Kategori Al-Qur'an : Tafsir

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Tidak Mengetahui Alam Gaib

Senin, 9 Nopember 2009 21:06:01 WIB

Termasuk bagian dari dasar-dasar agama Islam adalah mengimani bahwa tidak ada yang mengetahui perkara gaib kecuali hanya Allah Azza wa Jalla semata, sedangkan para Nabi dan Rasul-Nya tidak mengetahui perkara gaib, kecuali pada hal-hal yang telah dikabarkan oleh Allah ta’ala kepada mereka. Ayat di atas menerangkan, Allah Azza wa Jalla memerintahkan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjawab pertanyaan orang-orang Quraisy atau yang lainnya tentang kapan terjadinya hari Kiamat , dengan suatu jawaban yang menunjukkan tidak ada makhluk yang mengetahui kepastian waktu terjadinya kecuali Allah Azza wa Jalla saja. Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan-Nya yang tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya dan tidak pula kuasa menolak bahaya kecuali yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla. Oleh sebab itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mempunyai pengetahuan yang mutlak atas perkara gaib. Pengetahuan beliau tentang itu terbatas dan tidak mencakup secara keseluruhan. Itu pun tidak terlepas dari wahyu dari Allah Azza wa Jalla.

Tafsir Surat Al-Kautsar

Senin, 19 Oktober 2009 23:41:49 WIB

Adalah fakta, jika sihir memiliki pengaruh, seperti dapat membunuh orang yang terkena sihir, dapat membuat seseorang jatuh sakit, sihair dapat memisahkan antara suami dan isteri, juga bisa menimbulkan perseteruan antara dua orang yang bersahabat dan berkasih-sayang. Demikian ini termasuk salah satu aqidah Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Yaitu meyakini bahwa pengaruh sihir benar-benar nyata dan ada. Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat sihir dan jenis-jenisnya, tetapi mayoritas ulama Ahlu Sunnah wal Jama'ah berpendapat, sihir dapat memberikan pengaruh langsung terhadap kematian orang yang disihir, atau membuatnya jatuh sakit, tanpa terlihat tanda-tanda lahiriyah yang menyebabkannya. Sebagian lainnya -yakni dari kalangan ahli filsafat dan kelompok Mu'tazilah- mereka mengklaim jika sihar hanyalah khayal (ilusi) belaka. Pengingkaran terhadap pengaruh sihir ini merupakan keyakinan ahli kalam dari kalangan Mu'tazilah. Keyakinan tersebut bertentangan dengan al Qur`an, Sunnah, Ijma' dan akal sehat. Ketika menjelaskan ushul i'tiqad (pokok-pokok keyakinan) Ahlu Sunnah wal Jama'ah, Abul Hasan al Asy'ari t mengatakan: "Kami meyakini, sihir dan tukang sihir benar-benar ada di dunia ini. Dan kekuatan sihir merupakan kenyataan".

Keberkahan Bumi Syam

Minggu, 4 Mei 2008 08:58:33 WIB

Tidak kurang lima ayat yang menetapkan keberkahan bagi Syam. Di antaranya : "Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia". (al Anbiyaa`/21:71). Ibnu Katsir berkata,”Allah memberitahukan tentang Ibrahim yang diselamatkan dari api buatan kaumnya, dan membebaskannya dari mereka dengan berhijrah ke Negeri Syam – tanah suci”. Allah berfirman : "Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu". (al Anbiyaa`/21:81). "Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman". (Sabaa`/34:18). Pada penjelasan ayat telah disinggung secara sepintas tentang keberkahan tersebut. Dan lebih lanjut, di antara keberkahan Syam juga disebutkan dalam as Sunnah. Syam menjadi tempat tinggal banyak nabi. Dari Nabi Ibrahim, yang hijrah ke Syam, Nabi Luth, Nabi Ya’qub, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lainnya. Dan akhirnya, Allah menjadikannya sebagai milik umat Muhammad setelah bangsa Yahudi menempuh jalan kesesatan.

Pahala Menepati Janji

Rabu, 13 Februari 2008 14:46:54 WIB

Dengan demikian kita mengetahui, bahwa mengingkari janji merupakan bagian dari karakter kaum munafiqin. Sebaliknya, menepati janji termasuk sifat kaum mukminin. Begitu pula pribadi yang melekat pada diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau ialah seorang yang benar dengan janjinya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berjanji, melainkan pasti menepatinya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah memuji Abul-'Ash bin ar-Rabî', suami dari Zainab. Kata beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Abul-'Ash bin ar-Rabî': "Dia telah berbicara kepadaku dan berkata jujur, berjanji kepadaku dan menepatinya". Sikap menepati janji ini termasuk salah satu faktor yang telah mengangkat derajat Nabi Ismâ'îl Alaihissalam, sehingga berhak disebut dalam al-Qur`anil-'Azhîm. Mengapa Nabi Ismâ'îl diistimewakan dengan sanjungan ini, bukankah tidak ada nabi yang memiliki sifat mengingkari janji? Jawabnya, sifat menepati janji melekat pada semua nabi. Secara khusus dikaitkan kepada Nabi Ismâ'îl sebagai bentuk tasyrîf (kemuliaan) beliau, lantaran besarnya cobaan yang harus dialami beliau Alaihissalam untuk menepati janjinya, yang tidak terjadi pada nabi-nabi lainnya. Sifat ini termasuk kebiasaan yang dipuji oleh bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya.

Tafsir Surat An-Nashr

Jumat, 20 April 2007 15:36:47 WIB

Selanjutnya, Ibnul ‘Arabi rahimahullah berkata: “Semua itu ada pada diriku begitu banyak. Adapun Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, (beliau) terbebas darinya. Hanya saja, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menganggap (amalan) pribadinya sedikit, lantaran begitu besarnya curahan nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada beliau. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam memandang "kekurangan" dalam menjalankan hak kenikmatan tersebut (dengan beribadah) sebagai dosa-dosa. Sementara dosa-dosaku, aku lakukan dengan penuh kesengajaan, tak acuh, dan merupakan pelanggaran yang nyata. Semoga Allah l masih sudi membuka pintu taubat dan menganugerahkan perlindungan dengan karunia, kemurahan dan rahmat-Nya, tiada Rabb selain-Nya”. Al Imam al Qurthubi, selain mengemukakan alasan senada di atas, beliau juga membawakan beberapa keterangan lain. Bahwa maksud permohonan ampunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ialah: (1) Memintakan ampunan bagi umatmu. (2) Istighfar merupakan ibadah yang harus dikerjakan, bukan untuk memohon ampunan, akan tetapi untuk ta’abbud (ibadah). (3) Untuk mengingatkan umat beliau, agar jangan merasa aman (dari dosa) sehingga meninggalkan istighfar.

Tafsir Surat Yasin Ayat 12

Selasa, 17 April 2007 10:06:51 WIB

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). Ayat yang tertera di atas, masih ada hubungannya dengan ayat sebelumnya yang berbunyi : Sesungguhnya kamu hanyalah memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya. Maka berilah dia kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. Ada dua hal yang menyatukan kedua ayat tersebut. Pertama : Setalah Allah menceritakan kondisi orang yang mampu mengambil manfaat dari peringatan Rasulullah dan juga keadaan orang yang menutup telinga darinya (dalam ayat sebelumnya), maka dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa mereka semua akan hidup kembali setelah kematiannya, dan akan mendapat balasan sesuai dengan amalannya. Oleh karena itu, hubungan antara keduanya sangat jelas. Sebab ayat ini mengandung kabar gembira bagi orang mukmin yang menerima dakwah dan juga sekaligus berisi peringatan serta ancaman bagi orang-orang menentang.

First  Prev  1  2  3  4  5  6  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin