Kategori Wanita : Konsultasi

Ibu Mertua Yang Emosional

Sabtu, 24 April 2004 09:15:39 WIB

IBU MERTUA YANG EMOSIONAL


Redaksi Yth
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamu’alikum. Saya pelanggan As Sunnah sudah tiga tahun. Masalah ana, ibu mertua selalu memikirkan harta dan merasa kesal jika melihat anaknya lebih banyak hartanya dari beliau, sehingga sering ‘ngambek’ dan mengamuk. Saya bingung dengan sifat beliau ini. Saya hidup bersama beliau baru dua bulan ini. Sebelumnya, kami tinggal lama secara terpisah di Batam. Apa yang harus saya lakukan agar beliau mendekatkan diri kepada Allah. Mengingat beliau gampang tersinggung. Terima kasih sebelumnya. Wassalam.
Ummu Azizah jkt 0813199xxx


Jawab :
Ummu Azizah yang dirahmati Allah,
Ibu mertua tetap berhak mendapatkan penghormatan dari menantu, meskipun kedudukannya tidak setinggi orang tua sendiri. Beliau wanita yang lebih tua dari anda, ditambah lagi, statusnya sebagai ibu suami anda. Tata krama dan sikap yang sopan pun mesti dipergunakan dalam berinteraksi dengannya, dalam komunikasi verbal, ataupun tindak-tanduk lainnya. Ringkasnya, tercermin pada bermuka manis , memberikan kebaikan dan menghindarkan dirinya dari gangguan. Manusia secara fitrah menyukai orang-orang yang bersikap baik dan pernah mencurahkan kebaikan untuknya. Sebaliknya, sikap buruk dengan perkataan yang kasar, dan tindakan yang menyakiti hanya akan menjauhkan anda dari ibu mertua. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Dan pergauilah orang-orang dengan cara yang baik”. [HR.At Tirmidzi no: 1987].

Seorang penyair melantunkan:

أَحْسِنْ إلَى الناسِ تَـْستَعْـبِدْ قلوبَهُم فطالَما اسْتَعـْبَدَ الإنْسَانَ إحْسَانُ

Berbuat baiklah kepada orang, niscaya kau dapat menggenggam hati mereka
Begitu sering perbuatan baik itu dapat menjerat orang-orang.

Demikian juga, perbaikan kondisi ibu mertua menuju pada keadaan yang lebih baik secara agama menjadi tuntutan orang-orang yang terdekat. juga semangat amar ma’ruf nahi mungkar sedapat mungkin ditegakkan, dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi.

Sebelumnya, ajaklah suami anda untuk berbincang-bincang mengenai ibunya untuk bersepakat dan berniat baik guna memperbaiki keadaan ibu. Tanya seluk-beluk tentang beliau, hal-hal yang disukai, dibenci, dan kebiasaan-kebiasaannya. Hal ini bisa menjadi bekal untuk memulai langkah dan. Mintalah suami anda untuk proaktif melakukan pendekatan secara personel kepada beliau. Sebab, ia adalah anak kandungnya, sehingga dimungkinkan –dengan kemudahan dari Allah-, akan lebih bisa diterima dibandingkan orang yang berasal dari ‘luar’.

Namun bukan berarti anda mesti pasif, tetaplah berusaha memberikan masukan kepada beliau saat beliau dalam keadaan tenang, ataupun senang. Tampakkan wajah yang disisipi dengan senyuman, juga perlihatkan pada beliau ungkapan hormat dan sayang anda, tidak ada niat bagi anda untuk merebut harta atau menyaingi kekayaannya. Katakan padanya, bahwa anda hanya menginginkan maslahat bagi beliau

إِنْ أُرِيدُ إِلاَّ اْلإِصْلاَحَ مَااسْتَطَعْتُ وَمَاتَوْفِيقِي إِلاَّ بِاللهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah, kepadaNyalah aku bertawakkal dan kepadaNya aku kembali”. [Hud : 88].

Kemudian dari situ, anda berusaha memilih kata-kata yang terbaik, bisa diawali dengan pujian dan ucapan rasa terima kasih kepada beliau atas perhatiannya selama ini. Allah berfirman:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Dan ucapkanlah kata-kata baik kepada manusia”. [Al Baqarah: 83]

Sebagian ahli tafsir menjelaskannya, ini tidak berlaku pada orang muslim, tetapi juga kepada orang yang kafir sekalipun. Sehingga kesabaran dan kata-kata yang baik tetap perlu menghiasi anda tatkala berinteraksi dengan ibu mertua, yang nota bene seorang muslimah...

Baru anda masuk ke dalam titik permasalahan dengan mengarahkan pembicaraan bahwa dunia ini fana, akan lenyap, tidak ada yang bermanfaat buat seseorang kecuali amalan yang pernah dikerjakannya. Demikian dalam masalah harta, yang terpenting adalah aspek keberkahannya. Kala harta itu berkah, akan berpengaruh baik pada keselamatan seseorang di dunia dan akhirat.

Apalagi harta yang dimiliki tidak akan dibawa serta dalam liang lahat. Justru yang memilikinya kelak adalah para ahli warisnya. Sedangkan orang yang meninggal tidak dapat menikmatinya, kecuali dari hasil harta yang telah ia infakkan di jalan Allah, yang berupa sedekah, waqaf, infaq, zakat dll.

Tatkala emosi beliau meluap, bukan tindakan bijaksana apabila anda ‘meladeninya’. Hal itu hanya akan meniup api dalam sekam, marahnya akan menjadi-jadi dan kesan beliau kepada anda juga akan kurang positif, meskipun posisi anda benar. Tonjolkan sikap pemaaf terhadap keteledorannya.

Seorang manusia tidak bisa hidup sendiri. Demikian juga ibu anda, pasti suatu saat cepat atau lambat akan membutuhkan anda dan suami. Apabila anda senantiasa menjaga sikap baik ketika berinteraksi dengan beliau, niscaya Insya Allah, beliau akan juga bersikap seperti itu saat minta pertolongan dari anda. Akan terselip rasa malu dari ibu bila ia bersikap buruk kepada orang lain yang ia butuhkan, sementara selama ini orang itu selalu berbuat baik kepadanya.

Dan sebagai piranti ampuh yang tidak boleh disia-siakan, anda bermunajat kepada Allah, untuk mendoakan kebaikan bagi ibu mertua anda, semoga Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati membukakan pintu hati beliau sehinnga berpenampilan dengan lebih baik dan berubah menjadi wanita yang berorientasi kepada akhirat.

Dengan akhlak yang baik dengan izin Allah, anda akan dapat merengkuh hati ibu mertua, yang pada gilirannya akan mempermudah akses anda untuk melakukan perbaikan pada beliau.

Segala tindakan baik yang anda niatkan karena Allah, niscaya Allah tidak akan menyia-nyiakannya.

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

"Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada dalam satu perkara kecuali akan mempercantiknya, dan tidaklah dicabut darinya kecuali akan mencorengnya" [HR. Muslim. 4698]

Namun, memang sebaiknya, anda sekeluarga tidak tinggal bersama mertua, demi kebaikan keluarga anda kecuali ibu mertua sudah sangat tua yang membutuhkan keberadaan orang lain. Dan anda memohon agar suami memahami permintaan anda untuk tidak tinggal bersama dengan ibu mertua.

Semoga Allah senantiasa mencurahkan taufikNya kepada anda sekeluarga.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XI/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin