Kategori Fiqih : Nasehat

Nasehat Untuk Para Da'i Agar Menyelenggarakan Kajian-Kajian Di Seluruh Negeri

Jumat, 13 Agustus 2004 08:37:28 WIB

NASEHAT UNTUK PARA DA'I AGAR MENYELENGARAKAN KAJIAN-KAJIAN DI SELURUH NEGERI


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz



Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Kami minta perkenan Syaikh untuk memberikan motivasi bagi para da'i dan Thalib 'ilm (penuntut ilmu syar'i) agar mereka menyelenggarakan kajian-kajian dan ceramah-ceramah di seluruh pelosok negeri, karena pada kenyataannya, ada sebagian wilayah yang vakum, sedikit da'i dan malas serta enggannya sebagian penuntut ilmu untuk menyelenggarakan kajian-kajian dan ceramah-ceramah, yang mana hal ini mengakibatkan merajalelanya kebodohan dan tidak diketahuinya As-Sunnah serta merebaknya kesyirikan dan perbuatan-perbauatan bid'ah. Semoga Allah senantiasa menjaga dan memelihara Syaikh.

Jawaban.
Tidak diragukan lagi, bahwa kewajiban para ulama, di mana pun mereka berada, adalah menyebarkan kebenaran, menyebarkan As-Sunnah dan mengajari manusia serta tidak enggan atau sungkan untuk melakukannya. Bahkan wajib atas para ahli ilmu untuk menyebarkan kebenaran melalui kajian-kajian di masjid sekitar tempat tinggal mereka, walaupun mereka bukan imam masjid-masjid tersebut. Sementara para imam masjid pun wajib berdakwah, setidaknya melalui khutbah-khutbah Jum'at. Jadi masing-masing mereka wajib mempedulikan khutbah Jum'at dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Begitu pula ceramah-ceramah dan seminar-seminar, harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, hendaknya para praktisi dakwah menjelaskan perkara-perkara agama yang masih samar terhadap masyarakat, menerangkan tentang kewajiban-kewajiban terhadap sesamanya, baik itu tetangga maupun lainnya. Pokoknya, semua yang berhubungan dengan amar ma'ruf dan nahi mungkar serta mengajak ke jalan Allah, perlu disampaikan. Disamping itu, perlu pula menganut metode kelembutan dan hikmah dalam mendakwahi orang jahil.

Jika para ulama tidak angkat bicara, tidak menasehati dan tidak membimbing masyarakat, maka orang-orang jahil akan tampil berbicara, akibatnya mereka sesat dan menyesatkan. Telah disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan sekali pencabutan begitu saja dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mematikan para ulama, sehingga tatkala tidak ada lagi orang alim, manusia akan mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya (tentang ilmu) kemudian mereka pun memberi fatwa tanpa berdasarkan ilmu, sehingga (akibatnya) mereka sesat dan menyesatkan". [Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, kitab Al-Iman 100]

Semoga Allah menyelamatkan kita dan semua kaum muslimin dari segala keburukan.

Dari penjelasan tadi bisa diketahui, bahwa yang wajib atas para ahli ilmu di mana pun mereka berada, baik di kota maupun di desa, baik di negeri ini maupun di negeri lainnya, adalah mengajari manusia dan membimbing mereka sesuai dengan tuntunan Allah Azza wa Jalla dan RasulNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Saat menemukan kesulitan dalam hal ini, mereka wajib merujuk kepada Al-Kitab, As-Sunnah dan ucapan para ahli ilmu.

Seorang alim harus belajar hingga meninggal, yaitu belajar untuk memecahkan kesulitan yang ditemuinya, merujuk pendapat para ahli ilmu dengan landasan dalil-dalilnya, sehingga dengan begitu ia bisa memberi fatwa kepada masyarakat dan mengajari serta mengajak mereka berdasarkan ilmu yang mapan.

Sesungguhnya, manusia itu membutuhkan ilmu hingga ia mati, bahkan para sahabat Shallallahu 'alaihi wa sallam sekali pun. Jadi, setiap manusia harus menuntut ilmu, memahami agama, mengkaji dan mempelajari, mangkaji Al-Qur'an dan menghayatinya, mengkaji hadits-hadits yang mulia serta penjelasannya, dan mengkaji pendapat-pendapat para ahli ilmu, sehingga dengan begitu ia bisa mengambil manfaat dan mengetahui hal-hal yang selama ini tidak diketahuinya, bisa mengajari orang lain dengan ilmu yang telah dianugrahkan Allah kepadanya, baik itu dirumah, di sekolah, di kampus, di masjid dekat rumahnya, di mobil, di pesawat terbang, di mana saja, bahkan di tempat pekuburan saat menguburkan orang mati, yaitu saat selesai menguburkan, orang-orang diminta tinggal sejenak untuk kemudian diingatkan kepada Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maksudnya, hendaknya seorang alim menggunakan kesempatan di setiap tempat yang sesuai dan di setiap pertemuan yang layak, tidak menyia-nyiakan kesempatan, bahkan memanfaatkannya untuk memberikan peringatan dan menyampaikan dakwah dengan perkataan yang baik, tutur kata yang halus dan mantap, dengan tetap waspada agar tidak mengatasnamakan Allah tanpa ilmu. Wallahu waliyut taufiq.

[Majalah Al-Buhuts Al-Islmiyyah, edisi 36, hal. 127-128, Syaikh Bin Baz]

[Disalin dari bukuAl-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Amir Hamzah dkk, Penerbit Darul Haq]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin