Kategori Bahasan : Manhaj

Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Sebagai Perwujudan Konsekwensi Syahadatain

Rabu, 26 Januari 2011 14:12:41 WIB

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah(wafat th. 728 H) berkata, ”Kebahagiaan itu disebabkan karena mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Sedangkan kesesatan dan celaka disebabkan karena menyalahi petunjuk beliau. Sesungguhnya, setiap kebaikan di alam semesta ini, baik yang sifatnya umum atau khusus, sumbernya dari diutusnya Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam . Begitu juga semua kejelekan di alam semesta yang menimpa manusia, disebabkan penyimpangannya terhadap petunjuk Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak mengetahui apa yang dibawa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahwasanya kebahagiaan manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat disebabkan ittiba’ (mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam). Risalah kenabian dibutuhkan oleh seluruh makhluk. Kebutuhan mereka kepada diutusnya Rasulullah di atas seluruh kebutuhan. Diutusnya Nabi Muhammad merupakan ruh bagi alam semesta, cahaya dan kehidupan.” Beliau juga berkata,”Ar Risalah (diutusnya Rasulullah) merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk memperbaiki kehidupan seorang hamba dalam hidupnya ini di dunia dan juga kelak di akhirat. Sebagaimana seorang hamba, dia tidak akan baik untuk kehidupan akhiratnya melainkan dengan mengikuti risalah, yaitu risalah Nabi Muhammad.

Kewajiban Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam (2)

Selasa, 25 Januari 2011 22:58:12 WIB

Imam Abu Abdillah bin Ubaidillah bin Muhammad bin Baththah yang wafat pada tahun 387H dalam kitabnya al Ibanah pada juz pertama, berkata: “Wahai saudara-saudaraku, Abu Bakar ash Shiddiq, ash shiddiqul akbar, beliau takut apabila kesesatan menimpa dirinya. Kalau dia menyalahi sesuatu dari salah satu saja dari perintah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, bagaimana nanti akan ada satu zaman, yang orang yang ada di zaman tersebut, mereka memperolok-olok Nabi mereka, mereka memperolok-olok perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mereka berbangga menyalahi Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kita mohon kepada Allah dari ketergelinciran, dan kita mohon keselamatan dari amal yang jelek”. Kita sekarang berada pada abad ke-15 Hijriah. Ibnu Baththah yang hidup pada abad ke-4 Hijriah telah mengingatkan, bahwa nanti akan ada di tengah ummat Islam yang mencela Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan hal ini telah terbukti pada zaman sekarang ini. Dan yang membenci serta mencela Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan saja dari golongan orang-orang yang awam, tetapi juga para ustadz, da’i dan kyai. Jika mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, maka mereka wajib memenuhi konsekuensi dari kalimat tersebut, yaitu mereka wajib ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kewajiban Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam (1)

Senin, 24 Januari 2011 23:16:27 WIB

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah menjelaskan tentang orang-orang yang membenci dan tidak mau mengikuti Sunnah, tidak menyampaikan sabda-sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; di antara mereka ada yang sebelumnya telah hafal al Qur`an kemudian lupa, karena yang disampaikan bukan perkataan Allah dan perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi menurut pendapat fulan, sibuk dengan pendapat fulan. Kata Syaikhul Islam,”Wahai saudaraku, berhati-hatilah jika engkau membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau engkau menolak Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam karena mengikuti hawa nafsumu, atau membela madzhabmu, atau membela syaikhmu, membela gurumu, atau kalian menolak Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam karena engkau sibuk dengan dunia, mementingkan dunia, mengikuti syahwat. Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan ketaatan kepada seorang pun, melainkan taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kita wajib berpegang dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kalau seandainya seorang hamba menyalahi seluruh makhluk dan mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah tidak akan bertanya kenapa engkau menyalahi seluruh makhluk. Justru yang akan ditanya, kenapa seseorang tidak mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, tapi malah mengikuti madzhab, syaikh, guru (kyai). Jika ia mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, justru ini yang akan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat.

Kewajiban Mengikuti Al-Kitab Dan As-Sunnah Berdasarkan Pemahaman Salafus Shalih

Selasa, 4 Januari 2011 22:54:02 WIB

Memang tidak seorangpun merasa ragu bahwa barangsiapa berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah, berarti dia telah mendapatkan petunjuk yang lurus. Akan tetapi pemahaman manusia terhadap al-Kitab dan as-Sunnah ada yang benar dan ada yang keliru. Hal itu mengharuskan adanya rukun ketiga untuk menghilangkan perselisihan yang terjadi. Rukun ketiga itu adalah mengikatkan pemahaman khalaf dengan pemahaman salaf. Ibnul Qayyim berkata: “Perhatikanlah rahasia mengagumkan -lewat ungkapan yang lugas dan singkat- di balik penyebutan sebab dan akibat yang diperuntukkan buat tiga golongan tersebut. Karena sesungguhnya nikmat yang dianugerahkan pada mereka telah mengandung unsur nikmat hidayah yang berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh.“ Beliau berkata lagi: “Maka setiap orang yang lebih mengenal al-haq serta lebih mengikutinya, berarti dialah yang lebih berhak mendapatkan jalan yang lurus. Dan tidak ragu lagi bahwa sahabat-sahabat Rasulullah Radhiyallahu 'anhum yang paling berhak dengan status ini daripada kaum Rafidhah. Oleh karena itu Salaf menafsirkan ash-shirath al-mustaqim (jalan yang lurus) dan orang-orang yang berjalan di atasnya dengan Abu Bakar, ‘Umar, dan sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam perkara ini Ibnul Qayyim menetapkan bahwa orang yang paling dimuliakan Allah dengan nikmat-Nya berupa ilmu dan amal adalah sahabat-sahabat Rasulullah. Karena mereka menyaksikan turunnya wahyu, mereka pula yang menyaksikan petunjuk/tuntunan Rasul mulia, yang dengan petunjuk Rasululah itu mereka memahami tafsir yang selamat.

Manhaj Para Rasul Dalam Berdakwah Kepada Allah

Senin, 27 Desember 2010 11:26:11 WIB

Berdasarkan hal ini, kita melihat para nabi memulai dakwah mereka dengan tauhid. Mereka memulai dengan hal-hal yang mendasar (fondasi), tidak memulai dari atap karena orang yang memulai daari membangun atap sebelum fondasi, maka atap itu akan menjatuhi kepada mereka. Semua para nabi mengucapkan perkataan seorang nabi: Wahai kaumku, sembahlah Allah, kalian tidak memiliki tuhan selain Dia. Dalam hadits Mu’az yang telah lewat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajari Mu’az agar memulai dari yang terpenting. Jika seandainya ada seorang dokter yang hendak mengobati orang sakit dari penyakit yang sangat berbahaya, kemudian mengetahui penyakit lain pada diri si pasien, seperti filek atau penyakit ringan yang lain, lalu si dokter sibuk menangani penyakit ringan tersebut, sebelum menangani penyakit yang berbahaya itu. Jadilah dokter tersebut penipu pasien. Dokter tersebut membantu proses kematian pasien. Jika ada pasien menderita kekurangan darah, kemudian dokter memulai dengan mengobati luka yang ada pada jari jemari kaki pasien, maka jadilah dokter ini orang jahat dan berperan dalam kematian si pasien, jika sampai pasien itu mati. Karena kewajiban seorang dokter mengobati penyakit yang paling berbahaya serta mengancam kehidupan si pasien.

Menepis Syubhat (Kerancuan) Terhadap Salafiyah

Senin, 27 Desember 2010 07:38:08 WIB

Sebagian musuh dakwah Salafiyah menganggap bahwa menisbatkan diri kepada Salaf merupakan pengelompokan bid’ah. Hal itu sebagaimana menamakan diri dengan: Ikhwanul Muslimin, Hizbut Thahrir, dan Jamaah Tabligh. Mereka tidak tahu, bahwa Salafiyah adalah sebuah penasaban terhadap generasi terbaik. Yaitu generasi sahabat dan tabi’in, yang telah dipersaksikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kebaikan. Juga merupakan penyandaran terhadap umat yang ma’sum (terjaga dari kesalahan), yang tidak akan bersepakat di dalam kesesatan, umat yang telah diridhai oleh Allah. Dia berfirman: Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Sungguh jauh berbeda, antara orang yang menisbatkan diri kepada individu yang tidak ma’sum , bersikap loyal, dan fanatik terhadap seluruh perkataan dan pendapatnya, dengan orang yang menisbatkan diri kepada umat yang selamat dari penyimpangan dan kesesatan di saat munculnya banyak perselisihan. "Umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok. Semuanya di dalam neraka kecuali satu. Siapa dia wahai Rasulullah? Jawab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Mereka adalah orang-orang yang semisal dengan apa yang aku dan sahabatku berada di atasnya.

First  Prev  1  2  3  4  5  6  7  8  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin