Kategori Risalah : Do'a & Taubat
Rabu, 11 Januari 2006 08:20:25 WIB
Juraij adalah seorang laki-laki ahli ibadah, ia jadikan suatu bangunan untuk beribadah. (Suatu saat) ibunya mendatanginya sedangkan ia dalam keadaan shalat, ibunya berkata : “Wahai Juraij !”, maka Juraij (bimbang) dan berkata : “Ya Allah (aku memenuhi panggilan) ibuku ataukah (aku meneruskan) shalatku?” maka ia berketetapan meneruskan shalatnya, ibunya pergi. Keesokan hari ibunya mendatanginya lagi dan memanggilnya : “Wahai Juraij !”, maka Juraij (bimbang) dan berkata : “Ya Allah (aku memenuhi panggilan) ibuku ataukah (aku meneruskan) shalatku?” maka ia berketetapan meneruskan shalatnya. Keesokan hari ibunya mendatanginya lagi, dan memanggilnya : “Wahai Juraij !”,
Senin, 14 Nopember 2005 08:33:22 WIB
Segala puji bagi Allah, karena kaum muslimin terus-menerus melakukan hitungan dzikir yang diberkahi ini, mereka menghitungnya dengan jari-jemari kedua tangan atau tangan kanan saja, tanpa memerlukan alat lain, baik berupa kerikil, biji-bijian tasbih yang sudah diketahui maupun dengan alat-alat tasbih modern. Inilah yang sesuai dengan prinsip kemudahan Islam dan syari'atnya, dimana hukum Allah pasti sesuai dengan kemampuan hamba-Nya, meskipun status sosial mereka berbeda-beda. Dan ini merupakan metode syari'at yang diberkahi dalam pemberian kemudahan, sebagaimana Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan para Sahabatnya, untuk melihat awal dan akhir bulan (29 hari-pent.) atau menyempurnakannya (30 hari-pent.) dalam penentuan awal dan akhir suatu bulan, meskipun hal itu berhubungan erat dengan dua rukun Islam, yaitu: Puasa dan Haji. Allah juga tidak membebankan kepada hamba-hamba-Nya lebih dari itu, baik berupa hisab, mengamati bintang dan peredarannya.
Sabtu, 22 Oktober 2005 07:45:28 WIB
Doa ini termasuk syirik akbar, karena ia adalah berdoa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada yang mampu memberi kesembuhan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka meminta doa kepada selain Allah adalah syirik besar. Demikian pula meminta syafaat dari Rasulllah setelah wafatnya ini termasuk syirik besar. Karena kaum musyrik generasi pertama adalah penyembah para wali dan berkata, “Mereka adalah para pemberi syafaat untuk kami di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah mencela dan melarang mereka dari hal itu. “Dan mereka menyembah selain darpada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”
Kamis, 1 September 2005 07:27:22 WIB
Disyariatkan bagi seorang mukmin untuk berdo'a ketika shalatnya di saat yang disunnahkan untuk berdo'a, baik ketika shalat fardhu maupun shalat sunnah. Adapun saat berdo'a katika shalat adalah tatkala sujud, duduk di antara dua sujud dan akhir salat setelah tasyahud dan shalawat atas Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sebelum salam. Sebagaimana telah disebutkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau berdo'a ketika duduk di antara dua sujud untuk memohon ampunan. Telah diriwayatkan pula bahwa beliau berdo'a ketika duduk di antara dua sujud. Allahummagfirlii, warhamnii, wahdinii, wajburnii, warjuqnii, wa'aafinii.
Rabu, 27 Juli 2005 21:49:49 WIB
Ada suatu hadits dalam Shahihain dari Ibnu 'Abbas, ia berkata: "Dahulu kami mengetahui selesainya shalat pada masa Nabi karena suara dzikir yang keras". Akan tetapi sebagian ulama mencermati dengan teliti perkataan Ibnu 'Abbas tersebut, mereka menyimpulkan bahwa lafal "Kunnaa" (Kami dahulu), mengandung isyarat halus bahwa perkara ini tidaklah berlangsung terus menerus. Berkata Imam Asy-Syafi'i dalam kitab Al-Umm bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengeraskan suaranya ketika berdzikir adalah untuk mengajari orang-orang yang belum bisa melakukannya. Dan jika amalan tersebut untuk hanya pengajaran maka biasanya tidak dilakukan secara terus menerus.
Senin, 27 Juni 2005 16:26:51 WIB
Kami berharap anda memberi fatwa berkenan dengan adanya sekelompok orang yang berkumpul di masjid berdzikir kepada Allah dan berdzikir kepada Rasulullah dengan melafazkan dzikir-dzikir yang bertentangan dengan tauhid. Di antaranya mereka mengatakan secara serentak bersama-sama. “Bimbinglah aku wahai Rasulullah !” Diulang-ulangnya perkataan seperti itu. Kemudian pemimpin dzikir tersebut mengatakan, “wahai kunci harta karun Allah, wahai Ka’bah untuk meninggikan Allah, wahai Arsy tempat bersemayamnya Allah, wahai Kursi tempat Allah berpijak, kayakanlah kami. Wahai Rasulullah, engkaulah tujuan (kami). Wahai kekasih Allah, engkau, engkau wahai Rasulullah….” Dan lafal-lafal lainnya yang penuh dengan kesyirikan.
First Prev 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Next Last