Kategori Bahasan : Manhaj

Ketentuan Dasar Dakwah Salafiyah

Sabtu, 25 Desember 2010 22:10:08 WIB

Dakwah salafiyah melakukan tasfiyah (pemurnian) terhadap Islam dari semua kebid’ahan, khurafat, kerancuan, pemikiran sesat dan falsafat yang tidak Allah terangkan. Dakwah salafiyah melakukan tazkiyah (pensucian) terhadap jiwa kaum muslimin agar mereka beruntung. Allah berfirman: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". Dakwah salafiyah mengambil ilmu yang murni, dari sumber yang murni dan menyampaikannya (ilmu) dalam keadaan murni. Karena ilmu jika tercampuri hadits-hadits dhoif (lemah) dan palsu, aqidah yang menyimpang lagi bathil, falsafat, kerancuan dan sampah pemikiran manusia, maka ilmu itu akan menjadi racun yang mematikan aqidah, pemikiran dan manhaj mereka dan akan memutuskan jalan mereka mencapai keridhoan Allah. Tasfiyah (pemurnian) dan tazkiyah (penyucian jiwa) merupakan keistimewaan dan sendi-sendi dakwah ini. Madrasah al-Imam Mujadid zaman ini al-Albaniy telah melaksanakan peran yang cukup baik dalam hal ini sebagai lanjutan dari madrasah salafiyah pertama sejak zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya sampai zaman ini dan sampai hari kiamat nanti. Dakwah salafiyah memperhatikan ilmu dan ulama, karena asas perbaikan agama hanya bisa tegak dengan ilmu. Sehingga lima ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak beliau berilmu dan memerintahkan beliau membaca.

Ruju Menuju Kebenaran

Minggu, 14 Nopember 2010 07:29:54 WIB

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah mengatakan, kibr (sombong), ialah meninggikan diri. Seseorang meyakini dirinya sebagai orang yang besar, kedudukannya di atas orang lain, dia merasa memiliki kelebihan dari orang lain. Kesombongan ada dua macam, bersikap sombong terhadap al-haq dan sombong terhadap makhluk. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan kedua macam sikap sombong itu dalam sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam : "(Yang disebut) bersikap sombong, ialah menolak kebenaran dan merendahkan manusia". Yang disebut ghamthun-nâs, yaitu merendahkan manusia, meremehkannya, tidak memandang manusia sedikitpun, dia melihat dirinya di atas mereka. Adapun batharul-haq, yaitu tidak menerima kebenaran dan menolaknya, serta berpaling darinya. Bahkan menolaknya, dikarenakan percaya terhadap diri dan pendapatnya sendiri. Sehingga menganggap dirinya lebih besar dari al-haq. Tanda-tanda bersikap sombong ini, yaitu seseorang yang didatangkan kepadanya dalil-dalil dari al-Kitab dan as-Sunnah, dan dikatakan kepadanya: "Ini Kitab Allah, ini Sunnah Rasulullah," namun ia tidak mau menerimanya, bahkan terus memegangi pendapatnya. Maka sikap seperti ini merupakan penolakan terhadap kebenaran. Kita memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla dari sikap tercela ini.

Hubungan Antara Aqidah Dan Syari'at

Rabu, 3 Nopember 2010 22:43:42 WIB

Secara bahasa, 'aqidah berasal dari kata al ‘aqdu. Artinya: mengikat, memutuskan, menguatkan, mengokohkan, keyakinan, dan kepastian. Adapun secara istilah, 'aqidah memiliki makna umum dan khusus. Makna 'aqidah secara umum adalah, keyakinan kuat yang tidak ada keraguan bagi orang yang meyakininya, baik keyakinan itu haq ataupun batil. Sedangkan 'aqidah dengan makna khusus adalah, 'aqidah Islam, yaitu: pokok-pokok agama dan hukum-hukum yang pasti, yang berupa keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para nabi-Nya, hari akhir, serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk, serta perkara lainnya yang diberitakan oleh Allah di dalam al Qur`an dan oleh Rasul-Nya di dalam hadits-hadits yang shahih. Termasuk 'aqidah Islam, yaitu kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukumnya yang pasti. Semuanya itu wajib diyakini dengan tanpa keraguan. Secara bahasa, syari'at berasal dari kata asy-syar'u. Yang memiliki arti: membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan. Adapun secara istilah, syari'at memiliki makna umum dan khusus. Makna syari'at secara umum ialah, agama yang telah dibuat oleh Allah, mencakup 'aqidah (keyakinan) dan hukum-hukumnya.

Kaidah Memahami Al-Kitab Dan As-Sunnah

Jumat, 18 Juni 2010 16:08:33 WIB

Umat Islam memiliki modal yang sangat besar untuk bersatu, karena mereka beribadah kepada ilaah (Tuhan) yang satu, mengikuti nabi yang satu, berpedoman kepada kitab suci yang satu, berkiblat kepada kiblat yang satu. Selain itu, ada jaminan dari Allah dan RasulNya, bahwa mereka tidak akan sesat selama mengikuti petunjuk Allah Azza wa Jalla, berpegang-teguh kepada al Qur’an dan al Hadits. Allah Azza wa Jalla berfirman. "Maka jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta". Dalam menjelaskan kedua ayat ini, Abdullah bin Abbas berkata: “Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca al Qur`an dan mengikuti apa-apa yang ada di dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat”. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya".

Jalan Meraih Kekhilafahan Di Muka Bumi

Senin, 8 Februari 2010 16:14:17 WIB

Sesungguhnya 'ubûdiyah (penghambaan kepada Allah) memiliki hakikat dan kekuatan yang sangat besar dalam mewujudkan janji Allah bagi orang-orang yang beriman dalam meraih kekuasaan di muka bumi dan kejayaan beragama dalam kehidupan nyata. Barang siapa berkeinginan mencapai cita-cita yang dituju ini dan mengembalikan kemuliaan yang telah hilang itu, maka tidak ada pilihan kecuali menunjukkan bukti penghambaan secara benar itu. Dia harus mengetahuinya dan bagaimana mewujudkan penghambaan itu, sebelum ia ragu atau meragukan, atau menganggap lambat pertolongan Allah Azza wa Jalla. Janji Allah Azza wa Jalla pasti terjadi, tidak ada yang mampu menolak; kebenaran yang tidak bisa dipungkiri, karena merupakan janji Dzat yang tidak menyelisihi janji-Nya, dan ketetapan-Nya tidak pernah meleset dari orang yang telah berhak mendapatkannya. Allah Azza wa Jalla berfirman : "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi." Istikhlâf (menjadikan penguasa) merupakan janji Allah bagi orang-orang beriman pada setiap generasi sampai datang takdir Allah. Dia berfirman: "Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa

Meniti Ilmu di Atas Manhaj Salaf

Rabu, 9 Desember 2009 16:04:09 WIB

Inilah salah satu keistimewaan terbesar yang terdapat pada manhaj salaf. Manhaj ini dibangun di atas ilmu (pemahaman) agama yang benar, dan pengamalan yang baik. Seseorang yang benar-benar mengikuti manhaj ini, ia akan terbimbing dalam pemahaman agamanya, sehingga akan terhindar dari segala bentuk syubhat, sekaligus terbimbing dalam pengamalan ilmu tersebut sehingga terhindar dari segala bentuk syahwat (hawa nafsu). Dengan keistimewaan ini pula, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi pensifatan terhadap petunjuk yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam firman-Nya:"Kawanmu (Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) tidak sesat (dalam ilmu) dan tidak pula menyimpang (dalam amal)". Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala mensucikan petunjuk yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari dua kerusakan. Yaitu: adh-dhalâl (kesesatan), dan al-ghawâyah/al-ghayy (penyimpangan). Ini berarti, tedapat dua bimbingan sekaligus. Yaitu al-huda (bimbingan dalam ilmu dan pemahaman) dan ar-rusyd (bimbingan dalam amal). Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ialah seorang yang paling sempurna dalam memahami dan mengamalkan agama ini.

First  Prev  1  2  3  4  5  6  7  8  9  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin