Kategori Al-Qur'an : Ilmu

Mengompromikan Antara Dua Ayat Yang Berlawanan ?

Jumat, 19 Agustus 2005 16:14:15 WIB

MENJAMA' [MENGKOMPROMIKAN] ANTARA DUA AYAT YANG BERLAWANAN ?


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz



Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bagaimana kita menjamak (mengkompromikan) dua ayat ini :

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukanNya (syirik), tapi Allah akan mengampuni dosa lain selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki". [An-Nisaa : 48]

Dengan ayat.

"Artinya : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang bertaubat, beriman, beramal shalih kemudian tetap di jalan yang benar". [Thaha : 82]

Apakah kedua ayat tersebut berlawanan ?

Jawaban
Kedua ayat tersebut sama sekali tidak berlawanan. Karena ayat pertama menerangkan tentang orang yang mati dalam keadaan musyrik dan belum bertaubat. Orang seperti ini tidak akan diampuni oleh Allah dan tempatnya adalah neraka sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongnya". [Al-Ma'idah : 72]

Dan firman Allah.

"Artinya : Seandainya mereka berbuat syirik niscaya hapuslah seluruh amalan yang telah mereka kerjakan". [Al-An'am : 88]

Dan ayat-ayat yang semakna dengan ayat tersebut jumlahnya cukup banyak.

Adapun ayat yang kedua diulang dalam surat Thaha : 82 ! Menerangkan tentang orang-orang yang bertaubat, sebagaimana firman Allah yang lain.

"Artinya : Katakanlah : Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [Az-Zumar : 53]

Para ulama sepakat bahwa ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang bertaubat.

Sedangkan ayat.

"Artinya : Dan Allah akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki". [An-Nisaa : 48]

Ayat ini menerangkan tentang orang yang mati dalam keadaan maksiat tapi dia tidak musyrik. Orang seperti ini ketentuan akhirnya adalah ada di tangan Allah. Mau diampuni atau diazab, itu terserah kehendak Allah. Kalau toh akhirnya orang itu disiksa di neraka, maka dia tidak akan kekal di dalamnya, tidak seperti orang-orang kafir.

Hal ini; tidak seperti keyakinan orang-orang Khawarij dan Mu'tazilah serta orang-orang yang mengikuti langkah mereka. Mengatakan bahwa pelaku dosa besar akan kekal di neraka. Yang benar adalah orang-orang seperti ini akan dikeluarkan dari neraka setelah bersih dan hilang dosa-dosanya dan akhirnya dimasukan ke dalam surga. Hal ini berdasarkan hadits-hadits yang mutawatir dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang disepakati oleh para ulama salaf.

Mudah-mudahan Allah selalu menolong kita.

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Edisi Indonesia Fatawa Bin Baz II, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Terbitan Pustaka At-Tibyan]

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin