Kategori Al-Masaa'il : Pemikiran

Ada Sebagian Orang Yang Bersikap Ekstrim Dan Tidak Meletakkan Permasalahan Pada Tempatnya

Minggu, 12 Februari 2006 15:40:30 WIB

ADANYA SEBAGIAN ORANG YANG BERSIKAP EKSTRIM DAN TIDAK MELETAKKAN PERMASALAHAN PADA TEMPATNYA


Oleh
Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan.





Pertanyaan.
Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan ditanya : Bagaimanakah hukumnya masyarakat yang didalamnya masih ditegakkan shalat dan syiar-syiar Islam lainnya, namun tidak berhukum dengan hukum-hukum Allah sekalipun mayoritas individunya menghendaki ditegakkannya hukum syar'i. Sebagai catatan, penggunaan istilah jahiliyah terhadap masyarakat Islam tersebut dijadikan sebagai alasan oleh sebagian orang untuk menjauhkan diri dari masyarakat dan membangkang pemerintah, serta dijadikan sebagai alasan untuk menggunakan kekerasan dan tindakan-tindakan lainnya sebagai konsekuensi vonis kafir yang dijatuhkan, seperti penghalalan darah, harta dan kehormatan orang lain !

Jawaban.
Seorang insan hendaknya selalu memperhatikan dampak dari setiap ucapan dan tindakannya terhadap orang lain. Jika istilah masyarakat jahiliyah yang diucapkannya lebih dari sekedar julukan biasa dan bermaksud untuk menjatuhkan vonis tertentu atas masyarakat tersebut yaitu vonis kafir dan wajib keluar dan menjauhkan diri dari masyarakat tersebut, maka jelas tidak benar dan merupakan maksud yang jelek. Dikhawatirkan amal pelakunya akan terhapus jika yang ia maksudkan adalah seperti diatas.

Dia ingin menetapkan bahwa istilah jahiliyah ini sama dengan jatuhnya vonis kafir. Sebagai konsekwensinya ia membangkang pemerintah dan berusaha menjatuhkan, menyerang dan menekan penguasa. Saya tandaskan : "Cara seperti ini bukanlah cara yang Islami, akan tetapi cara yang rusak yang disusupi maksud dan i'tikad jelek. Hal itu kelihatan dari beberapa sisi :

Pertama : Oknum-oknum yang melakukan perbuatan seperti itu dan yang menganggap masyarakat yang dijuluki sebagai masyarakat jahiliyah adalah masyarakat kafir yang wajib menjauhkan diri darinya walau apapun akibatnya, sangat jelas kelihatan bahwa mereka adalah :

Orang yang dikenal tidak punya hikmah, ilmu dan pengkajian tentang akibat buruk tindakan mereka.

Orang-orang yang mengasingkan diri dari masyarakat yang mayoritas atau bahkan seluruh penduduknya kaum muslimin. Sebenarnya tiada kuasa bagi mereka untuk menindak pelanggaran yang terjadi. Setelah menarik diri dari masyarakat merekapun menumpahkan darah kaum muslimin demi mewujudkan satu tujuan, yaitu menekan pengusa.

Merekapun menghalalkan darah kaum muslimin yang masih loyal kepada penguasa tersebut dan masih bekerja dalam jajaran pemerintahannya kendatipun mereka adalah kaum muslimin yang taat menegakkan shalat !

Mengapa mereka menghalalkan darah kaum muslimin ? Jawab mereka karena penguasa mereka tidak berhukum dengan hukum Allah dan memakai undang-undang buatan manusia. Dan disebabkan pemerintah membiarkan khamar dan zina terang-terangan tersebar di wilayah mereka.

Boleh jadi realita tersebut benar! Akan tetapi apakah penguasa itu yang memerintahkannya ? Apakah ia memaksa rakyatnya berbuat demikian ? Dari sisi lain, apa hasilnya membunuh dan menumpahkan darah kaum muslimin ? Padahal dalam hadits disebutkan.

"Artinya : Binasanya dunia dan seluruh isinya lebih ringan ketimbang tertumpahnya darah seorang muslim"

Orang-orang yang bertindak demikian tentunya tidak mempertimbangkan akibat tersebut.

Sebagaimana yang sudah dimaklumi bersama, pembangkangan tidak menghasilkan maslahat apapun. Kami menyarankan mereka supaya memperhatikan akibat perbuatan mereka, mulai mereka melakukannya hingga detik ini. Bukankah hasil yang dapat dilihat hanyalah kerusakan dan mudharat yang besar bagi umat dan bagi mereka sendiri ? Jelaslah mereka tidak memiliki kekuatan dan kemampuan yang seimbang dengan kekuatan yang mereka lawan !

Akibat perbuatan mereka, penguasa berubah memusuhi orang-orang shalih, para da'i dan yayasan-yayasan Islamiyah yang tidak ada hubungannya dengan tindak kekerasan tersebut.

Akan tetapi dalam hal ini penguasa tidak bisa mendeteksi dan membedakan niat masing-masing orang, mana yang bersalah dan yang tidak.

Yang jelas, bagi siapa saja yang memperhatikan dengan seksama tentunya mengetahui bahwa mudharat yang timbul akibat cara-cara seperti itu lebih besar daripada maslahat yang diharapkan !

Dan juga salah satu dampak negatifnya adalah terganggunya aktifitas dakwah. Pemerintah punya alasan untuk mengusir dan menekan para da'i disebabkan perbuatan orang-orang pandir yang memerangi menteri dan militer atau aparat pemerintah lainnya. Sehingga mereka menjadi bahan pembicaraan masyarakat dan menjuluki mereka sebagai teroris. Secara tidak sengaja mereka telah membangunkan musuh untuk melawan mereka. Dengan demikian musuh pun bebas membuat perangkap dan makar untuk menumpas setiap kebaikan yang ada pada mereka.


[Disalin dari kitab Muraja'att fi fiqhil waqi' as-sunnah wal fikri 'ala dhauil kitabi wa sunnah, edisi Indonesia Koreksi Total Masalah Politik & Pemikiran Dalam Perspektif Al-Qur'an & As-Sunnah, hal 24-38 Terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin