Kategori Dakwah : Firaq
Kamis, 24 Januari 2008 01:03:11 WIB
Permulaan ketenarannya dimulai dengan seolah-olah membela Islam. Setelah ia meninggalkan pekerjaan kantornya, ia mulai mempelajari buku-buku India Nasrani, sebab pertentangan dan perdebatan pemikiran begitu santer terjadi antara kaum Muslimin, para pemuka Nasrani dan Hindu. Kebanyakan kaum Muslimin sangat menghormati orang-orang yang menjadi wakil Islam dalam perdebatan tersebut. Segala fasilitas duniawi pun diberikan kepadanya. Ghulam Ahmad berfikir, bahwa pekerjaan itu sangat sederhana dan mudah, mampu mendatangkan materi lebih banyak dari pendapatannya saat bekerja di kantor. Untuk mewujudkan gagasan yang terlintas dalam benaknya, maka pertama kali yang ia lakukan ialah menyebarkan sebuah pengumuman yang menentang agama Hindu. Berikutnya, ia menulis beberapa artikel di beberapa media massa untuk mematahkan agama Hindu dan Nasrani. Kaum Muslimin pun akhirnya memberikan perhatian kepadanya. Itu terjadi pada tahun 1877-1878M
Rabu, 23 Januari 2008 01:20:40 WIB
Peperangan di wilayah Libanon pada pertengahan 2006M seakan menorehkan kegetiran. Sebuah pertempuran yang konon "dimenangkan" oleh Hizbullah atas Yahudi telah menyihir kaum Muslimin, yang pada umumnya terpesona dengan kemenangan kelompok tersebut. Bahkan sebuah media massa Islam, edisi September 2006 dalam salah satu rubriknya, telah mengulas dan memberikan sanjungan terhadap Musa ash Shadr, salah satu tokoh Syi'ah yang memiliki benang merah dengan Hizbullah. Oleh karena itu, sebagai kaum Muslimin, kita harus waspada. Betapa tidak? Hizbullah yang merupakan pasukan milik kaum Syi'ah di Libanon itu, tentu tetap mengusung aqidah Syi'ah. Yang dalam perjalanannya, Syi'ah sangat memusuhi Ahlu Sunnah, atau kaum Muslimin secara umum. Semestinya kita bersikap kritis dan waspada, bukan justru tertipu dengan menyanjungnya. Tulisan berikut hanyalah mengungkap sedikit tentang Musa ash Shadr, yang merupakan tokoh penting sebagai pendahulu munculnya gerakan Syi'ah di Libanon yang kini populer.
Senin, 21 Januari 2008 02:00:01 WIB
Aliran Bahaiyyah ini, pertama kali muncul di Iran, negeri tempat asal agama Majusi dan Zoroaster. Daerah ini merupakan lahan subur tumbuhnya berbagai pemikiran batiniyah dan Syiah, juga ideologi sesat lainnya. Bila kita mencermati sejarah, akan nampak, bahwa mayoritas gerakan-gerakan yang menyimpang dan melakukan konspirasi yang merongrong kaum muslimin, banyak yang lahir di negeri tersebut, yang ditaklukkan oleh pasukan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Aliran Bahaiyyah ini digagas oleh kolonial Rusia dengan ditunggangi Zionisme internasional dan penjajah Inggris. Dari buruknya latar belakang penggagasnya, nampak jelas adanya niat buruk yang tersimpan, bahwa gerakan ini bertujuan merongrong aqidah kaum Muslimin, mencerai-beraikan kesatuan hati kaum Muslimin, yang kemudian memalingkan ummat dari perkara-perkara besar yang harus dihadapi umat. Penggagas aliran Bahaiyyah ini ialah Mirza Ali Muhammad Ridha Asy Syairazi (1819-1850 M). Saat berumur enam tahun, ia mereguk pengetahuan dari para juru dakwah kelompok Syikhiyah, sempalan Syiah.
Rabu, 4 Juli 2007 15:57:42 WIB
Jama’ah takfir wal hijrah merupakan bukti keberadaan Khawarij pada abad ini. Mereka menamakan diri Jama’atul Muslimin. Muncul di Mesir dan diprakarsai Syukri Musthafa, seroang mahasiswa fakultas pertanian di Asyuth (Universitas Asyuth). Pemikiran-pemikiran Khawarij menghinggapi pikirannya setelah ia dihukum sekitar tahun 1385H. Dia banyak mendapatkan paham ini ketika berada di dalam penjara, hingga sekitar tahun 1391H. Akhirnya jama’ahnya bertambah besar dan pemikirannya kian berkembang. Sikap mereka sangat berlebih-lebihan, hingga tokoh-tokoh mereke terbunuh setelah mereka menculik Dr Muhamamd Hussain Adz-Dzahabi. Saya tidak bermaksud menceritakan sejarah dan kejadiannya di sini. Hanya saja yang terpenting bagi kita perlu mengetahui dasar, ciri-ciri dan sikap mereka, serta sebab-sebab yang membuat mereka sebagai pengikut hawa nafsu (Khawarij).
Rabu, 30 Mei 2007 05:50:01 WIB
Para ahli hadits dan para penulis kitab Al-Jarh wa At-Ta’dil, para penulis sejarah serta penulis kitab-kitab tentang aliran-aliran telah sepakat tentang keberadaan tokoh keturunan Yahudi ini, dia ialah Abdullah bin Saba, yang juga berjuluk Ibnu Sauda. Peran yang ia mainkan telah menanamkan bibit kerusakan di kalangan orang-orang munafiqin dan orang-orang sukuisme serta orang-orang yang di dalam hatinya berakar hawa nafsu dan keinginan-keinginan buruk lainnya. Andullah bin Saba memperlihatkan keislamannya pada masa kekhilafahan Utsman. Dia juga mempertontonkan pribadi yang shalih, kemudian berusaha menjalin kedekatan dengan Ali. Jati diri Abdullah bin Saba diperselisihkan. Ada sebagian ulama tarikh yang menisbatkannya ke suku Himyar. Sementara Al-Qummi memasukkannya ke dalam suku Hamadan. Adapun Abdul Qahir al-Baghdadi menyebutnya berasal dari kabilah Al-Hirah.
Rabu, 3 Januari 2007 14:25:07 WIB
Firqah al Bathiniyah termasuk kelompok yang rusak, bejat dan jelek. Kejahatan dan permusuhannya kepada Islam terus dinampakkan oleh para pengikutnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah menyebutkan, betapa para pemimpin mereka memusuhi kaum Muslimin. Beliau rahimahullah menjelaskan, apabila mempunyai kekuatan, merekapun akan menumpahkan darah kaum Muslimin. Bila mereka lemah, maka mereka berusaha membuat siasat dan pertemuan-pertemuan rahasia untuk melawan kaum Muslimin. Sejarah telah membuktikan, tatkala mereka bisa menguasai daerah Bahrain, mereka terus membuat kerusakan yang nyata. Begitu juga tatkala berhasil masuk dan menguasai Mekkah -padahal kaum Muslimin sedang menunaikan haji- mereka banyak membunuh jamaah haji. Bahkan mereka memburunya layaknya memburu hama. Mereka melemparkan jasad-jasad kaum Muslimin ke dalam sumur zam-zam, ke pelataran masjid, atau dibiarkan begitu saja. Mereka mencongkel dan memboyong Hajar Aswad. Betapa banyak korban akibat kejahatan mereka. Begitulah, mereka selalu saja di barisan musuh-musuh Islam. Pada masa Perang Salib, mereka menjadi pembantu dan penopang kaum Nasrani.
First Prev 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Next Last