Meminta suatu maslahat atau dijauhkan dari mudharat (bahaya) kepada kuburan Nabi, habib, wali, kyai dan lainnya, bernadzar dan menyembelih hewan untuk mereka. Mempercayai dan mendatangi dukun, paranormal, tukang sihir, orang pintar, tukang ramal dan yang sepertinya dan meminta perlindungan kepada jin. Mempercayai jimat, tongkat, tangkal, susuk kekuatan, pusaka, barang sakti, ramalan bintang, dan lainnya. Mempercayai dan menggunakan jampi-jampi, pelet, guna-guna dan lain-lain. Syirik merupakan kemaksiatan yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan dosa yang paling besar, yang tidak akan diampuni Allah Azza wa Jalla, jika pelaku syirik mati di atas syirik dan tidak bertaubat. Orang yang berbuat syirik adalah orang paling sesat, paling zhalim di muka bumi ini. Allah Azza wa Jalla berfirman: “… Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”
Selasa, 10 Januari 2012 11:00:18 WIB
Kategori : Al-Masaa'il : Jihad
Sejak empat hari lalu, kaum Hutsiyyun (Syi’ah) di Sha’dah sekitar Dammaj telah mengepung saudara-saudara kita Ahlul Hadits di Dammaj dan memblokade total, menyetop suplai bahan-bahan makanan padahal mereka biasanya makan kacang, nasi atau roti secara sederhana sekali karena bagi mereka makanan rohani berupa ilmu lebih penting dan lebih mereka butuhkan. Sejak tiga atau empat hari lalu, setelah kaum Syi’ah melakukan pengepungan dan menahan berbagai bantuan bahan makanan dan minuman yang datang dari luar, memutus listrik, lalu mereka menggempur dan menyerang saudara-saudara kita dengan bom dan tembakan peluru. Pada hari ini, saya menelepon sebagian saudara kami di Yaman untuk menanyakan berita akhir dan realita kejadian di sana, dia memberikan informasi kepadaku bahwa korban yang meninggal dari Ahli Sunah sejak mulai perang hingga sekarang mencapai dua puluh empat orang. Semoga mereka menjadi para syuhada di sisi Allah. Adapun korban yang mengalami luka-luka maka puluhan jumlahnya. Kemudian dia megabarkan kepadaku dan semoga ini berita yang benar bahwa sebanyak enam ratus relawan lebih dari berbagai kabilah telah siap untuk membongkar kepungan ini dan bersedia untuk membantu saudara-saudara mereka di Dammaj
Senin, 9 Januari 2012 23:33:43 WIB
Kategori : Kitab : Aqidah (Syarah)
Ahlus Sunnah meyakini tentang ditegakkannya اَلْمِيزَانُ (timbangan) dan dibukanya catatan-catatan amal. Secara bahasa (etimologi) arti mizan adalah alat (neraca) untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Secara istilah (terminologi), mizan adalah sesuatu yang Allah letakkan di hari Kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Al-Qur-an, As-Sunnah dan ijma’ Salaf. Sebagaimana firman-Nya: “Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahannam. Wajah mereka dibakar api Neraka dan mereka di Neraka itu dalam keadaan cacat.” “Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat, Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghisab atas dirimu.’”Allah Ta’ala berfirman: “Dan diletakkanlah kitab, lalu engkau akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata: ‘Celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya....
First Prev 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Next Last
