Kategori Fiqih : Shalat Jum'at

Tindakan Imam Memulai Shalat Sebelum Barisan Lurus Dan Rapat

Senin, 16 Agustus 2004 16:48:05 WIB

TINDAKAN IMAM MEMULAI SHALAT SEBELUM BARISAN LURUS DAN RAPAT

Oleh
Wahid bin ‘Abdis Salam Baali


Di antara imam ada yang mengatakan: “Istawuu wa’tadiluu (lurus dan rapatkan).” Dan setelah itu langsung takbir dan masuk shalat, padahal barisan masih bengkok bahkan bisa jadi masih terdapat barisan yang kosong (renggang). Lalu di antara para imam itu ada yang mengerjakan shalat dengan barisan yang berantakan dan tidak lurus. Dan ada juga di antara jama’ah yang masih terus meluruskan barisannya sampai imam sudah selesai membaca al-Fatihah.

Dan itu jelas kesalahan yang parah dari seorang imam. Seharusnya dia sendiri yang melurus-kan barisan atau mewakilkan kepada seseorang untuk merapikan dan meluruskan barisan. Dan baru setelah barisan lurus dan rapat, maka dia bisa mulai beri’tidal, bertakbir dan masuk shalat.

Yang demikian itu karena pelurusan dan pe-rapian barisan termasuk bagian dari shalat yang memang diperintahkan melalui firman Allah Ta’ala berikut ini:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ

“... Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar...” [Al-‘Ankabuut: 45]

Dan telah ditegaskan di dalam kitab ash-Shahiihain dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ.

“Luruskanlah barisan kalian, karena pelurusan barisan merupakan bagian dari penegakkan shalat.” [1]

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang merapikan dan meluruskan barisan sebelum memulai mengerjakan shalat.

Muslim telah meriwayatkan di dalam kitab Shahiihnya:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ يُسَوِّي صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ.

“Dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan barisan kami sehingga seakan-akan beliau meluruskan anak panah.”[2]

Dan dalam riwayat an-Nasa-i dengan sanad hasan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan barisan seperti meluruskan anak panah.[3]

Dan Muslim juga meriwayatkan di dalam kitab Shahiihnya:

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ اْلأَنْصَارِي z قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ J يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَـا فِي الصَّلاَةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا.

“Dari Abu Mas’ud al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memegang bahu kami ketika akan shalat seraya berucap, ‘Luruskanlah.’” [4]

[Disalin dari kitab kitab al-Kali-maatun Naafi’ah fil Akhthaa' asy-Syaai’ah, Bab “75 Khatha-an fii Shalaatil Jumu’ah.” Edisi Indonesia 75 Kesalahan Seputar Hari dan Shalat Jum’at, Karya Wahid bin ‘Abdis Salam Baali. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 723) dan Muslim (no. 433).
[2]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 436).
[3]. Shahih: Diriwayatkan oleh an-Nasa-i (no. 810).
[4]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 432).

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin