Kategori Risalah : Do'a & Taubat

Para Malaikat Mengucapkan “Aamiin” Ketika Seorang Imam Selesai Membaca Al-Faatihah

Rabu, 4 Juli 2012 17:26:30 WIB

PARA MALAIKAT MENGUCAPKAN AAMIIN KETIKA SEORANG IMAM SELESAI MEMBACA AL-FAATIHAH

Oleh
Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi


Banyak sekali nash-nash yang menunjukkan bahwa para Malaikat mengucapkan “aamiin” ketika seorang imam selesai membaca al-Faatihah.

Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:

1. Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا قَالَ اْلإِمَامُ (غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ) فَقُوْلُوْا: آمِيْنَ, فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ."

‘Jika seorang imam membaca: غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِيْنَ, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin,’ karena barangsiapa yang ucapannya itu bertepatan (sesuai) dengan ucapan para Malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.’” [1]

2. Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا قَالَ أَحَدُكُمْ آمِيْنَ وَقَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ فِي السَّمَاءِ آمِيْنَ، فَوَافَقَتْ إِحْدَاهُمَا اْلأُخْرَى غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Jika salah seorang di antara kalian mengucapkan ‘aamiin’, maka para Malaikat di langit mengucapkan ‘aamiin’, lalu yang satu tepat dengan apa yang diucapkan yang lainnya, [2] maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [3]

Beberapa hal yang dapat kita fahami dari kedua hadits ini bahwasanya para Malaikat mengucapkan “aamiin” di akhir bacaan al-Faatihah imam, dan makna dari kata آمِيْنَ (aamiin) adalah: “Ya Allah, kabulkanlah.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Dan lafazh آمِيْنَ termasuk isim fi’il, seperti lafazh صَهٍ, yang maknanya adalah ‘diam!’ Sedangkan makna آمِيْنَ (aamiin) menurut sebagian besar ulama adalah: ‘Ya Allah, kabulkanlah.’ Dan ada pula yang berpendapat tidak seperti itu, hanya saja semuanya kembali kepada makna tersebut.” [4]

Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Atha' bahwa kata آمِيْنَ adalah sebuah do’a. [5]

Karena diketahui bahwa para Malaikat memberikan syafa’at kepada orang-orang yang melaksanakan shalat di akhir pembacaan al-Faatihah imam, tegasnya para Malaikat mengucapkan: ‘Aamiin,’ yang maknanya adalah: “Ya Allah, kabulkanlah permohonan mereka.”

Dengan karunia-Nya, semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan mereka, aamiin. Allah-lah Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri.

[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do'aka Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Shahiih al-Bukhari kitab ash-Shalaah bab Jahrul Imaam bit Ta'-miin (II/266 no. 782).
[2]. Maksudnya, yang lainnya tepat serentak dengan apa yang diucapkan oleh yang lainnya ketika mengucapkan amiin, lihat Syarah an-Nawawi (IV/130).
[3]. Muttafaq ‘alaih. Shahiih al-Bukhari kitab al-Adzaan bab Fadhlut Ta'-miin (II/266), lafazh ini miliknya dan Shahiih Muslim kitab ash-Shalaah bab at-Tasbiih wat Tahmiid wat Ta'-miin, no. 410 (75), I/ 307.
[4]. Fat-hul Baari (II/262).
[5]. Shahih al-Bukhari kitab al-Adzaan bab Jahrul Imaam bit Ta'miin.


PERMOHONAN AMPUN PARA MALAIKAT BAGI ORANG-ORANG YANG MELAKSANAKAN SHALAT SHUBUH DAN SHALAT ASHAR SECARA BERJAMA'AH

Di antara orang-orang yang berbahagia dengan shalawat dari para Malaikat adalah orang-orang yang melaksanakan shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar dengan berjama’ah.

Di antara dalil untuk pernyataan tersebut adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh para Imam (yaitu Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

تَجْتَمِعُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ فِيْ صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ، قَالَ: فَيَجْتَمِعُوْنَ فِيْ صَلاَةِ الْفَجْرِ، قَالَ: فَتَصْعَدُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَتَثْبِتُ مَلاَئِكَةُ النَّهَارِ، قَالَ: وَيَجْتَمِعُوْنَ فِيْ صَلاَةِ الْعَصْرِ، قَالَ: فَتَصْعَدُ مَلاَئِكَةُ النَّهَارِ وَتَثْبِتُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ، قَالَ: فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي، قَالَ: فَيَقُوْلُوْنَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّّيْنِ.

“Para Malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari dan para Malaikat (yang menyertai hamba) pada siang hari berkumpul pada saat shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar. (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda: ‘Para Malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh, lalu para Malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari naik (ke langit) dan Malaikat (yang menyertai hamba) pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘Ashar dan Malaikat yang ditugaskan pada siang hari naik (ke langit), sedangkan para Malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka: ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’ Mereka menjawab: ‘Kami datang dan mereka sedang melaksanakan shalat dan kami tinggalkan mereka dan mereka sedang melaksanakan shalat, maka ampunilah mereka pada hari Kiamat.’” [1]

Imam Ibnu Khuzaimah memberikan bab pada hadits ini dengan judul: “Bab Penjelasan Tentang Berkumpulnya Para Malaikat Malam dan Malaikat Siang pada Waktu Shalat Shubuh dan Shalat ‘Ashar serta Do’a Para Malaikat bagi Orang-Orang yang Melaksanakan Kedua Shalat Tersebut dengan Berjama’ah.” [2]

Di dalam kitab Shahiihnya, Imam Ibnu Hibban memberikan bab pada hadits tersebut dengan judul: “Permohonan Ampun dari Malaikat Bagi Orang yang Melaksanakan Shalat ‘Ashar dan Shalat Shubuh dengan Berjama’ah.” [3]

Syaikh Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Banna berkata dalam penjelasan perkataan para Malaikat: (“Maka ampunilah mereka pada hari Kiamat”): “Artinya, bahwa para Malaikat memohon ampunan bagi mereka pada hari Kiamat.”

Ya Allah, jadikanlah kami semua termasuk golongan orang-orang yang berbahagia seperti mereka. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do'aka Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Al-Musnad (XVII/154 no. 9140), Shahiih Ibni Khuzaimah kitab ash-Shalaah (I/165 no. 322), al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban kitab ash-Shalaah bab al-Imaamah wal Jamaa’ah (V/409-410 no. 2061). Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan sanad hadits Imam Ahmad (lihat catatan pinggir kitab al-Musnad XVII/154). Syaikh Syu’aib al-Arna-uth menta'liq hadits Imam Ibnu Hibban dengan perkataannya: “Sanadnya shahih berdasarkan syarat perawi asy-Syaikhain dan diriwa-yatkan pula oleh Ibnu Khuzaimah di dalam Shahiihnya.” (Catatan pinggir kitab al-Ihsaan V/410).
[2]. Shahiih Ibni Khuzaimah (I/165).
[3]. Al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban (V/409)

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin