Kategori Fiqih : Nikah & Talak

Permintaan Talak Isteri Karena Adanya Sebab-Sebab

Senin, 22 Maret 2004 07:05:35 WIB

PERMINTAAN TALAK ISTERI KARENA ADANYA SEBAB-SEBAB


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz



Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apa hukum permintaan cerai ketika hubungan antara suami dan isteri sudah tidak memungkinkan yang mana hal tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : Pertama, suami saya bodoh, dan tidak mengetahui hak-hak saya, dia pernah melaknat saya, orang tua saya, dan menyebut saya sebagai wanita Yahudi, Kristen dan Syiah Rafidhah. Tetapi dulu saya bersabar atas kelakuannya yang jelek untuk kemaslahatan anak saya. Tetapi setelah saya terserang sejenis penyakit tulang, saya menjadi lemah dan tidak mampu untuk bersabar menghadapi perlakuannya. Maka saya menjadi benci kepadanya, sampai saya tidak mampu hanya untuk berbincang-bincang dengannya, maka saya minta talak darinya tetapi ia menolak permintaan saya. Perlu diketahui, bahwa saya sejak sekitar 6 tahun berada di rumahnya untuk (mendidik) anak-anak saya dan dalam pandangan saya seperti wanita yang sudah tertalak atau orang asing. Tetapi ia menolak untuk bercerai. Saya berharap kemurahan hati Anda untuk menjawab pertanyaan saya. Semoga Allah selalu menjaga dan melindungi Anda.

Jawaban
Apabil keadaan suami anda seperti yang anda sebutkan, maka tidak salah untuk meminta talak dan tidak salah dalam pemberian talak, kamu membayar kepadanya harta agar ia menceraimu karena buruknya kelakuannya dan penganiayaannya terhadap anda dengan mengucapkan kata-kata yang jelek. Dan jika anda masih memilih bersabar dengan menasehatinya dengan susunan kata-kata yang baik dan mendo’akannya agar mendapatkan petunjuk, yang bertujuan untuk kebaikan anak anda dan adanya nafkah darinya kepada anda maka kami mendoakan agar anda mendapat pahala dan penyelesaian yang baik. Kami memohon kepada Allah agar ia mendapat petunjuk dan jalan yang lurus secara keseluruhan. Jika ia tidak shalat dan menghina agama maka ia kafir dan anda tidak boleh tetap bersamanya dan jangan memberi dia kesempatan menggauli anda karena penghinaan dan pengejekan kepada agama adalah kafir dan sesat serta murtad dari Islam menurut ijma’ ulama. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Katakanlah : ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman” [At-Taubah : 65-66]

Karena meninggalkan shalat adalah kafir yang paling besar. Walaupun dia tidak mengingkari kewajibannya menurut pendapat yang paling shahih di antara dua pendapat ulama. Karena di dalam kitab Shahih Muslim dari Jabir dari Abdullah Radhiyalllahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

“Artinya : Perbedaan antara seorang muslim dengan kafir dan syirik adalah meninggalkan shalat”

Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan para penyusun kitab Sunan dengan sanad yang baik dari Abu Buraidah bin Hasib Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

“Artinya : Perjanjian antara kami dan orang-orang kafir adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya maka sungguh ia telah kafir”

Pendapat-pendapat tersebut juga diperkuat oleh dalil yang lain baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang tidak Kami sebutkan. Dan hanya Allah tempat meminta pertolongan.

[Fatawa Mar’ah, 2/64-65]

PERMINTAAN TALAK TANPA SEBAB

Oleh
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Pertanyaan
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Tentang hukum wanita yang meminta cerai dari suaminya tanpa alasan yang diperbolehkan syara.

Jawaban.
Dari Tsaubani Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Wanita manapun yang meminta cerai suaminya tanpa alasan yang diperbolehkan syara maka haram baginya bau surga”.

Hal tersebut karena talak adalah perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah. Permasalahan berujung kepada talak hanya apabila memang dibutuhkan saja. Adapun apabila tidak diperlukan maka hal tersebut makruh hukumnya karena mengakibatkan bahaya yang tidak bisa ditutupi. Hal yang bisa dijadikan alasan bagi wanita untuk meminta talak adalah adanya pelanggaran hak-haknya yang mana membahayakan kehidupan bersama dengannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang baik atau menceraikan dengan baik” [Al-Baqarah : 229]

“Artinya : Kepada yang meng-ilaa istrinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudahan jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka bertetap hati untuk talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 226-227]

[At-Tanbihat, Syaikh Al-Fauzan, hal.56]

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Al-Jami’ah lil Mar’atil Muslimah, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Penyusun Amin bin Yahya Al-Wazan, Penerjemah Amir Hamzah dkk, Penerbit Darul Haq]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin