Kategori Risalah : Anak

Haram Murka Ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala Memberikan Kepadanya Anak-Anak Perempuan

Minggu, 4 Nopember 2007 05:28:46 WIB

HARAM MURKA KETIKA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA MEMBERIKAN KEPADANYA ANAK-ANAK PEREMPUAN [1]


Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat




Pada zaman jahiliyyah apabila terdengar suara tangis seorang anak perempuan kecil yang diseret bapaknya untuk dikubur hidup-hidup adalah hal yang biasa dan lumrah. Pemandangan yang sering dilihat oleh kedua mata dan di dengar oleh kedua telinga di zaman dimana manusia hidup dibawah naungan kegelapan-kegelapan jahiliyyah yang membawa hati-hati manusia menjadi keras melebihi kerasnya batu gunung. Oleh karena itu tidaklah aneh kerasnya hati seorang bapak yang mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Entah berapa banyak anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup tanpa dosa kecuali untuk menebus rasa malu dari bapak-bapak mereka yang merasa terhina di tengah-tengah kaum jahiliyyah hanya karena mereka mendapat anak perempuan!? Entah berapa banyak pula di zaman jahiliyyah itu muka-muka yang masam dan hitam bercampur kemarahan yang dalam ketika dikabarkan kepadanya bahwa istrinya telah melahirkan sorang bayi perempuan?

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

“Artinya : Dan apabila anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu ditanya [2] karena dosa apakah dia dibunuh?’ [At-Takwir : 8-9]

Artinya : Dan apabila salah seorang dari mereka diberi kabar gembira dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (marah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah, ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan berita buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah ! Alangkah buruk apa yang mereka tetapkan itu” [An-Nahl 58-59]

Cukuplah seorang itu berdosa ketika dia diberi kabar gembira dengan kelahiran bayi perempuannya, kemudian dia marah dan murka atau bermasam muka yang menunjukkan ketidak ridlaanya kepada pemberian Rabbul Alamin!? Alangkah besarnya dosa orang itu disebabkan.

Pertama : Dia membenci dan tidak ridla kepada rizki yang Allah berikan kepadanya berupa seorang bayi perempuan.

Kedua : Dia telah mengikuti akhlak dan sifat kaum jahiliyyah yang sangat membenci anak-anak perempuan sehingga mereka mengubur hidup-hidup bayi-bayi perempuan dan anak-anak perempuan mereka.

Terlalu banyak bapak-bapak muslim pada zaman kita hidup sekarang ini yang berakhlak seperti akhlaknya kaum jahiliyyah. Tidak sedikit di antara mereka ketika mendapat kabar gembira bahwa istrinya telah melahirkan sang bayi perempuan mereka menyesal, kusut mukanya dan tidak tampak kegembiraan di wajahnya, marah-marah dan lain-lain dari sifat jahiliyyah. Bahkan tidak sedikit para istri menjadi sasaran kemarahan suami dan mertuanya yang sangat menginginkan anak dan cucu laki-laki hanya karena si istri dan mantu ini dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melahirkan sang bayi perempuan!!?

Semua itu menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin iman dan ilmu. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Kuasa menentukan laki-laki atau perempuan dan manusia tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun juga!.

Perhatikanlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.

“Artinya : Dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mewakilkan di rahim (perempuan) seorang malaikat. Malaikat itu berkata : Ya Rabbi ! Ini nutfah (mani)! Ya Rabbi, ini ‘alaqah (darah)! Ya Rabbi ini mudlghah (daging)! Maka apabila Allah hendak menentukan menjadi makhluk (yakni manusia) Malaikat berkata ; Apakah laki-laki atau perempuan? Menjadi orang yang celaka atau berbahagia? Apa rizki dan ajalnya? Lalu ditulislah (ketentuan tersebut) di perut ibunya” [Hadits shahih riwayat Bukhari no. 318 dan Muslim 8/46]

Kenapakah kita tidak berkata seperti Imam Ahmad bin Hanbal setiap kali mendapatkan anak perempuan beliau selalu berkata.

“Artinya : Para Nabi itu mereka adalah para bapak bagi anak-anak perempuan” [3]

Ketika orang-orang jahiliyyah membenci anak-anak perempuan dan ketika umumnya orang tua selalu menginginkan anak-anak laki-laki maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahului menyebut perempuan ketika mereka membelakanginya. Firman-Nya : “Dan Ia memberikan kepada siapa yang ia kehendaki anak-anak perempuan”.

Kemudian agama pun menetapkan betapa besarnya ganjaran orang tua yang mengurus, merawat dan mendidik anak-anak perempuannya dengan ihsan sesuai dengan syari’at Rabbul Alamin!

[Disalin secara ringkas dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I – Th 1423H/2002M]
__________
Foote Note
[1]. Tuhfatul Maulud Fi Ahkaamil Maulud (bab II)
[2]. Yakni pada hari kiamat
[3]. Thfatul Maulud Fi Ahkaamil Maulud (bab II)

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin