Kategori Fokus : Waqiuna

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Mu'awiyah Dan Pertikaiannya Dengan Ali

Minggu, 27 Desember 2009 07:33:37 WIB

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kelak akan muncul satu kelompok yang menyempal ketika terjadi pertikaian di antara kaum Muslimin. Kelompok itu akan diperangi oleh kelompok yang lebih mendekati kebenaran dari dua kelompok (yang bertikai itu)" Abu Zakaria an Nawawi berkata di dalam Syarah Shahih Muslim (VII/168): "Riwayat-riwayat ini secara tegas menjelaskan, bahwa Ali Radhiyallahu 'anhu berada di pihak yang benar. Sementara kelompok lain, para pengikut Mu'awiyah Radhiyallahu 'anhu tergolong kelompok yang menyempal, karena takwil keliru. Hadits itu juga menjelaskan, kedua kelompok tersebut tergolong mukmin, tidak keluar dari lingkaran keimanan karena perang tersebut, dan tidak pula disebut fasik. Itulah pendapat kami." Abul Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata di dalam Majmu' Fatawa (IV/467): "Hadits ini, secara tegas menunjukkan bahwa kedua kelompok yang berperang itu, yakni kelompok Ali dan orang-orang yang menyertainya, serta Mu'awiyah dan orang-orang yang menyertainya, berada di atas kebenaran. Dan sesungguhnya, Ali dan sahabat-sahabatnya lebih mendekati kebenaran daripada Mu'awiyah dan sahabat-sahabatnya". Ibnul Arabi juga mengeluarkan pernyataan senada dalam kitab al Awashim halaman 307.

Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Mu'awiyah

Sabtu, 26 Desember 2009 03:53:25 WIB

Di antara keutamaan Mu'awiyah, yaitu kedudukan beliau sebagai khalul (paman) kaum Mukmimin, sebab saudara perempuannya, Ummu Habibah Radhiyallahu 'anhuma, adalah isteri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Keutamaan beliau lainnya, adalah kedudukan beliau sebagai penulis wahyu Rasul Rabbil 'Alamin. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, yakni ketika Abu Sufyan Radhiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah: "Mu'awiyah aku angkat sebagai penulismu," Rasulullah menjawab,"Ya!". Beliau termasuk orang yang pintar dari kalangan umat ini. Ibnu Sa'ad meriwayatkan dalam ath Thabawat : "Affan bin Muslim meriwayatkan dari Wuhaib dari Daud dari Amir, ia berkata,'Hakim umat ini ada empat, (yaitu) Umar, Ali, Zaid dan Abu Musa Radhiyallahu 'anhum. Orang yang pintar (dari) umat ini ada empat, (yaitu) Amru bin al Ash, Mu'awiyah bin Abi Sufyan, al Mughirah bin Syu'bah dan Ziyad Radhiyallahu 'anhum". Khalifah Umar mengangkatnya sebagai Gubernur Syam, dan terus memegang jabatan itu pada masa kekhalifahan Utsman Radhiyallahu 'anhu. Beliau sangat pandai dalam mengendalikan pemerintahan, dan ahli dalam mengatur negara. Imam al Bukhari meriwayatkan dalam Tarikh-nya, dari Ibrahim bin Musa dan Hisyam bin Yusuf dari Ma'mar, ia berkata: "Saya mendengar Hammam bin Munabbih meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Belum pernah saya menemukan orang yang paling ahli dalam mengatur pemerintahan selain Mu'awiyah Radhiyallahu 'anhu"

Pesta Duka Di Hari 'Asyura

Kamis, 24 Desember 2009 08:02:09 WIB

Ibnu Katsîr rahimahullah berkata: "Setiap muslim akan merasa sedih atas terbunuhnya Husain Radhiyallahu 'anhuma. Sesungguhnya dia adalah salah seorang dari generasi terkemuka kaum muslimin, juga salah seorang ulama di kalangan para Sahabat, dan anak dari putri kesayangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia adalah seorang ahli ibadah, seorang pemberani dan pemurah. Tentang apa yang dilakukan Syiah (di hari 'Asyura) seperti bersedih-sedih dan berkeluh-kesah merupakan tindakan tidak pantas. Boleh jadi, itu mereka lakukan adalah karena pura-pura dan riya. Sesungguhnya ayah Husain ('Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu 'anhuma) jauh lebih afdhal (utama) darinya. Beliau juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Akan tetapi, mereka tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari berkabung layaknya hari kematian Husain Radhiyallahu 'anhuma (yang diperingati). 'Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu 'anhu terbunuh pada hari Jum'at saat keluar rumah mau melaksanakan shalat Subuh, pada tanggal tujuh belas Ramadhan, tahun 40 H. Demikian juga 'Utsmân Radhiyallahu 'anhu, beliau lebih mulia dari 'Ali Radhiyallahu 'anhu dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama'ah. Beliau dibunuh saat terjadi pengepungan terhadap rumahnya, pada hari tasyriîq di bulan Dzulhijjah, tahun 36 H. Beliau disembelih dari urat nadi ke urat nadi. Tidak pernah ada orang berduka di hari kematiannya.

Peristiwa Karbala Dalam Pandangan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Rabu, 23 Desember 2009 15:50:57 WIB

Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan dalam kitab Aqidah al-Wasithiyyah : "Ahlussunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat Radhiyallahu 'anhum. Dan mereka juga mengatakan: “Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat Radhiyallahu 'anhum (pertikaian atau peperangan) ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya (serta ada pula yang shahih-pen). Riwayat yang shahih. menyatakan, bahwa para Sahabat Radhiyallahu 'anhum ini ma'dzûrûn (orang-orang yang diberi udzur). Baik dikatakan karena mereka itu para mujtahid yang melakukan ijtihad dengan benar ataupun juga para mujtahid yang ijtihadnya keliru.” Ahlussunah wal Jama'ah memposisikan riwayat-riwayat ini. Ketiga riwayat ini bertebaran dalam kitab-kitab tarikh (sejarah). Dan ini mencakup semua kejadian dalam sejarah Islam, termasuk kisah pembunuhan Husain bin Ali Radhiyallahu 'anhuma di Karbala. Sebagian besar riwayat tentang peristiwa menyedihkan ini adalah kebohongan belaka. Sebagian lagi dhaif dan ada juga yang shahih. Riwayat yang dinyatakan shahih oleh para ulama ahli hadits yang bersesuaian dengan kaidah ilmiah dalam ilmu hadits, inilah yang wajib dijadikan pedoman dalam mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

Penyebab Terjadinya Bencana Dan Bagaimana Bantuan Salafiyyin Atas Musibah Ini ?

Senin, 5 Oktober 2009 22:30:24 WIB

Musibah-musibah yang terjadi menimpa umat ini, ada dua bentuk penyebab. Bisa merupakan hukuman atau penebus dosa. Jika merupakan hukuman, maka itu hukuman atas maksiat. Jika merupakan penebus dosa, maka sebagai penebus dosa terhadap pelaku maksiat. Ini menunjukkan, bahwa maksiat menjadi peyebab musibah-musibah yang menimpa umat. Oleh karena itu, maka orang yang berakal, ia berhenti dari (berbuat maksiat). Orang yang berbahagia adalah orang yang mengambil pelajaran. Dia mengambil pelajaran (musibah) yang menimpa orang lain sebelum menimpa dirinya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu "Artinya : Orang yang berbahagia adalah orang yang mengambil pelajaran dengan orang lain. Dan orang yang celaka adalah orang yang mengambil pelajaran dengan dirinya". Jadi, musibah-musibah itu diakibatkan dari perbuatan-perbuatan maksiat. Ini disebutkan dalam banyak hadits, di antaranya hadits 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhu , bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Artinya : Hai orang-orang Muhajirin; lima perkara, jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Alloh agar kamu tidak mendapatkannya.

Pentingnya Stabilitas Keamanan Dalam Islam

Rabu, 5 Agustus 2009 15:04:28 WIB

Keamanan dikumandangkan setiap individu, masyarakat dan negara. Sebab kehidupan mereka tidak akan normal, kecuali dengan terciptanya stabilitas kemanan. Ada sekian mekanisme yang ditempuh berbagai negara demi terciptanya keamanan. Sebagian negara mempraktekkan bahasa pukulan, penganiayaan dan memaksakan kehendak kepada rakyat demi mengais kemanan. Pendekatan ini dikenal dengan diktatorisme. Sebaliknya, ada negara mengira dapat meraih keamanan dengan melepaskan kendali dan membebaskan para penjahat dan orang-orang perusak norma dengan slogan liberalisme. Negara lain mencoba merengkuh keamanan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir dalam mendeteksi dan mengejar para pelaku kriminal. Cara-cara diatas tidak efektif. Sebab kemanan yang hakiki hanya akan terwujud dengan menghidupkan spirit totalitas penghambaan kepada Allah, menegakkan syari'at Allah, menebarkan qaidah yang benar dan penanaman moral Islam. Ini akan memberikan pengekangan pada jiwa.

First  Prev  1  2  3  4  5  Next  Last

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin