Kategori Bahasan : Manhaj

Memulai Dakwah ; Apakah Diawali Dengan Tauhid Atau Dengan Mentahdzir Terlebih Dahulu?

Minggu, 18 Desember 2005 08:19:48 WIB

MEMULAI DAKWAH APAKAH DIAWALI DENGAN TAUHID ATAU DENGAN MENTAHDZIR TERLEBIH DAHULU ?


Oleh
Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilaly
Syaikh Abu Ubaidah Masyhurah bin Hasan Salman




Pertanyaan.
Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilaly ditanya : Bagaiamana salaf memulai dakwahnya, apakah dimulai dengan tauhid atau dimulai dengan menjelaskan kepada para mad'u ; kelompok-kelompok yang sesat walaupun orang yang didakwahi tersebut sebenarnya belum paham tauhid?

Jawaban
Penjelasan mengenai kelompok-kelompok yang menyimpang dan sesat pada hakikatnya adalah dakwah kepada tauhid, sebab maksud dari dakwah tauhid sendiri adalah menyeru kepada tauhid dan meninggalkan syirik, dan sesuatu tidak akan diketahui kecuali dengan mengetahui lawannya ; dakwah untuk mengikuti jalan orang-orang beriman termasuk didalamnya dakwah untuk meninggalkankan jalan orang-orang yang mujrim, dakwah kepada sunnah mencakup dakwah menjauhi bid'ah, amar ma'ruf harus sejalan dengan nahi mungkar. Oleh karena itu dakwah dengan menjelaskan dan mentahdzir manusia dari kelompok-kelompok yang menyimpang ; yang memalingkan orang dari dakwah kepada tauhid dan manhaj yang benar merupakan essensi dari dakwah kepada tauhid. Penjelasan mengenai bahayanya dampak kelompok Jahmiyyah, Murjiah dan Khawarij dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan berbagai nama-nama yang diperbaharui dizaman ini adalah inti dari dakwah kepada tauhid.

Namun kesalahan fatal yang terjadi dalam hal ini terdapat dalam dua poin :

Pertama.
Kesalahan dengan melebihkan takaran dakwah kepada satu sisi saja dengan meninggalkan sisi lainnya tanpa ada kebutuhan. Contohnya seluruh materi dakwah yang disampaikan hanya mengungkap kelompok-kelompok sesat semata, tidak pernah disentuh materi mengenai iman, mengenai taqdir, mengenai masalah sifat dan permasalahan lainnya. Oleh karena itu jangan sampai kita lupakan masalah tauhid dan bagian-bagiannya. Adapun mengangkat satu sisi dalam berdakwah dan meninggalkan sisi lainnya akan berdampak negatif dan berbahaya bagi orang-orang yang diseru.

Kedua.
Kesalahan atau bahaya kedua yaitu tampilnya orang-orang yang menerangkan dan mentahzir kelompok-kelompok maupun jamaah yang sesat sementara dia sendiri tidak memahami manhaj mereka dan tidak paham manhaj salaf yang sebenarnya. Orang seperti ini memiliki peluang besar untuk memasukkan orang-orang yang benar ahlu al-haq kedalam gerombolan orang-orang yang sesat, tanpa basirah/ilmu dan tanpa ada rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala . Intinya orang yang berkompeten dalam masalah ini hendaklah dari kalangan ulama ar-Rasikhin ar-Rabbaniyyin yang paham memposisikan sisi mana yang lebih dibutuhkan orang-orang yang didakwahinya. Sebagai contoh jika penyembahan kepada kuburan tersebar dinegeri itu maka hendaklah dia memprioritaskan dakwah kepada tauhid dengan segala bagiannya, dengan mengkonsentrasikan dakwahnya mengenai bahayanya ibadah kepada kubur, jika kekurangan didalam para mad'unya mengenai masalah sifat maka da'i harus benar-benar mendahulukan dakwahnya kepada masalah sifat.


APA YANG HARUS DIDAHULUKAN TASFIYAH ATAU TARBIYAH ?


Oleh
Syaikh Abu Ubaidah Masyhurah bin Hasan Salman



Pertanyaan
Syaikh Abu Ubaidah Masyhurah bin Hasan Salman ditanya : Mana yang lebih didahulukan apakah tasfiyah baru tarbiyah atau tidak masalah untuk mendahulukan salah satu dari keduanya ?

Jawaban
Prinsipnya tasfiyah dan tarbiyah harus berjalan seiring, dalam syair dikatakan :"Seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya akan di azab sebelum para penyembah berhala". Sebab pada dasarnya orang yang belajar adalah untuk dapat diamalkan, barang siapa yang bertambah ilmunya dan tidak bertambah taqwanya maka hendaklah curiga dengan ilmunya. Manusia tidak sanggup untuk belajar dan menambah sesuatu ilmu kecuali jika Allah telah melimpahkan kepadanya sifat as-sidqu (kejujuran) dan amal sholeh, berkah dan beratambahnya ilmu seseorang itu jika dia berusaha
mengamalkan ilmu yang didapatnya.

Adapun yang membagi hidupnya kepada periode tertentu, periode tasfiyah dahulu baru tarbiyah atau sebaliknya, atau mengatakan : "aku sekarang dalam periode tazkiah maka aku tidak akan beramal hingga aku paham agama ini secara keseluruhan". Ini adalah keliru. Wajib bagi setiap orang setelah belajar langsung bersegera mengamalkannya mengejar ridho Allah subhanahu wa Ta'ala.


[Seri Soal Jawab DaurAh Syar'iyah Surabaya 17-21 Maret 2002. Dengan Masyayaikh Murid-murid Syaikh Muhammad Nashirudiin Al-Albani Hafidzahumullahu diterjemahkan oleh Ustadz Ahmad Ridwan , Lc]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin